Welcome

Welcome to Black List...!!! We Shared the Story we made... enjoy it...!!!

P.S:
Sorry... this story is displayed in Indonesian Language...

EPISODE 6 -DAY LIFE- "Aku belum tahu apa Rencana Reventon..."

“Ah… Kiel…” kata Alciero. “Kenapa…?” kata Kiel. “Besok kan hari minggu… tolong ajak Arciela jalan-jalan.” Kata Alciero.

“Jalan-jalan…?” kata Kiel. “Saat kemarin jalan-jalan bersama Arciela, Reventon menculiknya…” kata Kiel.

“Sudahlah… aku yakin kali ini tidak akan terjadi lagi…” kata Alciero.

“…Oke…” kata Kiel. “Oke… selamat tinggal…!” kata Alciero. “Selamat tinggal juga…!” kata Kiel.

Esok harinya… Kamar Kiel… HP Kiel berbunyi…

“Aduh…. Sekarang… jam 7 pagi kan….” Kata Kiel. “Siapa sih, yang menelpon…”
“Halo… Kiel? Terima kasihnya mengajakku jalan-jalan hari ini..!” kata Arciela. “A…Alciero…..!!!!” kata Kiel dalam hati.

“Ah…Iya…” kata Kiel. “Jadi kita mau jalan-jalan ke mana?” kata Arciela. “Mana ku tahu….” Kata Kiel dalam hati.

“Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar, kalau sudah menemukan tempat yang menyenangkan kita ke sana…” kata Kiel.

“Oh..! Oke..!!” kata Arciela. “Oke… Aku mandi dahulu baru ku jemput ke rumah mu…” kata Kiel. “Oke…!” kata Arciela sambil menutup HP nya.

“Gawat… aku harus mandi dulu….” Kata Kiel. Kiel melompat dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Sekitar Pukul 8… Kiel sudah keluar dari rumah… memakan waktu 20 menit sampai ke rumah Arciela…
Sesampainya di rumah Arciela, Kiel mengetuk pintu rumah nya, Alciero membuka pintunya.

“Hai, Kiel..!!!” kata Alciero. “Hai….” Kata Kiel. “Kenapa bersuara kecil seperti itu?!!” kata Alciero. “Aku baru bangun tidur…” kata Kiel.

“Oh, Hai Kiel..!” kata Arciela keluar. “Kita sudah bersiap untuk pergi?”

“Ya, Ayo kita pergi..!” kata Kiel. “Oke…! Kakak, jaga rumah ya…!!” kata Arciela.
“Tenang saja Arciela..!!!” kata Alciero. “Kiel! Jaga adikku baik-baik ya..!!” kata Alciero.

“Tenang saja…” kata Kiel.
Mereka pun pergi berjalan-jalan menuju stasiun kereta.

“Kalau dipikir-pikir… aku baru pindah ke sini 3 bulan yang lalu…” kata Kiel. “Sebenarnya kota ini praktis, kendaraan umum nya pun nyaman dan murah…”

“Ya… makanya aku suka tinggal di Flansera… “kata Arciela.

“Lalu… setelah aku pindah ke St. Michael, sebenarnya mengubah hidupku…” kata Kiel. “Aku jadi terlibat dalam kegiatan Gang War…”

“Aku bertemu banyak orang… Kau, Vincent, Ford, Enzo, Ren, Jack, Gill, Reventon, dan yang lainnya…” kata Kiel.

“Hehehe…. Bicara tentang Jack… bagaimana dia selagi aku tidak ada?” kata Arciela.
“Jack…sejujurnya saja… dia bergabung dengan rencana Reventon…” kata Kiel.

“Oh..! Bahkan Jack juga terlibat dengan Reventon….” Kata Arciela.

“Iya…” kata Kiel. “Mau kuceritakan semuanya selagi kau tidak ada?”

“Boleh…!” kata Arciela. “Sambil jalan saja kau menceritakannya…”
“Setelah kau menghilang dari Eternal Park dan dibawa kabur oleh Reventon…” kata Kiel.

“Ah…! Kereta nya sudah datang…! Ayo kita naik keretanya…!” kata Arciela.
“Oke…” kata Kiel.

Mereka masuk ke dalam kereta yang masih tidak ada penumpangnya karena masih pagi…

“Setelah kau menghilang, banyak kejadian yang terjadi…” kata Kiel.
“Apa saja itu…?” kata Arciela.

“Yah… gara-gara Reventon… hidupku jadi kacau…” kata Kiel. “Kau pasti tahu ceritanya yang pada saat itu kau di tawan di gudang sekolah…”

“Aku hanya tahu sampai aku dibawa kabur oleh Reventon saja… setelah itu aku pingsan…” kata Arciela.

“Setelah aku sampai ke atas atap, salah satu anggota Shining Sanctuary mengkhianati Reventon, Ren Lighthalzen…” kata Kiel.
“Ren Lighthalzen, murid kelas kita?” kata Arciela.

“Iya… dia berkhianat dari Shining Sanctuary, dan memulai hidup tanpa Gang…” kata Kiel. “Setelah itu, Ren terus dikejar oleh Reventon di sekolah…”
“Ohh… Lalu?” kata Arciela.

“Yah… Saat itu aku dan Ren berniat untuk pulang sekolah tanpa les…” kata Kiel. “Pada saat itu, Vincent dan yang lain ikut kabur membantu aku dan Ren di tengah jalan…”

“Hihihi….” Kata Arciela “Lalu, bagaimana lagi ceritanya…?”
“Aku sudah duga… tidak akan mudah kabur… ternyata benar… ada Reventon yang menghadang…” kata Kiel.

“Reventon…?” kata Arciela. “Lalu, bagaimana selanjutnya…?”
“Reventon bercerita kalau Shining Sanctuary telah berubah menjadi Neo-Shining Sanctuary…” kata Kiel.

“Yang kemarin kau bicarakan kepada kakak ku itu?” kata Arciela.
“Iya… lalu di saat itu Aku dan yang lain bertempur sambil berlari melawan Neo-Shining Sanctuary dan Jack…” kata Kiel.

“Lalu? Bagaimana caranya kau bisa menang?” kata Arciela.
“Yah… dibilang menang juga tidak…” kata Kiel. “Ah…! keretanya berhenti…” kata Arciela.
“Oke, kita keluar…” kata Kiel.

Saat mereka keluar dari gerbong kereta, di pintu gerbong sebelah mereka, keluar sekelompok orang yang sangat ramai.

“Hoi…! Kiel…!” kata salah satu dari mereka. “Itu kan…. Ren….” Kata Kiel. “Vincent, Enzo, Ford, Ren… kenapa kalian ada di sini…?!!!”

“Hehehe…. Kami kan hanya di beri tiket secara gratis oleh orang yang menggunakan kacamata hitam dan masker flu ini...” kata Ren.

Kiel berjalan ke arah orang berkacamata hitam dan masker flu itu…

“Alciero….” Kata Kiel. “Kakak…!” kata Arciela. “Alciero…!!!” kata Vincent dan Ren.
“Hahaha…!! Hai, Vincent, Ren…” kata Alciero. “Mengapa kau ada di sini?” kata Vincent.

“Tidak apa-apa dong…!! Kalau aku di sini..!! Hahaha...!” kata Alciero. “Yah… tidak apa-apa lah… setidaknya ada orang lain…” kata Kiel.

“Kita mau ke mana sekarang…??!” kata Ford. “Bagaimana kalau ke taman bermain di sana?!” kata Alciero. “Sepertinya di sana seru..!!”

“Oke…!!!” kata yang lain. “Kau menentukan sendiri ingin ke mana…” kata Kiel. “Sudahlah Kiel, lebih asyik kalau ramai kan?” kata Arciela.

“Ya sudahlah… kita main sepuasnya…!! Ini masih pagi…!!” kata Kiel. “Awas kalau ada yang lelah…!!”

“Kau ingin menantang kami ya?!” kata Enzo. “Oke…!! Ku terima tantanganmu…!!!” kata Ren.

Mereka pun masuk ke dalam taman bermain itu, yang bertuliskan di papan “Surga Dunia”

“Oke… kita main apa dulu…?!” kata Kiel. “Bagaimana kalau itu saja…” kata Ren. “Pemenggal Kepala…”

“Nama wahana macam apa itu….” Kata Kiel. “Kau takut… Kiel…?” kata Ren. “Tidak…!! Oke…!! Aku terima…!!” kata Kiel.

Kiel dan yang lain pun menaiki “Pemenggal Kepala” itu… Setelah turun…

“Hoek…!!! Aku tidak mau naik itu lagi…!!” kata Kiel. “Mana Ren…?”

Ren keluar dengan terluka-luka…

“Ren?” kata Kiel. “Kenapa kau bisa terluka parah begitu?”
“Begini…” kata Ren. “Saat aku baru ingin memasang sabuk pengamanku… Jet Coasternya meluncur…”

“Jadinya… saat di belokan terakhir aku terpental depan pintu…” kata Ren.
“Ahahahaha…!!!” tawa Alciero. “Dasar… tertawa di atas penderitaan orang lain….” Kata Kiel.

“Maaf, Maaf….” Kata Alciero. “Aku hanya bangga pada salah satu penerusku yang orangnya kuat dan ceria…”

“Al…” kata Vincent. “Ketua terdahulu.…” kata Ren. “Sejak kapan aku punya panggilan Ketua terdahulu… seperti di film silat saja…” kata Alciero.

“Oke… Kita main lagi sekarang…!!!” kata Ren. “Lukamu bagaimana…?!” kata Kiel. “Biarkan saja…!!” kata Ren.

Mereka pun main wahana demi wahana sampai sore…
“Tidak terasa… sekarang sudah sore…” kata Kiel. “Enzo sampai muntah 4 kali…” kata Vincent. “Ford sudah pingsan 2 kali…” kata Enzo. “Ayo kita main lagi!” kata Arciela.

Kiel, Enzo, Ford, Ren, Vincent, berpikir dalam hati… bahwa “Wanita ini mengerikan…!!!”

“Kita istirahat sebentar dulu…” kata Kiel. “Ya… itu ide yang bagus…” kata Ren.
“Bicara tentang istirahat… Kita belum makan dari tadi siang…” kata Kiel.

“Oh iya… sudahlah… kita lampiaskan saja pada makan malam….” Kata Enzo.
“Benar juga kata Enzo… menurut perhitungan ku sekarang pukul 5 sore… sebentar lagi juga waktunya makan malam…” kata Ford.

“Apanya yang perkiraan… di depan mu ada Jam dinding tuh…” kata Enzo. “Aku tidak melihat jam nya…!!! Serius…!!” kata Ford.

“Sudah merasa baikan, semuanya?!” kata Alciero. “Kalau sudah, ayo kita main…!!”
“Oke…!! Kata Ren.

Mereka bermain lagi sampai waktu menunjukkan pukul 7….

“Aku lapar….” Kata Ren. “Aku juga…” kata Kiel. “Oke… kita makan dulu…” kata Alciero.

Mereka pun mampir ke suatu restoran…

“Mau pesan apa…” kata Alciero. “Hmm… lihat menu nya…”kata Kiel. “Daftar di menunya sedikit juga… hanya 13 jenis makanan yang ada di sini…”

“Pesan semua yang ada di sini 7 porsi dengan nasi 21…” kata Alciero.
“Banyak sekali pesanannya…” kata Ren. “Yah… aku juga belum makan dari kemarin malam…” kata Kiel. “Aku juga…” kata Vincent.

“Tapi… siapa yang bayar semua ini….” Kata Kiel. “Tenang saja Kiel…. Makanan di Flansera murah…” kata Alciero.

“Harga semuanya… 3 Vold.... (1 Vold : 25.000 Rupiah) ” kata Pelayan restoran. “Murah sekali…” kata Kiel. “Benar kan…?” kata Alciero.

“Karena semua barang di sini tidak ada yang mengimpor, semuanya mengambil dari hasil Negara sendiri… jadi barang-barang di Negara ini murah…” kata Alciero.

“Ho…” kata Kiel. “Makanan di sini pun disajikannya cepat” kata Alciero. “Kenapa kau tahu?” kata Kiel. “Karena…” kata Alciero. “Profesi ku adalah sebagai pengamat Flansera.” Kata Alciero.

“Pengamat Flansera?” kata Kiel. “Orang yang mengamati aktifitas Flansera dan dibayar pemerintah…” kata Alciero. “Hoo… pekerjaan mu seru juga…” kata Kiel.

“Silahkan makanannya….” Kata Pelayan. “Oh… Oke…” kata Alciero. “Meja kita jadi penuh…” kata Ford. “Sudah… kita makan saja…!” kata Alciero.

Mereka pun menghabiskan semua makanan itu di meja… sesudah itu… mereka pulang menaiki kereta yang sama… Vincent, Ren, Enzo, dan Ford, menaiki kereta jurusan yang lain.

“Perutku penuh….” Kata Kiel. “Ahahaha…!” kata Alciero. “Yang penting… kita sudah kenyang…!”

“Kiel…! Mampirlah dulu ke rumah ku…! Ada hal yang ingin ku bicarakan…” kata Alciero. “Ah.. Oke…” kata Kiel.

Sesampainya di Rumah Alciero & Arciela…

“Ugh… aku ke toilet dulu…!” kata Alciero.
“Sepertinya tadi pagi kita membicarakan masalah Reventon…” kata Kiel. “Oh iya… Aku sampai lupa… hehehe…” kata Arciela.

“Tadi kita sampai mana ya? Oh iya bagaimana kau bisa menang..!” kata Arciela.
“Sebenarnya di bilang menang juga tidak… tetapi kami kabur menaiki bis…” kata Kiel.

“Yang menarik lagi… Bis yang kami tumpangi itu bis yang dikemudikan oleh Ayahnya Jack.” Kata Kiel.

“Paman Greg?” kata Arciela. “Iya” kata Kiel. “Lalu? Bagaimana lagi ceritanya?” kata Arciela.

“Lalu… aku bertempur lagi… hari di mana akhirnya kau pulang ke rumah ini…” kata Kiel. “Sepertinya tidak perlu diceritakan..”
“Tapi, aku tidak tahu ceritanya…” kata Arciela.

“Oke… lagi-lagi aku melawan Jack dan Reventon… ditambah lagi… ada satu anggota Black List yang berkhianat, ditambah lagi… Guru kesenian, Lucy… ia juga terlibat dalam Gang War…” kata Kiel.

“Ibu Lucy…?!” kata Arciela. “Iya…” kata Kiel. “Lalu sesudah mereka kabur… aku pergi ke kelas 2-E…”
“Ah… Maaf, Maaf…” kata Alciero sehabis keluar dari Toilet. “Nah… Kiel… soal masalah yang ingin ku bicarakan…” kata Alciero.

“Huaahhmm…. Akibat dari kenyang, aku jadi mengantuk…” kata Arciela. “Aku tidur dulu ya…” kata Arciela.

“Oke…” kata Alciero. “Begini Kiel… soal yang kemarin malam kau tawarkan… bukannya aku menolak… tapi ada masalah tentang anggota yang lain… mereka sudah tidak mau terlibat lagi…” kata Alciero.

“Cih…” kata Kiel. “Kalau begini terus... Reventon bisa memenangkan Gang War ini…” kata Kiel.

“Sebenarnya ada yang bisa kita lakukan… kata mereka... kita harus buktikan kalau kita butuh mereka…” kata Alciero.

“Aku sudah bilang ke pada mereka, besok sesudah pulang sekolah tolong berkumpul di belakang sekolah…” kata Alciero.

“Jadi… besok sesudah pulang sekolah aku harus ke belakang sekolah?” kata Kiel. “Akan ku temani…” kata Alciero.

Besoknya… di sekolah…

“Arciela…!!!” kata murid di kelas. “Kau masuk sekolah juga akhirnya…!! Ke mana saja kau…!”

“Aku sakit kemarin… hehehe….” Kata Arciela. “Kenapa tidak lapor ke sekolah?” kata murid itu lagi. “karena aku tidak ada waktu.” Kata Arciela.

Bel masuk Sekolah berbunyi…

Pelajaran pertama… Matematika…

“Arciela Rozell..!” kata guru matematika. “Hadir pak..!” kata Arciela. “Oh..! Kau masuk juga…” kata guru matematika. “Berarti, yang belum masuk tinggal Jack Iceberg saja… ke mana dia sebenarnya…”

Menit demi menit menunggu, akhirnya bel sekolah berbunyi juga… Setelah keluar kelas, Kiel pun menunggu Alciero di gerbang depan…

“Ah… lama sekali dia….” Kata Kiel. “Yo..! Kiel..!” kata Alciero. “Maaf terlambat 2 menit 52 detik…!”

  “Tidak apa-apa…” kata Kiel. “Lalu, sekarang kita ke belakang sekolah?”
“Ya, tapi sepertinya mereka belum ke belakang sekolah…” kata Alciero. “Oke… kita ke belakang sekarang.” Kata Kiel.

Mereka pun ke belakang sekolah untuk memastikan anggota Shining Sanctuary sudah datang atau belum.

“Yo… Alciero.” Kata anggota Shining Sanctuary. “Yo…! Crush…!” kata Alciero. “Crush…? Aku merasa tidak enak di sini…” kata Kiel.

“Ya… sesuai topic yang ku bicarakan kemarin…” kata Alciero. “Bagaimana? Mau bergabung dengan kami?”

“Maaf, kami sudah tak ada hubungan lagi dengan Reventon maupun Shining Sanctuary.” Kata Alciero.

“A…Apa…?” kata Alciero. “Apa kalian akan membiarkan Reventon berhasil menjalankan rencananya?” kata Kiel.

   “Hei, anak baru…” kata Crush. “Memangnya… apa rencana Reventon?”
“Rencana Reventon itu…!!!....” kata Kiel. “Oh iya… selama ini… aku selalu bilang, rencana Reventon… tapi… aku sama sekali tidak tahu apa rencana Reventon…” kata Kiel dalam hati.
“Hei…!” kata Crush. “Kau terdiam?! Hahaha…!! Kau juga tidak tahu?! Rencana Reventon..!!”

“…. Iya… aku… juga tidak tahu…” kata Kiel. “Hahaha…!! Anak bodoh ini memang bodoh…!!” kata Crush.

“Kebetulan aku sedang bosan… ayo… Alciero…! Ayo bertempur…!” kata Crush. “He… aku juga kena….” Kata Alciero.

Crush dan anggota Shining Sanctuary yang lain pun menyerang ke arah Alciero. Tetapi Kiel menangkis serangan Crush.

“Aku tidak takut dengan tantangan mu…!” kata Kiel. “Ayo…! Maju…!”
“Dasar…! Banyak gaya…!!” kata Crush sambil memukul Kiel. Alciero menangkis serangan Crush.

“Hahaha…!! Menarik… Crush…!” kata Alciero. “Oke…! Maju…!!!” kata Crush.
Anggota Shining Sanctuary mengepung Alciero dan Kiel.

“Kepungan yang sangat teratur… masih sama seperti dulu…” kata Alciero. “Hajar…!!!” kata Crush.
Shining Sanctuary pun menyerang dengan serentak.

“Komando yang singkat dan jelas… Bagus, Crush…” kata Alciero. Alciero menendangi anggota Shining Sanctuary yang mengepungnya.

“Waw…” kata Kiel. “Tendangan yang hebat, Alciero… masih seperti dahulu, ya…” kata Crush. “Razor Alciero Rozell”

“Hahaha…. Julukan yang sudah lama tak kudengar…” kata Alciero. “Kiel…!”
“Oke…!” kata Kiel sambil memukul orang di belakangnya.

“Kau bisa urusi orang-orang itu kan Kiel? Aku tidak bisa menghajar mantan anggota Shining Sanctuary.” Kata Alciero.

“Kalau aku tumbang, jangan marah…!” kata Kiel. “Oke…! Oke…!” kata Alciero. “Sejak kapan aku menjadi sering memukul orang…” kata Kiel.

“Mau satu lawan satu..?” kata Alciero. “Satu lawan satu… pertandingan yang paling ku sukai…” kata Crush.

“Oke…!” kata Alciero. “Maju…!” Crush memukul Alciero, Alciero menangkisnya dan melontarkan tendangan, datangkis oleh Crush.

“Sudah lama aku tidak merasakan pertempuran yang mendidihkan darahku seperti ini…” kata Crush.
“Aku juga…” kata Alciero. “Huh… bukankah kau sudah menjadi pemeliharaan pemerintah..?!” kata Crush.

“Heh… mau kuceritakan sebuah cerita…?” kata Alciero. “Cerita tentang apa itu…?” kata Crush.

“Ada sebuah anjing jalanan yang cantik…” kata Alciero. “Ia hidup dengan mencari makanan di tempat sampah dan di jalanan.”

“Ternyata cerita anjing….” Kata Crush. “Pada suatu hari, turunlah hujan besar…” kata Arcielo. “Ia kedinginan dan bersembunyi di balik kertas kardus…”

“Tanpa dia inginkan… satu orang datang memegang anjing itu, dan membawa nya ke rumah...” kata Alciero.

“Lalu apa yang terjadi pada anjing itu?” kata Crush. “Anjing itu mendapatkan kehangatan, dengan menjadi peliharaan di rumah itu…” kata Alciero.

“Intinya… Anjing itu sama sekali tidak berencana untuk menjadi peliharaan… tetapi ia tidak bisa melawan takdir…” kata Alciero.

“Kau ingin menyamakan diri dengan anjing itu?” kata Crush. “Kurang lebih seperti itu… aku sama sekali tidak merencanakan bekerja untuk pemerintah.” Kata Alciero.

“Aku hanya mengikuti takdir-ku sebagai makhluk hidup, takdir yang tidak bisa dihindari…” kata Alciero.

“Karena takdirku seperti ini, aku tidak mau adikku menjadi sepertiku… aku berusaha memberikan mimpi yang direncanakan oleh Adikku…” kata Alciero.

“Tapi… adikmu sudah terlanjur terlibat jauh dengan Shining Sanctuary… dengan Reventon.” Kata Crush. “Oleh karena itu, aku ingin melawan Reventon.” Kata Alciero.

“Sebenarnya… aku tidak suka mengoceh…!” kata Crush. “Ayo..! bertarung….!”
“Heh… kau mau aku serius atau tidak?” kata Alciero. “Serius…!” kata Crush.

Di saat yang sama… Kiel….

“Gah…!!!” kata Kiel. “Andai ada Black List yang lain di sini…” kata Kiel. “Yo Kiel…!” kata Vincent. “Vincent…!” kata Anggota Shining Sanctuary.
“Sedang apa kau di sini…?” kata Vincent. “Kebetulan sekali…” kata Kiel. “Bantu aku menghajar mereka..!”

“Agak susah menghajar anggota Shining Sanctuary…” kata Vincent. “Kau sama saja seperti Alciero…” kata Kiel.

“Mati kamu….!” Kata anggota Shining Sanctuary yang masih kelas 1 sambil melempar batu ke arah Vincent. “Apa…? Anak kelas 1…? Berarti…”

Di saat yang lain Alciero dan Crush…

“Ugh…” kata Alciero. “Sudah lama… kau ternyata tambah kuat ya…”
“Kau belum serius kan…” kata Crush. “Alciero…”

“Heh… ketahuan juga…” kata Alciero. “Tenang saja… aku tidak akan babak belur karena Razor Kick mu itu…” kata Crush.

Crush mengeluarkan sarung tangan besi, dan memakainya di tangan.

“Ayo bertaruh…” kata Crush. “Sarung tangan ini dapat menahan Razor Kick mu itu atau tidak.”
“Oke…” kata Alciero. “Razor Kick…” kata Alciero sambil menendang Crush, Crush berhasil menahannya.

“Aku berhasil menahannya, Alciero…” kata Crush. “Huh…” kata Alciero. “Razor…! Razor..!” Alciero melakukan Razor Kick berkali-kali.

“Aku masih bisa menahannya….!!” Kata Crush. “Crusher Punch…!!” kata Crush sambil meninju Alciero dengan sarung tangannya.

“Ugh…!!!” kata Alciero. “Rasakan ini…!” kata Crush. “Crusher Punch…!!” Crush meninju Alciero lagi yang terjatuh.

“Razor…” kata Alciero sambil menendang Crush. Sayangnya, hanya menyerempet wajah Crush.
“Argh…!” kata Crush. “Debu ini…! Sialan..!”

Alciero melompat dan menendang Crush di atas udara. “Razor… EX…!!!” kata Alciero sambil menendang Crush.

“Tidak berubah hasilnya walau di tambah EX…!!!” kata Crush sambil mencoba menangkis tendangan Alciero.

“Hasil berubah…” kata Alciero. Sarung tangan besi Crush hancur. Tendangan Alciero tepat mengenai dada Crush sampai terpental.

“Fuh… aku menang…” kata Alciero. “Sebaiknya aku temui Crush…”

Saat yang sama… Kiel dan Vincent…

“Heh…” kata Kiel. “Akhirnya habis juga…” kata Vincent. “Tidak enak juga memukul bekas bawahan…”

Dari arah belakang, Crush terpental ke arah Kiel. “Bwagh…!” kata Kiel sambil terjatuh. “Lho? Ini Crush…!” kata Vincent.

“Tolong angkat dia, Vincent…” kata Kiel. “Oke-oke…” kata Vincent sambil mengangkat tubuh Crush.

“Yo…!” kata Alciero. “Alciero..! Kau menang?” kata Kiel. “Alciero..! Mengapa kau di sini?!” kata Vincent.

“Hehehe… aku kalah Alciero…” kata Crush. “Kau memang kuat seperti dulu… aku sangat bangga kepada mantan ketua ku…”

“Tentu saja dong… kalau tidak kuat… aku tidak akan menjadi pendiri Shining Sanctuary…” kata Alciero.

“Haha… Hei kau…” kata Crush. “Anak baru… Kiel, Aku bukannya membiarkan rencana Reventon berjalan dengan lancar… Tetapi… ia dibantu oleh N.N… kami tidak bisa melawannya…”

“Tetapi… kau tetap menjalankan kegiatan dengan nama Shining Sanctuary bukan?” kata Vincent.
“Iya…” kata Crush. “Apa…?!” kata Alciero. “Bukankah tidak boleh menggunakan nama Shining Sanctuary lagi…?!” kata Alciero.

“Aku… hanya tidak ingin Shining Sanctuary berhenti begitu saja… jadi aku diam-diam menjalankan kegiatan dengan nama Shining Sanctuary…” kata Crush.

“Kiel… aku tau tentang Black List dan cerita tentangmu…” kata Crush. “Aku tak bisa membantu… tetapi… aku ada suatu informasi…”

“Informasi?” kata Crush. “Heh… aku selalu mencari Info tentang Neo-Shining Sanctuary…” kata Crush.

“Hari ini…” kata Crush. “Ada persiapan persenjataan di sekolah nanti malam…”
“Persiapan persenjataan…?!” kata Kiel. “Iya… kegiatan itu dilakukan oleh Reventon dan yang lainnya… menurut informasi…” kata Crush.

“Kalau ingin mengetahui segala nya… ke sana lah… dan cari tau sendiri jawabannya…” kata Crush. “Jawaban untuk apa kau bertempur, sebenarnya dengan siapa, dan resikonya…”

“Aku sudah tahu kenapa aku bertempur… dengan siapa… dan resikonya…” kata Kiel.

“Aku tak bisa mundur lagi… aku harus menghancurkan rencana mereka… apapun itu…!! Mereka telah melibatkan orang yang tak bersalah…!” kata Kiel.

“Oke…!” kata Vincent. “Kita ke sana nanti malam…!”







“…”

“Aku harus menemukan rencana Reventon sebenarnya… dan akan menghancurkannya…!!!”

0 comments: