Welcome

Welcome to Black List...!!! We Shared the Story we made... enjoy it...!!!

P.S:
Sorry... this story is displayed in Indonesian Language...

EPISODE 7 -MONITOR- “Lihatlah…!”

“Nanti malam… Jam berapa mereka berkumpul?” kata Vincent. “Jam 8:30…” kata Crush.
“8:30?” kata Kiel. “Lagi-lagi harus meminta izin kepada orang tua…”

“Lalu…” kata Vincent. “Kita harus menghubungi Enzo dan yang lain.”
“Ya… “ kata Kiel. “Kita akan berhadapan dengan siapa? Mungkinkah Neo-Shining Sanctuary?”

“Kemungkinan besar melawan Neo-Shining Sanctuary, kita sudah melawan mereka berulang-ulang kali, tetapi tidak pernah mendapatkan hasil akhirnya…” kata Vincent.

“Ya… tetapi bagaimana dengan T.M? mungkinkah kita akan melawan mereka..?” kata Vincent.

“Haha..! Sudahlah…! Kita lihat saja nanti…!” kata Alciero. “Kau ikut?” kata Kiel. “Iya…! Hahaha…!’ kata Alciero.

“Oke… kita menunggu nanti malam…!!” kata Alciero. “Bersiap-siaplah dahulu ya…!”
“Oke…” kata Vincent. “Aku sudah menghubungi Ren, katanya dia sudah mau menghubungi yang lain.”

“Oke…” kata Kiel. “Setelah persiapan… kita hanya ada waktu untuk menunggu….”

Dan mereka pun pulang ke rumah masing-masing… dan menunggu waktu sampai malam… di rumah Kiel.

“Mungkin… aku akan bawa ransel yang cukup besar…” kata Kiel sambil membuka pintu gudangnya.

“Sepertinya senjata yang paling banyak digunakan adalah pistol… aku akan bawa cukup banyak.” Kata Kiel.

HandPhone Kiel berbunyi…

“Ah… HandPhone ku…” kata Kiel. “Halo..?” kata Kiel. “Halo Kiel…!!” kata Alciero. “Ah.. kenapa?” kata Kiel.

“Ah… tidak-tidak…!!! Sebenarnya, semenjak aku lulus, aku sudah tidak punya barang Gang War lagi, hanya sepatuku saja yang tersisa… Bawakan barang untukku ya..!” kata Alciero.

“Oke…” kata Kiel sambil menutup panggilannnya.

“Hmm… barang apa yang harus ku bawa?” kata Kiel. “Asal-asalan saja ah…” kata Kiel.
“Aku tidur dulu saja…!” kata Kiel. Kiel pun tidur lelap… sampai bangun jam 8:20…

“Huahhmm… nyenaknya tidurku…. Hah….?! Jam 8:20…!!” kata Kiel. “Aku harus cepat ke sana…!”
“Gawat… pasti yang lain sudah menunggu ku…!” kata Kiel.

Kiel pun berlari dengan cepat ke arah sekolah… sesampainya di sekolah…

“Lho…? Belum ada yang sampai ke sini…” kata Kiel. “Ini kan sudah jam…. 7:45…?? ”kata Kiel. “Aku salah lihat jam…!!!” kata Kiel.

“Bweh… aku harus menunggu di sini….” Kata Kiel. Kiel pun menunggu sampai waktu menunjukkan pukul 8:15…

“Kiel…!” kata Vincent. “Vincent… akhirnya kau sampai juga, aku sudah menunggu mu lama sekali…!” kata Kiel.

“Apa aku se-terlambat itu?” kata Vincent. “Tidak… sebenarnya aku datang pukul 7:45 karena salah lihat jam…” kata Kiel.

“Vincent…! Kiel…!!” kata Ren yang baru datang. “Kau datang juga Ren..!” kata Vincent.

Akhirnya, semua anggota serta Alciero pun datang…

   “Ya… kita sekarang sudah sampai di sini…” kata Vincent. “Sebenarnya apa yang mau kita lakukan di sini?” kata Ren.

“Malam ini, Shining Sanctuary akan mengadakan Persiapan Persenjataan…” kata Vincent. “Kita datang untuk menghentikannya… bicara tentang senjata, apa yang kau bawa Kiel?”

“Barang-barang dan senjata untuk malam ini..” kata Kiel. “Ho…” kata Vincent.

“Oke… kita bersiap…!” kata Alciero. “Masuk…!!!” kata Enzo sambil membuka pintu.
“Apa ini…?!” kata Kiel. “Meja-meja bertumpuk…!”
“Ini… seperti Labirin…” kata Alciero. “Labirin… Tapi ini kan hanya tumpukan meja…! Bisa di tembak…!” kata Enzo.

“Jangan…!” kata Vincent. “Kau bisa bayangkan? Jika meja-meja ini berjatuhan menuju kita…”

“Apa…?” kata Enzo. “Kita hanya bisa mengikuti jalan ini…” kata Vincent. “Ada apa di balik jalan ini…” kata Kiel.

Mereka pun berjalan menyelusuri labirin meja itu… akhirnya…

“Stop…!” kata Enzo. “Di depan ada jebakan…!”

“Jebakan…?” kata Ren. “Jebakan apa…?” kata Vincent. “Di depan ada beberapa benang tipis…” kata Enzo. “Jika kita berjalan menuju benang itu, meja-meja di sebelah kita akan berjatuhan.”

“Lalu bagaimana caranya kita melewati jalan ini?” kata Ren. “Hmm… kupikirkan dahulu..” kata Enzo.

Tiba-tiba dari belakang mereka, ada ledakan yang cukup besar.

“Argh…!!!” kata Enzo sambil terpental. “Meja-mejanya…!!!” kata Kiel. “Gawat….! Enzo mengenai benang tipis nya…!” kata Ren.

Meja-meja pun berjatuhan… hampir menimpa Enzo.

“Harusnya ada barang di sini…” kata Kiel sambil mengecek tas nya. “Ini dia…! Lempar…!!” Kiel melempar sesuatu dari tasnya.

Benda yang di lempar Kiel meledak dan membuat Meja-meja itu terpental ke arah sebaliknya.
“Bagus…!” kata Vincent. “Razor…!” Alciero menendangi meja-meja yang berjatuhan ke arahnya. Tiba-tiba terdengar suara
“Tindakan yang bagus…. Hai tikus-tikus malam…”

“Siapa itu…!” kata Ren. “I…Itu Jack…! Lihat monitor di atas…!” kata Kiel. “Benar, itu Jack…!” kata Vincent.

“Lihat sekeliling kalian… pasukan T.M mengepung kalian…” kata Jack. “Bagaimana kalau kita melakukan sedikit permainan.

“Permainan…?” kata Kiel. “Di sana ada 6 Pintu kan…? Masing-masing pilihlah satu pintu…” kata Jack. “Kiel, Ren, Vincent, Enzo, Ford dan Alciero…”

“Tapi tidak semudah itu….” Kata Jack. “Kalian harus mengalahkan pasukan T.M dan masuk ke pintu itu… dalam jangka waktu yang cukup singkat…”

“Ada apa di pintu itu…?” kata Kiel. “Kalau pintu yang kalian masuki tepat… Kau dapat menemuiku…” kata Jack. “Dalam waktu 30 menit…”

“Ada dua pilihan… jika kalian mengalahkan pasukan T.M terlebih dahulu… kalian akan aku beri tahu di mana pintu yang benar…” kata Jack.

“Oke…” kata Enzo. “Sepertinya menarik… kita lawan saja mereka…”
“Tribal Formation 2… Kepungan Piranha….!” Kata Jack. Serentak anggota T.M mengepung Kiel dan yang lain…

“Kelebihan T.M adalah bertempur dengan Formasi-formasi yang mematikan…” kata Ren. “Semua gerakan yang tidak sia-sia… menyerang dengan serangan yang efektif.”

“Serangan yang efektif…?” kata Kiel. “Semuanya…! Jika butuh sesuatu ada di dalam tas ransel ku…!”

“Ayo hajar mereka…!!” kata Enzo. “Aku juga membawa Machine Gun…! Tidak ada yang perlu dikhawatirkan…!”

“Oke..!” kata Kiel sambil mengeluarkan tongkatnya. “Kita lawan kepungan mereka…!!” kata Vincent.

Kiel dan yang lain pun melawan kepungan mereka dengan serangan…

“Tribal Formation 1…! Lingkaran Ledakkan…!” kata Jack. Anggota T.M pun melempar peledak

Kiel memukul sebagian dari peledak itu… dan meledak ke arah pasukan T.M.

“Bagus…!!!” kata Enzo. “Tembak…!!!” kata Vincent. “Oke…!” kata Enzo sambil menembaki anggota-anggota T.M.

“Ren…!” kata Kiel sambil melempar 2 pistol ke arah Ren.

   “Terima kasih, Kiel…!” kata Ren. Ren pun menembak dengan 2 pistol yang diberi oleh Kiel.
“Vincent…! Di belakang mu…!” kata Ren. “A..Apa..?!” kata Vincent. Vincent kena pukulan anggota T.M

“Inikah yang disebut kalah jumlah…? Inilah kelemahan Gang baru…” kata Jack. “Huwooo….!” Kata Kiel sambil memukul Anggota T.M

“Tribal Formation 2 bagian 2…! Serangan Piranha…!” kata Jack. Serentak, Anggota-anggota T.M menyerang Kiel dan yang lain satu per satu

“Cih…! Apa-apaan orang orang ini…!” kata Vincent. “Razor…! Razor…!” kata Alciero sambil menendangi anggota T.M.

“Cih…! Susah sekali dengan Machine-Gun bila dengan jarak sedekat ini…!” kata Enzo. “Kiel…! Pistolnya…!”

“Ini…!” kata Kiel sambil melempar pistol ke arah Enzo. “Terima kasih…!” kata Enzo sambil menangkap pistol itu.

“Tribal Formation 3…! Kehilangan Arah…!” kata Jack.

“Formasi macam apa lagi itu…!” kata Enzo. “Haaahh…!!!” kata Vincent sambil memukul Anggota T.M

“Mereka kabur…!” kata Kiel. “Cih…! Akan kukejar mereka…!!!”
“Mereka berlari ke arah pintu…!!!” kata Ren. “Cih…!!! Kita kejar…!!” kata Vincent.

Saat Kiel sudah sampai di dekat mereka, Anggota-anggota T.M itu pindah posisi ke belakang Kiel, dan menendang Kiel ke dalam pintu.

“Satu pintu telah di masuki orang…!” kata Jack.

“Cih…! Apa…!!!” kata Enzo. “Tribal Formation 4…! Kehilangan Barang…!” kata Jack. Anggota-anggota T.M berlari menuju Ransel Kiel.

Pintu yang di masuki Kiel mulai menutup, sebelum pintu itu menutup, Kiel menembak Ransel nya dengan pistol.

“Ransel itu meledak…!!” kata Vincent. “A…Apa…!!!” kata Anggota T.M. Anggota-anggota T.M pun tumbang.

“Akhirnya kalian berhasil juga ya…” kata Jack. “Tapi sayang… waktu tinggal 15 menit lagi…!”

“Kau janji akan mengatakan pintu mana yang benar kan…?!” kata Enzo. “Hahaha…! Tentu saja…! Pintu yang benar adalah… Semuanya…” kata Jack.

“Apa…?!” kata Enzo. “Aku tidak terlalu percaya orang ini…” kata Ren. “Bagaimana kalau kita berpencar saja…” kata Alciero.

“Benar juga kata Al…” kata Vincent. “Untuk memastikan bahwa pintu mana yang benar… sebaiknya kita Berpencar…”

“Menurutku…. Mungkin perkataan Jack tidak sepenuhnya salah…” kata Ford. “Kau bicara juga Ford…” kata Enzo. “Apa ada hal lain dibalik ke 5 pintu lain itu…?” kata Ford.

“Terserah kalian mau percaya atau tidak… waktu sudah tinggal 14 menit lagi… “ kata Jack. “Satu informasi lagi… monitor di seluruh sekolah sudah kuhubungkan dengan siaran ini… jadi kalian bisa melihat keadaan selanjutnya tentang game ini…”

“Kau terlalu memberikan kenyamanan untuk kami… ya sudah…. Kita harus cepat…!!” kata Ford.
Ford dan yang lain pun pergi ke pintu-pintu itu satu per satu…

Saat yang sama… Kiel…

“Cih….” Kata Kiel. “Gara-gara anggota-anggota T.M itu aku tidak mendengar pintu mana yang sampai tujuan…”

“Aku maju saja… jalan ini tidak ada pintu lain selain pintu yang ada di ujung sana…” kata Kiel.

Monitor yang ada di sebelah kiri Kiel menyala. “Waktu tinggal 13 menit lagi..!” kata Jack. “Monitor ini menyala…?” kata Kiel.

“Kita lihat keadaan di pintu-pintu lain…!!!” kata Jack. “Jack benar-benar seperti main-main… tidak seperti hari-hari sebelumnya…” kata Kiel.

Saat yang sama… Ford…

“Pintu-pintu di sini banyak sekali…” kata Ford. “Sepertinya di sini banyak perangkap… menurutku… pintu yang tidak ada perangkapnya hanya ini…!!” kata Ford.

Ford pun membuka pintu itu, di sana masih ada jalan panjang ke depan.

“Hehehe… sudah kuduga tidak ada perangkapnya…” kata Ford.
Ford pun berlari terus ke depan, tidak di sadari, kaki Ford mengenai benang.

“Benang apa ini…?” kata Ford sambil menarik benang itu.
Tiba-tiba sebuah anak panah meluncur ke arah Ford. “H…Huaaaa…!!!” teriak Ford.

“Cih…!!! Tidak sesuai perkiraan ku…. Tetapi, aku yakin ini jalan yang benar menuju tempat Jack…!” kata Ford.

Saat Ford berlari sampai ke ujung jalan, ada belokan ke kiri, Ford pun belok ke kiri. Ford pun menabrak seseorang.

“Akh…!! Kau kan…!!” kata orang itu. “Kau…!” kata Ford.

Beberapa waktu sebelumnya… Vincent…

“Hahaha….!!!” Kata Vincent. “Setelah melihat perjuangan rekan-rekan ku… sepertinya aku yang paling beruntung…!!!”

“Tidak ada banyak pintu, dan juga tidak ada jebakan…!!!” kata Vincent. “Aku jalan pelan-pelan saja….!!!”

Vincent pun berjalan langkah demi langkah, ketika sudah sampai di tengah perjalanan, Vincent menginjak sesuatu di lantai.

“Apa ini…?” kata Vincent. Tiba-tiba dari kiri dan kanan Vincent terjadi ledakan.
“Bah…!!!” kata Vincent. “Ternyata ada jebakan…!! Lari….!!!”

Selagi Vincent berlari, Vincent telah menyalakan banyak perangkap. Vincent pun menemukan belokan ke kanan, Vincent belok ke kanan.

“Aduh…!!!” kata Vincent yang menabrak seseorang. “Akh…!! Kau kan…!! Ford…!” kata Vincent. “Kau…! Vincent…!” kata Ford.

Di monitor di sebelah kiri Vincent dan Ford… Jack berbicara lagi.

“Waktu tinggal 9 menit lagi…!” kata Jack. “Kita lihat keadaan sekitar…. Kiel sendirian… Vincent dan Ford bergabung … Ren, Alciero, dan Enzo yang baru saja bergabung…!”

“Ren, Alciero, dan Enzo bergabung..?” kata Vincent. “Mereka pasangan yang paling enak…!”
“Tunggu Vincent… sekarang… bukannya tidak ada jalan lain…?” kata Ford.

“Oh iya…!! Gawat..!!” kata Vincent. “Tenang saja, Vincent… menurut perkiraan ku… coba kau hancurkan monitor itu…” kata Ford.
“Oke…!!” kata Vincent. Vincent pun menghancurkan monitor itu, Terlihatlah jalan.

“Ada jalan…?” kata Vincent. “Monitor ini diletakkan di balik jalan untuk menipu kita…” kata Ford.

“Oke… kita tidak ada jalan lain…?” Kata Vincent. “Hanya ini satu-satunya jalan yang tersisa.” Kata Ford. “Oke…! Kita maju…!!!” kata Vincent.

Sementara itu… Ren, Arcielo, dan Enzo…

“Huff….! Sepertinya hanya kita yang berkumpul bertiga…” kata Ren. “Semakin banyak semakin mudah…” kata Alciero.

“Bukan masalah banyak atau tidaknya…” kata Enzo. “Jika banyak perangkap di sini, seperti ruangan lainnya… kita paling terpuruk di sini…” kata Enzo.

“Hmph… Tenang saja Enoz… “ kata Ren. “Sial… namaku di balik balik… aku Enzo..!!” kata Enzo.

“Bercanda…” kata Ren. “Ren… Enoz…!” kata Arcielo. “Waktu tinggal 9 menit lagi..!! Ayo kita maju…!”

“Oke…” kata Enzo. “Aku Enzo…!!!”

Mereka pun berlari tanpa halangan membentang di depan mereka, hingga ia sampai di suatu lorong yang penuh monitor.

“Huh…! Untung saja kita bertiga…!” kata Alciero. “Kenapa…?” kata Enzo. “Lihat saja di depan…” kata Alciero.

“Anggota… T.M. kah…?” kata Ren. “Bukan… ini anggota terbawah N.N…” kata Alciero. “Berarti kemungkinan Gill dan guru kesenian itu ada di sini?” kata Enzo.

“Gill dan guru kesenian?” kata Alciero. “Ibu Lucy?”

“Oh iya… kau belum tahu…” kata Ren. “Ibu Lucy juga ikut bergabung dalam N.N…”
“Hoo…” kata Alciero. “Sebenarnya tidak aneh kalau dia ikut N.N…”

“Karena dia anggota Gang War?” kata Ren. “Ya… saat dia masih murid di sekolah ini…” kata Alciero. “Dia termasuk anggota gang yang sangat kuat”

“Mengapa ia sekarang menjadi guru?” kata Ren. “Karena dia ingin melestarikan Gang War…” kata Enzo. “Bukankah sudah pernah di beri tahu?”

“Oh iya…. Aku lupa tentang itu…” kata Ren. “Hei…. bukannya kita sedang bertempur…?” kata Alciero.

“B…Benar juga…!!” kata Ren. “Hajar…!” kata Alciero. “Razor….!”
Enzo mengeluarkan Shotgun-nya. “Matilah kalian…. Karena kami sedang terburu-buru…!!!” kata Enzo.

Karena ren hanya dapat menggunakan sebuah pistol saja, ia hanya menjatuhkan beberapa musuh. Ren pun terpojok di depan monitor.

“Cih…!” kata Ren. Ren pun menembak kaki salah satu anggota N.N dan membantingnya ke arah monitor itu.

Setelah monitor itu hancur, terlihat sebuah jalan… “Phew… ada jalan di sini…” kata Ren. “Ayo kita ke sana…” kata Alciero. “Lagipula sudah tak ada jalan lain selain ini…”

“Oke… kita ke sana…!!” kata Ren. Mereka pun memasuki jalan itu.

Lalu, Kiel…

“Ugh…” kata Kiel. “Jalan ini jauh sekali… yang kulewati selalu tak pernah habis, padahal aku hanya mengikuti jalan ini… tidak ada jalan lain.”

“Cih… aku merasa ini hanyalah ilusi…” kata Kiel. “Oh… Kau menyadarinya..?” kata seseorang. “Kau daritadi hanya berjalan di tempat…”

“Kau…! Gill…!!!” kata Kiel. “Fufufu….” Kata Gill. “Begini Kiel… aku ingin mengulur waktu… ayo bertempur…!”

“Cih…!!” kata Kiel. “Maaf…! Aku tidak ingin membuang waktu di sini…!”
“Kalahkan dulu aku…!!!” kata Gill. “Cih…!” kata Kiel. Kiel pun menembak Gill.
“Hahaha….! Sakit kan?!” kata Kiel. “Huh…! Ini tidak ada apa-apanya…” kata Gill

“Apa…?” kata Kiel “Jangan coba menahan sakit…!” Kiel menembak lagi 6 peluru ke arah Gill.
“Kubilang tidak ada apa-apa nya…!” kata Gill. “Apa…?!” kata Kiel. “Kenapa…?!”

“Karena dari tadi kau hanya menembak udara kosong…!” kata Gill. “A..Apa…?!” kata Kiel. “Hahaha…!” kata Gill. “Kemampuan ku bisa mengacaukan pikiran lawan…!” kata Gill.

“Mengacaukan pikiran lawan?!” kata Kiel. “Jangan bercanda…!” Kiel menembak Gill yang ada di belakangnya.

“Kau menembak udara kosong lagi… bodoh…” kata Gill. “A…Apa… mengacaukan pikiran manusia…?” kata Kiel. “Itu hanya omong kosong…”

“Haha…” kata Gill. “Buktinya, kau juga terkena omong kosong ku kan?”
“Ugh…!” kata Kiel. “Ayo Kiel..! Waktu tinggal sebentar lagi…” kata Gill.

“Aku tahu waktu tinggal sebentar lagi, jadi aku lari saja…!!” kata Kiel. “Hahaha…! Berlari di mana kau…!” kata Gill. “Kau hanya berjalan di tempat…!”

“Bagaimana bisa ini terjadi…?!” kata Kiel. “Bisa saja ini terjadi…” kata Gill. “Dengan teknologi Flansera tahun ini…”

“Dengan teknologi…” kata Kiel. “Cih…!”

“Bagaimana… kau menyerah dan menunggu Jack pergi dari sini?” kata Gill. “Tidak akan….!” Kata Kiel. “Aku akan… membawa pulang… Jack…!!!”

“Bagaimana caranya?! Jika kau masih diperbudak oleh Black List…!” kata Gill. “Diperbudak…?” kata Kiel.

“Dengar Kiel...” kata Gill sambil memukul Kiel. “Ugh…!” kata Kiel. “Karena kau datang ke Flansera, karena kau sekolah di St. Michael, kau ingin menghancurkan tradisi sekolah ini kan…?” kata Gill.

“Tradisi… Gang War…?” kata Kiel. “Benar…” kata Gill. “Kau yang tak tahu apa-apa, mau menghentikan kami…Undead…”

“Kau masih menggunakan nama Undead?” kata Kiel. “Tentu saja tidak… Undead diganti menjadi Uunnddeeaadd” kata Gil.
“Uunnddeeaadd…?” kata Kiel. “Jelek sekali…”

“Jangan komentar…!!!” kata Gill. “Ehem… yang pasti… aku juga bukan anggota N.N saja… aku juga masih mengurusi Uunnddeeaadd…”

“Oh, Jadi begitu….” Kata Kiel. “Iya…” kata Gill. “90% anggota N.N masih memiliki Gang…. Dari yang aku tahu… Hanya Mrs. L yang tidak mempunyai Gang.”

“Hee…” kata Kiel. “Sekarang kau hanya menjadi budak Vincent? Bah…! Dia juga menginginkan Hadiah itu…!” kata Gill.

“Hadiah… Itu kah yang membuat orang-orang menginginkan Gang War…?” kata Kiel. “Fufufu…. Kau cepat mengerti…” kata Gill.

“Heh… Aku diperbudak Vincent… maaf aku tidak seperti Ren…!” kata Kiel. “Oh? Jadi kau tidak merasa di perbudak…?” kata Gill.

“Bukan… aku tidak seperti Ren yang mudah berubah pikiran karena ucapan mu…!!!” kata Kiel sambil memukul Gill menggunakan tongkat.

“Yah… kalau dibilang diperbudak aku juga tadi diperbudak oleh teknologi… padahal aku hanya berlari di lantai berjalan…” kata Kiel.

“Apa…?! Kenapa bisa…” kata Gill. “Huh…!! Aku memang seorang yang beruntung…” kata Kiel.
“Sampai jumpa, Gill…!” kata Kiel. “Aku maju…!!”

Kiel pun pindah dari lantai berjalan itu ke lantai biasa dan berlari ke depan.

   “Phew, seperti nya Kiel berhasil…” kata Vincent. “Ayolah…! Waktu tinggal sebentar lagi..!” kata Jack.

“Ayo…! Kita harus cepat…!” kata Ren. “Di depan ada ada jalan kecil…!” kata Alciero. “Oke…! Kita ke sana…!!” kata Enzo.
Ren, Enzo, dan Alciero pun pergi ke jalan kecil tersebut…

“Jalan ini kecil sekali…” kata Alciero. “Kau bisa lewat kan, Enzo..!”
“Yah… walaupun hanya sekecil ini, aku masih bisa lewat, ini semua karena tas senjata ku..!” kata Enzo.

“Hoo… bagus lah…!” kata Alciero. “Agh…!!!” kata Alciero sambil berhenti. “Gah…!” kata Ren. “Kalau mau berhenti, bilang dong…!!” kata Enzo.

“Ah…!! Enzo, Ren, dan Alciero…!!” kata Vincent. “Vincent dan Ford…!” kata Ren. “Mengapa kalian di sini?”

“Yah, tidak tahu, ada jalan di balik monitor… lalu aku ke sini…” kata Vincent. “Kalau kami berjalan melalui jalan kecil, lalu kami melewati jalan itu…” kata Ren.

“Tapi kedua jalan ini saling menyambung…?” kata Ford. “Apa kalian tidak menemukan jalan lain?”

“Sayangnya tidak… apa kalian menemukan jalan lain?” kata Ren. “Tidak juga… lalu bagaimana kita sekarang…?” kata Vincent.

“Eh… Tunggu dulu… kurasa jalan ini tidak pernah ada…” kata Ford. “Apa kalian melihat jembatan dengan jendela di sebelah kiri dan kanannya?”

“Tidak, kami tidak ingat…” kata Ren. “Hmm…” kata Ford. “Apa bukan itu…”
“Ah…!! Aku tahu…!” kata Ford. “Apa…?” kata Ren. “Begini…” kata Ford. “St. Michael, dipisahkan menjadi 2 gedung, gedung Junior High School dan High School”

“Lalu mengapa?” kata Enzo. “Diantara 2 gedung itu, terdapat sebuah jembatan yang menyambung..!” kata Ford.
“Jembatan yang tadi kau ceritakan…?” kata Ren. “Ya…! Dan juga, tidak ada yang melihat jembatan itu kan?” kata Ford.

“Tapi, apa kalian melihat jalanan penuh monitor besar?” kata Ford. “Ah…! Jalanan itu…!” kata Ren. “di tempat kami melawan anggota-anggota N.N…!”

“Itu adalah tempat di mana jembatan itu saling berhubungan…!” kata Ford. “A..Apa..?!” kata Ren. “Mengapa kita sama sekali tidak menyadari nya..?” kata Enzo.

“Cahaya…” kata Alciero. “Tepat sekali..! Alciero.” Kata Ford. “Banyaknya monitor terang di sana membuat cahaya dari bulan terhalang, dan juga monitor monitor yang menutupi jendela…”

“Jadi… kita sekarang ada di gedung High School…” kata Ford. “Dan kemungkinannya… jalan yang sampai ke tujuan adalah, jalan yang penuh jebakan…!”

“Jadi… kita di tipu mentah-mentah…!!” kata Enzo. “Biar ku bunuh dia… Ayo…! Putar balik…!”

“Menurut perkiraan ku…! Jalan yang benar ada di tempat ku pertama kali…!” kata Ford. “Lihat monitor…!” kata Vincent.

  “Kiel…!” kata Enzo. “Si bodoh itu tertangkap…!” kata Ren. “Bagaimana caranya…?!”
“Hahaha…! Dia masuk perangkap kami…!” kata Jack. “Cepatlah kalau kalian ingin menyelamatkan Kiel…! Waktu tinggal 2 menit lagi…!”

    “Cih….!!” Kata Vincent. “Ayo cepat…!!!” kata Ren. Mereka pun berlari kencang kembali ke tempat mereka semula, sampai mereka sampai ke lorong yang terdapat banyak monitor…

“Kau…!!” kata Alciero. “Mrs. L….!!!” kata Ren. “Tak akan ku biarkan kalian pergi melewati jalan ini…!” kata Lucy. “N.N…!!!”

Sekitar 10 atau lebih anggota N.N datang ke sana, Vincent dan yang lain terpojok. “Huh… hanya sepuluh…!!” kata Vincent. “Hajar….!!!”

Saat yang sama… Kiel…

“Di mana Jack…?!” kata Kiel. “Jangan terburu-buru, Kiel, lihat dahulu posisi mu, apa kau dapat untuk menemui Jack?” kata orang yang ada di depan Kiel.
“Cih...” kata Kiel. “Aku tahu aku dalam keadaan tertangkap, tetapi di sini tidak ada Jack bukan? Lagi pula siapa kau…?” kata Kiel.

“Hahaha… Aku ini…” di saat yang sama… Vincent dan kawan-kawan….

“Tidak akan kami biarkan kau melewati jalan ini…!!” kata Lucy sambil menembaki Vincent dengan pistol.
“Huh…! Enzo…!” kata Vincent. “Oke…!!” Enzo menembaki anggota N.N dengan machine gun.

“Ren…!!” kata Enzo. “Oke…! Sebenarnya aku tidak menyukai menghajar wanita, tetapi…” kata Ren sambil ingin memukul Lucy. Lucy menghindar dan hanya kehilangan keseimbangan.

“Hehehe…! Aku dapat peran juga, sekian lama ini…!!” kata Alciero. “Razor…!!!” Alciero menendang Lucy sampai terjatuh.

“Huh…! Selesai…” kata Vincent. “Ayo…! Kita berlari…!!!” kata Ren. “Oke…!!!” kata Enzo dan yang lain sambil berlari lagi.

Mereka pun sampai di ruangan yang terdapat banyak pintu, tempat yang pertama kali ditemui Ford.

“Ford… di sini kami sangat membutuhkan kemampuan mu membaca situasi… di mana pintu menuju ke tempat Kiel berada?” kata Vincent.

“Oke…!” kata Ford. Pintu ke 2… di bagian kanan…!!!”
“Bagus…!!!” kata Vincent. “Ayo Terjang…!!!!” kata Ren. Mereka pun berlari ke arah pintu tersebut, saat membuka pintu itu…

“Ini, lautan jebakan…” kata Vincent. “Ranjau darat ringan, 21 buah, ranjau benang, 38 buah, lubang jebakan, 9 buah, ini jelas jelas sangat membahayakan…” kata Enzo.

“Waktu tinggal 60 detik… kita hitung mundur…!!!” kata Jack. “Apa kita harus maju..?!” kata Ren. “Tentu…!” kata Vincent. “Apa kau mau mati…!” kata Ren.

“Oke….!!!” Kata Vincent. “Siapa yang ingin pergi menyelamatkan Kiel…! Silahkan berlari bersama ku…!!!”

“Tidak ada yang ingin ikut bersamamu…!!” kata Ren. “Cepat….!!!” Kata Vincent. “Oke…! Aku ikut…!” kata Ford. “Aku juga…!” kata Alciero. “Aku juga…!” kata Enzo. “Bahkan Enzo juga…” kata Ren dalam hati.

“Oke…!!” kata Vincent. “Sekarang terserah kau, Ren…!! Tidak apa-apa jika kau tidak ikut…!!”

Vincent dan yang lain pun berlari menuju satu pintu yang ada di ujung jalan, hanya Ren yang ada di belakang.

“Cih…!” kata Ren. “Kenapa aku? Di bus waktu itu… aku bilang aku adalah anggota Black List. tapi kenapa? Aku tidak bisa menyelamatkan teman-teman..”

“Aku ini… anggota BLACK LIST…!!!!!” kata Ren sambil berlari ke depan. “Ren…!!!” kata Vincent. Ledakan besar pun mengenai Ren.

“Huh…! Ini bukan apa-apa…!!” kata Ren. “Ayo…! Maju…!!” kata Vincent. “Oke…!!” Ledakan demi ledakan pun di tahan oleh tubuh mereka, sampainya mereka di pintu tersebut.

“Kiel…!” kata Ren sambil membuka pintu “Heh… aku percaya kalian akan pergi ke sini…” kata Kiel. “Hehehe…! Tentu saja…!” kata Ren.

“Selamat datang ke sini… Para anggota Black List…! Kalian dapat sampai ke sini tepat waktu…!!! Waktu yang tersisa tinggal 2 detik…!”

“Siapa kau…!!!” kata Vincent.
“Hahaha…! Aku belum perkenalkan diri…! Maaf, Maaf…!!”

“Aku anggota N.N, sekaligus anggota T.M, nama ku Flem, Flem Arismatia…” kata Flem.
“Ku beri tahu satu hal…” kata Flem. “Bahwa sebenarnya Jack tidak ada di sini…!”

“Apa…?!” kata Ren. “Jadi, suara siapa yang ditampilkan di monitor tadi..?!” kata Alciero.

“Itu suara ku…! Dan gambar wajah Jack itu hanya gambar yang tidak bergerak…!!” kata Flem. “Aku bisa merubah ekspresi, suara, dan keadaan diri dengan mudah, aku berprofesi sebagai ahli komputer di T.M..!”
“Aku sudah tahu dari awal…!” kata Ford. “Kau pasti E-Emotion, apa aku salah?”

“Ah…! Dan kau… Star Prince?!” kata Flem. “Iya…! Ternyata kau benar-benar E-Emotion..!!” kata Ford.

“Darimana kau kenal dia…” kata Kiel. “Dia ini teman Chatting ku…! Namanya di dunia maya E-Emotion…!” kata Ford.

“Dan kau..? Star Prince…?” kata Kiel. “Norak sekali…” kata Vincent. “Hahahaha…!!!” kata Alciero.
“Ya sudah… yang penting… aku tak menyangka kau adalah anggota Black List, pangeran bintang…” kata Flem.

“Aku juga tak menyangka kau anggota T.M sekaligus N.N…” kata Ford. “Oke, jika kita di sini… kita harus bertarung…!!” kata Flem.

“Lepaskan aku dulu…!! Hoi…!!” kata Kiel. “Oke, Oke, aku lupa, hehehe…!!” kata Ren. Ren pun berlari ke arah Kiel.

“Tidak semudah itu…!” kata Flem. “T.M…!” sekitar 20 anggota T.M memasuki ruangan yang tidak terlalu luas itu.

“Cih…! Ramai sekali…!” kata Ren. “Tolong Ren…!!!” kata Kiel. “Oke, Oke…!!” kata Ren.
“Pakai saja pisau, Ren…!” kata Vincent. “Oke…!” kata Ren sambil mengeluarkan pisau.

“Kita hajar dulu mereka…!” kata Vincent. “Oke…!” Kata Enzo. “aku sudah menghajar mereka dari tadi…!” kata Alciero.

“Oke..! Oke…!” kata Ren. “Tali ini keras sekali…!” Anggota T.M yang tersisa tinggal 11 orang, Vincent dan yang lain berusaha menjatuhkan anggota T.M lain.

“Sebentar lagi tali ini terputus…!!” kata Ren. Ren di tendang oleh anggota T.M. Vincent langsung memukul anggota T.M tersebut.

“Celaka…! Kita terpojok…!” kata Alciero yang terpojok bersama yang lain. Salah satu anggota T.M terpental ke samping, menjatuhkan anggota-anggota yang lain.

“Kiel…!” kata Vincent. “Bagus Kiel…!” kata Ren. “Berikutnya giliran ku…!!!” Ren pun berlari ke arah anggota-anggota T.M tersebut dan menyayat mereka dengan pisau.

“Yak…!” kata Kiel. “Sekarang sudah selesai kan…!” kata Ren. “Ayo kejar dia…!!!” kata Vincent. “Dia sudah menaiki HeliCopter…!!” kata Kiel.
“Hahaha…!” kata Flem, “Kali ini aku kabur dulu…! Lihat dulu monitor…!”
“Lihat Monitor? Ada apa di monitor..?!” kata Vincent. “Tunggu Sebentar lagi…!!!” kata Flem. “Bye…!!!”

“Hahaha…!” kata Reventon dari dalam Monitor. “Reventon…!” kata Kiel. “Kalian merasa tertipu?!” kata Reventon.

“Ya…!” kata Kiel. “Hahaha…!” kata Reventon, “Tenang saja…! Kalian semua tidak akan ku bohongi lagi..!” kata Reventon.

“Jujur saja, aku juga agak jenuh dengan kejar-kejaran pertarungan ini…!” kata Reventon. “Bagaimana kalau kita adakan pertempuran terakhir antara Neo-Shining Sanctuary dengan Black List..?!”

“Pertempuran… terakhir antara Neo-Shining Sanctuary dengan Black List?” kata Kiel. “Tempatnya di sekolah, pukul 24 malam, 3 hari lagi mulai hari ini…!!!” kata Reventon.

“Siapa yang takut…!!!” kata Kiel. “Oke…! Reventon… Kami terima tantanganmu…!” kata Vincent. “Saat itu pula ajak aku lagi ya..!” kata Alciero. “Pertempuran terakhirkah..?! aku jadi tidak sabar…!” kata Enzo.

“Oke… Oke… Sekian pengumumanku…! Selamat malam…!” kata Reventon. Lalu, Kiel dan kawan-kawan pun pulang ke rumah mereka masing-masing…

“…”

“Pertempuran Terakhir? 3 Hari Lagi, Tengah Malam? Aku jadi tidak sabar lagi…!!”

0 comments: