Welcome

Welcome to Black List...!!! We Shared the Story we made... enjoy it...!!!

P.S:
Sorry... this story is displayed in Indonesian Language...

EPISODE 5 –NIGHT- “Sudah Kuduga….”

“Oke….!” Kata Kiel. “Nanti malam…. Kita mencoba selidiki tentang Neo-Shining Sanctuary…..”

“Kita harus mempersiapkan fisik dan mental….” Kata Vincent. “Kita harus ingat kata-kata Ayah Jack…”

“Sebaiknya kita berjaga karena satu anggota kita tidak ikut nanti malam…” kata Ford. “Kita mungkin akan kesulitan dengan jumlah…”

“Oke…!” kata Kiel. “Sekarang…! Kita berkumpul di rumah ku untuk menunggu sampai malam…!”

“Benar…! Kita sebaiknya jangan tepencar… jika terpencar akan susah bersatu kembali…” kata Enzo.

“Aku sudah dibolehkan oleh orang tuaku…” kata Kiel. “Kalian semua sudah minta izin…?”

“Sudah…” kata Vincent. “Sudah…” kata Ren. “Orang tuaku diluar kota…” kata Enzo. “Orang tuaku diluar negeri….” Kata Ford.

“Baiklah…! Tidak ada masalah bukan…!” kata Kiel. “Oke…!!” kata Enzo.

Pada saat yang sama…Neo-Shining Sanctuary….

“Kita harus bersiap…!” kata Reventon. “Malam ini… para tikus akan berlari ke sini…”

“Kau juga harus bersiap… Jack…!” kata Reventon. “Baik….” Kata Jack.

“Kiel….” Kata Jack dalam hati. “Aku menunggu…”

“Fufufu….” Kata Reventon. “Aku juga punya rencana untuk hari ini….”

Reventon mengeluarkan HP nya dan mulai menekan nomor-nomor….

Pada saat yang sama… Kiel…

“Sampai kapan kita sampai Kiel…” kata Enzo. “Sabar….” Kata Kiel. “Sebentar lagi juga sampai…”

“Nah kita sampai…” kata Kiel. “Besar….” Kata Enzo. “Rumahku lebih besar lagi…” kata Ford.

“Nah… ayo kita masuk…” kata Kiel. “Selamat Siang Kiel….” Terdengar suara.

“Ayo….” Kata Kiel. “kita masuk ke kamarku…” kata Kiel.
“Ho….” Kata Vincent. “Jadi ini kamarmu, Kiel....?”

“Ya….” Kata Kiel. “Bicara tentang itu…” kata Vincent. “Kau pindah ke sini dari kapan…?”

“Baru sekitar 3 bulan lalu….” Kata Kiel. “Jadi rumah ini masih di bilang baru…”

“Ho…” kata Vincent. “Kalau kupikir… Kiel sudah banyak membantu Black List… padahal dia baru pindah 3 bulan lalu…” pikir Vincent.

HP Kiel berbunyi....

“Ah…! Biar ku angkat dulu….” Kata Kiel. Kiel mengambil HP nya dan mengangkat telepon nya…

“Halo…. Aku Reventon…” kata Reventon.. “Ugh….! Maaf… aku keluar dulu ya…” kata Kiel.

Sesudah Kiel keluar dari kamar… dia mulai melanjutkan lagi pembicaraan dengan Reventon…

“Ada apa kau menelpon ke sini…” kata Kiel. “Ahaha…!” kata Reventon. “Kau pasti merindukan Arciela bukan…?”

“Apa kau bilang…?!” kata Kiel. “Aku hanya berkata tentang Arciela…” kata Reventon.

“Aku akan beri tahu ia di mana….” Kata Reventon. “A…Apa…?!” kata Kiel. “Di mana dia…!!!” kata Kiel.

“Ahahaha….!!! Ironis sekali…!” kata Reventon. “Padahal… setiap hari kau ada di dekat sekali dengannya…”

“Di mana…?!” kata Kiel. “Ahahaha….!” Kata Reventon. “Carilah sendiri di kelas 2-E…!!!”

“A….Apa….” kata Kiel. “S…selama ini… dia… ada di kelasku sendiri…”

“Ahahaha….!” Kata Reventon. Kiel mematikan HP nya….

“Reventon…” kata Kiel. “Aku akan datang kepada mu nanti malam…” kata Kiel.

Kiel kembali lagi ke kamarnya…

“Yo… Kiel…! Siapa yang tadi menelpon…?!” kata Enzo. “Ah… ini orang tua ku…!” kata Kiel.

“Hoo…” kata Vincent. “Sekarang jam berapa…?” kata Kiel.

“Hmm…. Jam 3 lewat 47…” kata Ford. “Kiel… kau tahu nomor teleponnya Ayah Jack…?” kata Vincent.

“Hmm…. Pasti mudah dicari di Buku Telepon… karena Ayah Jack kepala suatu perusahaan….” Kata Kiel.

“Baiklah… coba ku cari…” kata Vincent. “Buku Telepon ada di lemari ku…” kata Kiel.

“Ah…! Ini dia…” kata Vincent. “Coba ku cari… siapa nama Ayah Jack…?”

“Greg Iceberg…” kata Kiel. “G….G….Green… Greg… nah ini dia…!” kata Vincent.

“Sebenarnya… mengapa kau menanyakan nomor telepon ayah Jack…?” kata Kiel.

“Untuk menanyakan jam berapa Jack biasa pergi dari rumah…” kata Vincent.

“Ho…!” kata Kiel. “Ya sudah…! Kau yang coba telepon….”

“Baik…” kata Vincent. “Aku telepon…”

Vincent coba menghubungi Greg Iceberg... Akhirnya diangkat juga…
“Permisi…Apakah ini paman Greg Iceberg…?” kata Vincent. “Iya… saya sendiri… ini siapa…?” kata Greg.

“Maaf mengganggu… saya Vincent penumpang yang ikut naik bersama Kiel tadi…” kata Vincent.

“Oh…! Yang tadi…” kata Greg “Ada apa…?” kata Greg.

“Sebenarnya… Sekitar jam berapa Jack pergi ke sekolah dari rumah..?” kata Vincent.

“Hmm…. Sekitar jam 8 dia sudah keluar dari rumah…” kata Greg.

“Oh… baik… terima kasih, paman…!” kata Vincent. “Ya…! Sama-sama…!” kata Greg.

Vincent menutup teleponnya…

“Kata paman Greg… sekitar jam 8 dia sudah keluar dari rumah…” kata Vincent.

“Jam 8…” kata Kiel. “Sekarang baru pukul 4… sebaiknya kita persiapkan dulu…”

“Kau tidak bawa senjata kan…? Enzo…” kata Kiel. “Oh iya...” kata Enzo.

“Ke sini…” kata Kiel. “Oke…!” kata Enzo. Enzo dan kawan-kawan berjalan mengikuti Kiel… Sampai mereka berjalan ke ruang bawah tanah…

“Rumah ini masih memiliki ruang bawah tanah…” kata Enzo.

“Nah… Kita sampai…” kata Kiel. “Aku nyalakan lampu dulu…”

“I…Ini…” kata Enzo. “Kumpulan dari senjata-senjata peluru karet seluruh model dan seluruh Negara…” kata Kiel. “Atau bisa disebut… Gudang senjata…”

“Darimana kau mendapat semua ini Kiel..!” kata Enzo. “Hehe… Sebenarnya… setelah pertempuran pertaman… aku sudah mulai tertarik dengan senjata-senjata peluru karet…” kata Kiel. “Aku tidak mungkin hanya mengandalkan tangan kosong…”

“Aku cukup segini saja…” kata Enzo. “Sebaiknya kita bersiap lebih…” kata Kiel. “Kita akan melakukan pertempuran ke-3…”

“Benar kata Kiel, Enzo…” kata Vincent. “Oke…” kata Enzo. “Aku akan mencoba semua senjata ini…”

“Pertempuran kali ini….” Kata Vincent. “Aku yakin bukan pertempuran yang terakhir melawan Neo-Shining Sanctuary….”

“Jadi… kita harus lebih berusaha untuk mengurangi kekuatan Neo-Shining Sanctuary…” kata Vincent.

“Tidak akan kubiarkan ambisi Reventon terselesaikan…” kata Vincent.

“Vincent…” kata Kiel. “Oke….!” Kata Enzo. “Kita tendang mereka sampai ke dasar neraka…!”

“Bersiaplah Reventon…!!!” kata Kiel. “Kau… akan kalah…!!!”

Waktu pun terus berlalu… Sampai waktu terlihat pukul 7…

“Ah…! Sudah jam setengah 7…! Lebih baik kita ke rumah Jack untuk membuntuti nya…!” kata Kiel.

“Oke…!!!” kata Vincent.

Mereka berlari keluar rumah Kiel menuju rumah Jack… Akhirnya… mereka pun sampai…

“Jack belum keluar dari Rumahnya…” kata Vincent. “Kita tunggu sebentar…” kata Kiel.

“Sekarang masih jam 8 kurang…” kata Ford. “Coba kita tunggu sebentar…”

“Nah…!!!” kata Kiel. “Itu dia…!!”

“Sssssttt….” Kata Vincent. “Kecilkan suaramu…”

“Maaf… Maaf...” kata Kiel. “Oke… kita ikuti dari belakang…”

“Ayo… Pelan-pelan saja… jangan terburu-buru…” kata Vincent.

“Dia memang mengarah ke sekolah…”kata Kiel. “Ah… dia memasuki jalan kecil…”

“Ayo kita ikuti dia lagi…” kata Vincent. “Dia berbelok ke kanan…”

“Itu…. Sekolah….!” Kata Kiel. “Jadi dia semudah itu pergi dan pulang ke sekolah…”

“Nah… dia masuk ke dalam sekolah…” kata Vincent. “Jangan lengah… kita mulai memasuki sekolah…”

Mereka memasuki gedung sekolah… masih mengikuti Jack…

“Ah…! dia menaiki tangga…” kata Kiel. “Kata nya di kelas 2-E… berarti harusnya dia menaiki satu tangga lagi…”

“Itu…. Reventon….” Kata Kiel. “Iya….” Kata Ren. “Mau apa dia ikut ke sini…”

“Reventon naik ke atas tangga….” Kata Ren. “Tetapi Jack tidak menaiki tangga…”

“Biar aku, Ford, dan Enzo yang menyelidiki Jack…” kata Vincent.

“Baik…” kata Kiel. “Aku akan mengikuti Reventon ke atas…”

Mereka pun berpencar… Kiel dan Ren mengikuti Reventon. Vincent, Enzo, dan Ford, mengikuti Jack…

“Oke, Ren…” kata Kiel. “Aku harus memberitahu hal ini kepadamu…”

“Apa itu….?” Kata Ren. “Tadi… yang menelepon ku di rumah…” kata Kiel. “Reventon… Ia memberi tahu kepada ku… bahwa Arciela ada di kelas 2-E….” kata Kiel.
“Apa…?!” kata Ren. “Iya…. Jadi aku tidak apa-apa membuntuti Reventon… sebenarnya aku ingin membuntuti Jack…” kata Kiel.

“Bukan begitu, Kiel…! Berarti…. Kita di jebak…!!!” kata Ren.

“Apa…?!” kata Kiel. “Tapi kita tidak apa-apa, bukan…?! Kita sudah di depan kelas 2-E…!”

“…Benar juga….” Kata Ren. “Coba kubuka pintu ini….”

“Selamat datang di kelas 2-E….” kata Reventon. “Kiel…”

“R….Reventon…!!!!!!!” kata Kiel. Kiel meninju Reventon, tetapi Reventon menangkis dengan tangannya.

“Jangan terburu-buru dulu Kiel…” kata Reventon. “Ren… aku terkejut kau juga ikut ke sini…”

“Bisakah kau melawan 30 pasukan Neo-Shining Sanctuary ini….?!” Kata Reventon. “Ahahaha…!!! Hajar dia…!”

Ke-30 anggota Neo-Shining Sanctuary tersebut mengincar Kiel…

“Huh…!” kata Kiel. “Lebih banyak yang berkumpul… lebih mudah…!!!”

Kiel mengeluarkan sebuah tongkat yang terbuat dari besi yang keras berwarna silver…

“Ayo…!!! Maju…!!!” kata Kiel. “Uwoooo…!!!!” teriak Ren sambil mengeluarkan pistol nya…

Sementara itu… Enzo… Vincent… dan Ford…

“Kau mengikuti ku dari keluar rumah tadi…” kata Jack.
“Cih…! Ketahuan ya….” Kata Enzo. “Baiklah… ini hanya karena terpaksa….”

“Hajar….!!!” Kata Enzo. “Huh…” kata Jack. “Mr. R…!!! Maju….!!!!”

Terdengar suara aneh di telinga Ford, Enzo, dan Vincent…

“I….ini….! Suara aneh yang dibilang oleh Ayah Jack…!” kata Vincent.
“Cih….!!!” Kata Enzo. “Jangan remehkan… Aku…!!!”

“Bantulah aku…. Kepribadian lain ku…” kata Ford.

“Huh…. Suara aneh mu itu tidak bisa merobohkan kami….” Kata Vincent. “Huh…. Oke…. T.M… keluar…” kata Jack.

Sekitar 40 Anggota T.M. keluar atas perintah Jack…

“Oke…. Kuterima seranganmu…. Jack….” Kata Vincent. “Tak akan kubiarkan kau membantu rencana Reventon….”

Sementara itu lagi… Kiel dan Ren…

“Oke….!!!!” Kata Kiel. “Kita mulai…!!!” kata Ren. “Serang…!!!!”

Ren dan Kiel berkumpul di pojok kelas… Ren menembak anggota Neo-Shining Sanctuary…. Kiel menyerang dengan tongkat…
“Ayo….!!!!” Kata Kiel. “Maju….!!!”

Tapi… ke-30 anggota Shining Sanctuary itu mempunyai banyak petasan, mereka meledakkannya…
“Ukh…!!!” kata Kiel. “Lari….!!! Ren…!!!!”

Sementara itu… Vincent dan kawan-kawan….

“Cih….!!!” Kata Vincent. “Mereka ini kuat juga…!!!” kata Enzo.

“Tribal Formation 1….” Kata Jack. “Lingkaran Ledak…!”

Semua anggota Tribal Master tersebut mengeluarkan petasan… mereka meledakkannya….

“Ukh…!!!” kata Vincent. “Menjauh dari ledakan….!!!!”
Semua petasan itu meledak… tembok antara kelas 2-E dan lorong tempat Vincent berada hancur…

“Ah….!” Kata Ren. “Vincent dan yang lain…!!!” kata Kiel.

“Cih….!” Kata Reventon. “Rencanaku gagal….!!! Neo-Shining Sanctuary…!!! Hajar mereka…!!”

“Baik….!!!” Kata Anggota Neo-Shining Sanctuary. Mereka mengeluarkan petasan lagi…
“Sial…!!!” kata Vincent. “Dari tadi… mereka selalu mengeluarkan petasan….!!”

“Lari kebelakang….!!!” Kata Ren. “Oke…!!!” kata yang lain.

“Mrs. L…!!!” kata Vincent. “Jangan biarkan mereka kabur…!!!”

“Baik….” Kata Mrs. L. Mrs. L memasang beberapa petasan yang sudah dibakar sumbunya ke lantai.

“C…Cih….!!!” Kata Enzo. “Mr. R…!!” kata Vincent. “Hentikan gerakan mereka…!!!”

Mr. R menyerang ke arah Vincent… Vincent mencoba menangkisnya.

“Hmm….” Kata Vincent. “Kau bisa mengacaukan otak lawan… tetapi kalau jarak dekat… Kau kalah…!!!!”

Kiel melaju ke arah Mrs. L… Mrs. L menembak Kiel dengan pistol… tetapi Kiel menangkis dengan memutar tongkatnya dan memukul Mrs. L…

“Sudah kuduga…ternyata kau….” Kata Vincent. “Mr. R…. adalah… Remington.… Gillian Remington…”

    “Yah…. Memang tak disangka juga…. Mrs. L ini… Bu Lucy….” Kata Kiel.

“Hehehe….” Kata Gill. “Tak kusangka akan secepat ini aku ketahuan….”
“Kau….” Kata Ren. “Mata-mata dari N.N?”

“Aku tidak serendah mata-mata bayaran dari suatu kelompok…” kata Gill. “Aku anggota dari N.N… dan mengambil keinginan sendiri untuk memata-matai Black List….”

“Untuk apa...?” kata Vincent. “Tentu saja untuk menghentikan kalian menhancurkan tradisi Gang War…” kata Gill.

Mrs. L menembak ke arah Vincent. Pelurunya menyerempet wajah Vincent.

“Benar kata Gill, Vincent… Gang War adalah tradisi yang diturunkan dari sejak dulu…” kata Mrs. L

“Huh….” Kata Vincent. “Bahkan anda pun ikut membela kegiatan ini… mengapa….? Apa karena dulu anda adalah anggota Gang di sekolah ini…?”

“A….Apa…?” kata Ford. “Ibu Lucy… pernah bergabung dengan Gang War…?”

“Apa tidak apa-apa…? Jika ketahuan wakil kepala sekolah….” Kata Ren.

“Aku tahu ini salah…. Tetapi….” Kata Ibu Lucy. “N.N menawarkan sesuatu yang sangat menakjubkan jika aku mengikuti rencana ini….”

“Apa yang diberikan N.N…!!! apakah hadiah yang diberikan sangat hebat? Sampai-sampai anda mengikuti rencana ini…!!” kata Vincent.

“Hadiah yang diberikan….” Kata Reventon. “Ahahahaha….!!! Ternyata memang itu….”

“Apa katamu…?!” kata Vincent. “Bukan apa-apa… Vincent…” kata Reventon. “Sekarang… lebih baik kau mempersilahkan kami kabur….”

“Tidak akan…!” kata Vincent.

Vincent memukul tubuh Reventon sampai terjatuh… ternyata Reventon mempunyai bom asap…

“Akh….!!!” Kata Kiel. “Bom asap….!!!” Kata Ren. Bom asap itu meledak…

“Uhuk… Uhuk…!!” Vincent terbatuk-batuk. “Jangan kabur….!!! Reventon….!!!” Kata Vincent. “Bye…” kata Reventon.

Ren mengejar Reventon… tetapi Mrs. L melempar petasan ke arah Ren. Petasan itu meledak dan Ren terpental…

“Ah….!!!” Kata Kiel. Kiel berlari ke atas tangga menuju kelas 2-E… Ren dan yang lain mengikuti Kiel…
Kiel masuk ke dalam kelas 2-E… Dia melihat Arciela terduduk… dengan menggunakan pakaian yang sama dengan yang dipakai untuk pergi ke Eternal Park dan plastik makanan berserakan…

“Aduh…. Ledakan apa tadi….” Kata Arciela. “Ah… Kiel….” Kata Arciela. “Arciela…” kata Kiel.

“Hmph…. Setidaknya…. Kekalahan hari ini memberikan hasil yang besar….” Kata Vincent.

“Ya…. Benar katamu…. Vincent…” kata Ren. “Kapan kita bertempur melawan mereka lagi..?”

“Mungkin…. Sampai keadaan Arciela membaik….” Kata Vincent.

“Aku… menunggu saat-saat itu... untuk memberikan pelajaran…. Kepada mereka…” kata Ren.
“Oke… kita pulang….” Kata Vincent. “Oke…” kata Kiel. “Kau bisa berjalan? Arciela” kata Kiel. “Ya… mungkin bisa…” kata Arciela.

Mereka keluar dari gedung sekolah…

“Kita harus berpisah di sini, Kiel…! Arciela…!” kata Ren. “Sampai jumpa besok…!!”

“Oke….” Kata Kiel. “Ayo… Arciela…” kata Kiel. “Aduh….” Kata Arciela sambil terjatuh.
“Arciela…!” kata Kiel. “Bisa jalan…?”
“Tidak apa-apa… sebentar lagi sampai ke rumah ku…” kata Arciela.

“Di mana rumah mu?” kata Kiel. “Di depan situ, rumah paling kiri.” Kata Arciela.
“Nah ini rumahku… kita sudah sampai…” kata Arciela. “Coba ku tekan belnya…” kata Kiel.

Kiel menekan tombol belnya, seseorang membuka pintu dari dalam…

“Arciela…!!!” katanya. “Kau akhirnya pulang…!!!”
“Ah, kakak…” kata Arciela. “Kakakmu…?” kata Kiel. “Siapa kau…?” kata kakak Arciela.

“Aku Kiel… Kiel Lowenhart…” kata Kiel. “Oh… Kiel yang jadi pembicaraan itu…. Sebenarnya siapa yang melakukan ini kepada adikku..?” kata kakak Arciela.

“Sebenarnya… Reventon yang melakukan ini…” kata Arciela. “A…Apa…?!” kata kakak Arciela. “Reventon… Shining Sanctuary…?!”

“Ya….” Kata Kiel. “Apa kau juga ada hubungan dengan Shining Sanctuary..?”

“Lebih baik kita masuk ke dalam… tidak enak kalau berbicara di luar…” kata kakak Arciela.

Mereka pun masuk ke dalam rumah… dan duduk di sofa…

“Begini Kiel…. Perkenalkan… Namaku Alciero Rozell… dan aku adalah pendiri Shining Sanctuary….” Kata Alciero.

“A…Apa….? Pendiri Shining Sanctuary..?!” kata Kiel.
“Benar Kiel….” Kata Alciero. “Shining Sanctuary dibangun 2 tahun yang lalu… sebenarnya masih tergolong baru…”

“1 tahun lalu… aku lulus dari St. Michael meninggalkan Shining Sanctuary… tanggung jawab aku berikan kepada Vincent dan Reventon…” kata Alciero.

“Dan sekarang… Shining Sanctuary berubah menjadi Neo-Shining Sanctuary… yang dipimpin oleh Reventon…” kata Kiel.
“Apa…? Lalu… Vincent?” kata Alciero.

“Begini….” Kata Kiel. “Kenaikan kelas yang lalu… 10 gang yang masuk Black List bubar… begitu pula Shining Sanctuary…”

“Tapi… Reventon bisa membuat Shining Sanctuary kembali… kenapa itu?” kata Alciero.

“Ada suatu organisasi yang disebut N.N… yang memberikan dana dan bantuan yang sangat besar kepada gang-gang yang ingin kembali bertempur... dengan cara menambahkan “Neo” ke nama gang lama…” kata Kiel.

“Hmm… Jadi namanya itu menjadi Neo-Shining Sanctuary…” kata Alciero.

“Tepat… “ kata Kiel. “Dan sekarang Neo-Shining Sanctuary meneror St. Michael….”
“Maaf, aku sebaiknya pergi istirahat di kamar…” kata Arciela. “Ah… Oke…” kata Alciero.

Setelah Arciela memasuki kamarnya… Kiel dan Alciero melanjutkan pembicaraan mereka…

“Fuh…. Untung aku hanya tinggal berdua dengan Arciela… jadi orang tuaku tidak tahu masalah ini…” kata Alciero.

“Orang tua mu pergi ke mana?” kata Kiel. “Kerja di luar negeri...” kata Alciero.

“Oh….” Kata Kiel. “Kita lanjutkan lagi pembicaraan yang tadi… Sebagian dari ketua-ketua dari para gang yang masuk Black List… membuat gang baru yang bernama Black List… Vincent juga ada di dalam Gang itu…”

“Kenapa kau begitu tahu tentang hal-hal tentang para gang ini…?” kata Alciero. “Karena… Aku adalah anggota Black List…” kata Kiel.

“Hoo… pantas kau termasuk orang yang terkenal…” kata Alciero. “Aku ingat… bagaimana tentang Jack…?”

“Dia…. Bergabung dengan rencana Reventon…” kata Kiel. “Apa…? Sampai Jack pun….” Kata Alciero.

“Mengapa kau juga mengenal Jack…?” kata Kiel. “Huh…. Dia sering ke sini…. Bahkan sering menginap, dia temanku… tapi sudah lama ia sudah ke sini.” kata Alciero.

“Heh… “ kata Kiel. “Aku minta tolong kepada mu, bantu Black List dalam menghancurkan ambisi Reventon.”

“Aku juga ingin begitu… tetapi maaf, Kiel… aku sudah tidak ada hubungan lagi dengan Gang War…” kata Alciero.

“Yah… sudahlah… tidak apa-apa… aku memaklumi….” Kata Kiel.
“Sebaiknya aku pulang dulu… nanti aku dimarahi orang tua ku… hehe…” kata Kiel.
“Oke…. “ kata Arcielo. “Hati-hati saat di jalan…!!!”

“Oke…!” kata Kiel.



















“…”

“Akhirnya….! Malam yang panjang itu pun berakhir…”

EPISODE 4 ½ -MEET AGAIN- “Anda kan…!”

“Ah…!!!” kata Kiel. “Anda kan…. Ayahnya Jack…!!!”

“Betul…” kata Ayah Jack. “Kau siapa…?”

“Ini saya…!” kata Kiel. “Kiel Lowenhart…! Teman sekolah dasar Jack…!”

“Oh…!” kata Ayah Jack. “Kiel Lowenhart…!! Kau pindah ke Flansera juga…?!”

“Iya…” kata Kiel. “Sebenarnya karena tidak sengaja… Hehehe…!”

“Jadi, ini….” Kata Vincent. “Ayah Jack…?”

“Ah….!” Kata Kiel. “Ini teman-teman ku…! Ini Vincent, Ren, Gill, dan Ford…!”

“Dan aku Enzo…” kata Enzo. “Bisa-bisanya kau melupakan aku Kiel…”

“Ahahaha…!” kata Kiel. “Maaf… Maaf….”

“Ahahaha….! Lho…? Mana Jack…?” kata Ayah Jack.

“…..?..... Jack….” Kata Kiel. “Paman tidak tahu tentang kegiatan Jack selama ini…?”

“Begini, paman….” Kata Vincent. “Kalau boleh bertanya… Jack selalu pulang jam berapa…?”

“Dia pulang seperti biasa…” kata Ayah Jack. “Aku tidak terlalu tahu, sebab aku masih sering mengemudi bis seperti ini…”

“Bukankah paman pemilik pangkalan bis…?” kata Kiel.

“Ahaha…! Iya… tapi tidak apa-apa kan, jika aku mengemudi… aku juga tidak ingin selalu duduk…” kata Ayah Jack.

“Hmm…” kata Vincent. “Apa Jack tidak melakukan aktivitas yang aneh…?”

“Sebenarnya ada…” kata Ayah Jack. “Dia selalu keluar kalau malam-malam…”

“A…Apa…?!” kata Ren. “Apa anda tidak bertanya dia pergi untuk apa…?”

“Pernah… tetapi…. Dia hanya bilang kalau dia mengikuti les di luar sekolah…” kata Ayah Jack.

“Hmm…” kata Vincent. “Anda yakin kalau Jack itu mengikuti les…?”

“Nah… ini kejadian yang paling aneh…” kata Ayah Jack.

“Kenapa…?!” kata Kiel. “Aku pernah mengikuti Jack… Jack itu mengarah ke sekolah….” Kata Ayah Jack.

“Lalu…?” kata Kiel. “Tentu saja aku mengikutinya sampai ke dalam…” kata Ayah Jack. “Dia masuk ke sebuah kelas…”

“Kelas…. Kelas apa yang dimasuki oleh Jack?” kata Vincent. “Dia memasuki kelas 2-E….” kata Ayah Jack.

“2-E itu… kelas 2 yang terletak paling atas…. Kelas Kiel dan Ren…” Kata Vincent. “Benar bukan…?”

“I..iya… saat itu aku berjalan ke atas jauh sekali sampai lelah…” kata Ayah Jack.

“Tetapi… aku melihat Jack bersama murid-murid lain diajarkan oleh Guru nya, jadi aku tenang dan kembali lagi ke rumahnya…” kata Ayah Jack.

“Lalu…” kata Kiel. “Hal apa yang paman bilang paling aneh…?”

“Aku ingin melihat siapa guru itu…” kata Ayah Jack. “Tetapi aku mendengar suara orang…”

“Suara orang…?” kata Vincent. “Iya…. Dan sesudah itu aku sudah di depan Rumah…” kata Ayah Jack.

“A…Apa…?!” kata Vincent. “Suara orang… dan perpindahan sekejap… apa itu….?”

“Kiel….” Kata Vincent. “Nanti malam kita harus menyelidiki nya…”

“O…Oke….!” Kata Kiel. “Tetapi aku harus meminta izin orang tua ku…”

‘Tidak apa-apa… Usahakan bisa Kiel…” kata Vincent. “Semuanya tidak keberatan…?”

“Aku tidak bisa…. Aku ada banyak tugas…” kata Gill.

“Yah… tidak apa-apa Gill… aku tidak memaksakan anggota….” Kata Vincent.

“Oke….!” Kata Kiel. “Nanti malam kita beraksi…”

“Anu…. Kalau boleh bertanya… apa yang kalian lakukan di sekolah…?” kata Ayah Jack.

“Yah… sekarang kita belum bisa memberi tahu kepada paman…” kata Vincent.

“Iya, paman…. Bagaimana kalau paman mencoba menanyakannya kepada Jack..?” kata Kiel.

“Kalau dia tidak keberatan… pasti dia akan menjawabnya….” Kata Ford.

“….Haha….!” kata Ayah Jack. “Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan… tapi pasti akan sangat heboh…!!”

“Hahaha…!!!” kata Kiel. “Eh…! Kita sudah sampai ke tempat tujuan…!”

“Nah…! Silahkan turun…!” kata Ayah Jack. “Ya…! Terima kasih, paman…!!!” kata Kiel.

Mereka pun turun dan Bis itu pun berjalan lagi…

“Hehe…!” kata Kiel. “Yang kami lakukan… akan jadi heboh…? Kami akan berusaha membuatnya menjadi seheboh mungkin…!”

“Ayo…!!!” kata Kiel. “Kita bersiap untuk nanti malam…!!!”
“Ayo…..!!!” kata Ren.

Pada saat yang sama… Neo-Shining Sanctuary…

“Cih….!!!” Kata Reventon. “Mereka kabur…!!!”

“Kiel…” kata Jack. “Reventon…. Aku ada firasat…. Nanti malam… akan terjadi sesuatu….”

“Ho….” Kata Reventon. “Aku juga merasakannya…. Bagaimana kalau nanti malam kita bertempur…? Aku yakin mereka pasti akan ke tempat kita….”

“Bertempur….” Kata Jack. “Ide yang sangat bagus…” kata Jack.

“Oke…. Kita bersiap….!!!” Kata Reventon. “Jangan sampai ada yang tertidur nanti malam…!”

“Oke…!!!” kata Anggota Neo-Shining Sanctuary.

“…”

“Persiapan Perang akan kita lakukan… apa musuh juga mempersiapkannya…?”

EPISODE 4 -TRAITOR Part II : “Pursuit”-

“Kau…!!! Reventon…!!!” kata Kiel. “Ahahaha….!” Kata Reventon. “Hah… bukankah sebaiknya kau masuk ke sekolah dan les…?”

“Bukan urusanmu…!” kata Kiel. “Minggir kau… Memangnya kau siapa…?!”

“Ahaha… memang aku bukan siapa-siapa.…” kata Reventon “Hanya Ketua OSIS St. Michael yang baru…”

“Apa…?!” kata Ford. “Apa yang dipikirkan kepala sekolah…?!”

“Ahaha...!!” tawa Reventon. “Mudah saja… Ford… kepala sekolah… tidak mengenali aku sebagai ketua Shining Sanctuary…”

“Apa…?!” kata Kiel. “Iya… Kiel…” kata Reventon. “Sekarang maupun dahulu… karena aku hanya bergerak saat malam hari dan tidak ada yang tahu... bahwa aku dulu adalah Wakil Ketua Shining Sanctuary…” kata Reventon

“Benarkah…?” kata Vincent. “Benar… Mantan ketua… aku bersembunyi di dalam kegelapan, dan hanya melihatmu beraksi sendirian…” kata Reventon.

“Bukan… maksudku… benarkah kau masih bergabung dengan Shining Sanctuary…?” kata Vincent.

“Apa….?” Kata Ren. “Jangan-jangan… gosip yang sering dibicarakan…”

“Iya… kemungkinan besar itu benar… benarkah itu Reventon…?” kata Vincent.

“Kalau gosip yang diberitakan itu tentang “N” itu benar… tepat sekali… bahkan aku mengikuti rencana mereka…” kata Reventon.

“Apa…?!” kata Ren. “Jadi selama ini kau membohongi ku…!”

“Ahaha…!” kata Reventon. “Benar sekali…! Aku menipumu..! membohongimu…!!!”

“Tapi kenapa kau masih mengajakku kembali ke Shining Sanctuary…?!” kata Ren.

“Hah…?!” kata Reventon. “Kau lupa…?! Aku bukan Shining Sanctuary lagi…!!”

“Vincent…! Apa maksudnya “N”… Kenapa dia bukan Shining Sanctuary. Lagi…?!” kata Kiel.

“Begini Kiel…” kata Reventon. “Saat sebelum naik kelas 2… Shining Sanctuary telah bubar… dan tidak bisa lagi kembali… “

“Jadinya….” Kata Reventon. “Ada sekelompok orang tak terkenal bernama “N.N”… mereka mengusulkan suatu cara yang sangat simple tapi brilian…”

“Karena nama Shining Sanctuary tidak dibolehkan dipakai di Gang…” kata Reventon. “Jadi namanya menjadi…”

“Neo-Shining Sanctuary…” kata Reventon, Vincent, dan Ren.

“Hoo…. Jadi begitu…” kata Gill. “Hanya Karena mengganti namanya 3 huruf saja… bisa dibolehkan untuk dipakai…”

“Ya….” Kata Reventon. “Jadi… kemarin… kejadian di Eternal Park… Jack… Arciela…” kata Kiel. “Dilakukan oleh Neo-Shining Sanctuary…” kata Vincent.

“Shining Sanctuary itu masih ada…” kata Vincent. “Tetapi aku yakin tahu masih ada anggota atau tidak...”

“Lho…? Tapi… mengapa katanya Shining Sanctuary sudah bubar…?” kata Kiel.

“Begini Kiel…” kata Vincent. “Yang dimaksud “Bubar” itu… Tidak bisa menggunakan kegiatan dengan nama gang itu lagi..”

“Bagi orang yang tidak terima hal itu dan masih ingin melakukan Gang war lagi…” kata Vincent.

“Mereka tidak ada jalan lain selain membuat gang baru dengan nama lain…” kata Vincent. “Dalam hal ini… mereka dapat menggunakan nama “Neo Shining-Sanctuary…” kata Vincent.

“Hoo… sekarang aku mengerti…” kata Kiel. “Ya… begitu Kiel…” kata Reventon. “Jadi… bagaimana…? sekarang kita mulai pertempurannya…?”

“Siapa yang ingin bertarung dengan mu…!!” kata Enzo. “Ayo…! Kita lari…!”

Setelah Enzo lari memimpin, anggota yang lain mengikuti Enzo. Tapi…

“Siapa… yang menyuruhmu untuk kabur…!!” kata Jack sambil memukul perut Enzo.

“Ukh…!!!” kata Enzo. “Hahahaha….!!! Kau tau apa yang kau pukul itu…?!”

“Cih…!!! Ini… bom asap…!!” kata Jack. “Aakkkhh…!!!:

Lorong itu dipenuhi oleb asap…

“Lari…!!!” kata Enzo. “Oke…!!” kata yang lain. “Jangan biarkan mereka kabur…!” kata Reventon. “Kejar dia…!!”

Anggota Neo Shining-Sanctuary yang berada di sana ada 11 orang… mereka mulai mengejar Kiel dan kawan-kawan.

“Cih…! Mereka mengejar kita…!!!” kata Enzo. “Kita harus menahan mereka…!!” kata Kiel.

“Tembak dia…!!!” kata Enzo. “Sayonara… Bye! Bye!”

Enzo menembak menggunakan Machine Gun… tetapi anggota-anggota Shining Sanctuary menghindari peluru-peluru itu...

“Ahahaha…!!!” tawa Reventon. “Kau kira aku membawa 11 orang hanya untuk bergaya…?!”

“Hei… Enoz…!!! Eh Enzo…!!!” kata Ren. “Tembak yang benar…!!”

“Iya…! Iya…!” kata Enzo. “Akan kuusahakan…!!!” kata Enzo.

“Pakai pistol ini…!!!” kata Enzo sambil melempar ke arah Ren.

“Pistol apa ini…?” kata Ren. “Itu pistol automatis yang sudah aku perbaharui…!!” kata Enzo. “Jarak waktu penembakan antar peluru 0.5 detik…!! Satu magasin memuat 24 peluru…!! Dilengkapi dengan tambahan Laser Sight untuk mengeker…!” kata Enzo.

“Ho… penjelasan mu sangat panjang Enzo…” kata Ren.

“Ayo…. Kita sapu habis…!” kata Enzo. “Oke…” kata Ren.

“Jangan berdiri saja…!!” kata Vincent. “Kita menembak sambil berlari…!!”

    “Oke…!!” kata Kiel.

Mereka pun berlari kencang… tetapi lari anggota Neo-Shining Sanctuary lebih kencang…

“A…Apa…?!” kata Ren. “Hajar dia…!!” kata Enzo “Biar aku saja…!” kata Vincent.

“D…Dia Vincent…!!!” kata salah satu anggota Neo-Shining Sanctuary “Tidak usah ragu…!!” kata Reventon. “Terjang….!!!!”

“Secepat apapun kalian….” Kata Vincent. “Tetap lemah…!!!”

Vincent memukul anggota Neo-Shining Sanctuary yang paling depan, para anggota lain ikut terjatuh…

“Cih…! Kita tertinggal oleh mereka…!!!” kata Jack. “Jack…! Kejar mereka…!” kata Reventon.

Jack mengejar Kiel dan kawan-kawan… saat yang sama…

“Hahaha…!” kata Enzo. “Mereka tertinggal…!!!”

Kiel dan kawan-kawan menemukan tempat yang agak ramai.

“Tunggu…!” kata Ren. “Kita jangan melaju lebih jauh dulu…” kata Ren.

“Kenapa…?” kata Kiel. “Di sini ada persimpangan jalan… kiri dan kanan…” kata Ren. “Di depan ada tempat yang cukup ramai… mudah untuk bersembunyi… tetapi… jalan ini jalan yang jauh untuk sampai ke jalan raya…”

“Hoo… aku mengerti…” kata Gill. “Jadinya… kita bersembunyi dulu di jalan yang kiri… sampai mereka semua pergi ke jalan yang kiri… kita keluar dan kembali ke jalan yang kanan… Tepat…?” kata Gill.

“Iya… daripada kita pergi ke jalan yang kanan… lalu dikejar oleh mereka… lebih baik kita mengelabui mereka…” kata Ren.

“Tapi… kenapa kita harus ke jalan yang kiri dulu…? Kenapa tidak langsung ke jalan yang kanan…?” kata Kiel.

“Suara….” Kata Ren. “Jika kita berjalan langsung ke kanan, jelas-jelas suara tapak kaki, hembusan nafas, dan suara mulut, akan terbaca… karena di sebelah kanan jalan yang sepi…”

“Kalau kita berlari di jalan yang kiri… karena di sana ramai, suara kita tertutup oleh keramaian di jalan kiri…” kata Ren.

Akhirnya mereka ke jalan yang kiri dan melaksanakan taktik tersebut.

“Kita bersembunyi…!!!” kata Ren. “Cari tempat persembunyian kalian…! Dengarkan jika anggota Neo-Shining Sanctuary sudah lewat…!!”

Ren bersembunyi di dalam WC Umum, pintu sudah dikunci, sedangkan yang lain bersembunyi di tempat masing-masing.

Saat yang sama… Neo-Shining Sanctuary….

“Ke mana mereka…?!” kata Reventon. “Ke kiri…” kata Jack. “Hoo… Ayo kita kejar mereka…!!!’ kata Reventon.

Neo-Shining Sanctuary sampai ke tempat yang ramai tersebut…

“Di mana mereka…?! Jack…!” kata Reventon. “Tenang… mereka masih di sini….” Kata Jack. “Kau mau yang mana…?”

“Ren…” kata Reventon. “ Baik…” kata Jack. “Ren Lighthalzen… ada di…”

“Dia semakin mendekat ke sini…!” pikir Ren. Jack menembak Pintu WC. “Di sini…!” kata Jack.

Tapi di dalam toilet tersebut tidak ada orang…”A…Apa…?!” kata Jack. “Hehehe…! Ber-can-da…”

Jack mengarahkan pistolnya ke arah tembok WC sebelahnya.... Jack menekan pelatuknya…

“Ada di sini…!” kata Jack. “Cih…!!!” kata Ren. “Reeenn…!!!” kata Enzo sambil melempar sesuatu.

“Ini…!!!” kata Reventon. “Bom Asap…!” kata Jack. “Cih…. Aku sudah kena ini 2 kali…”

Bom asap itu bereaksi… Ren membuka kunci WC nya…

“Cepat kabur kebelakang…!!!” kata Ren. “Ayo…!!!” kata Enzo.

Kiel dan Kawan-kawan keluar dari persembunyiannya dan lari ke belakang…

“Kejar mereka…!!!” kata Reventon. “Oke…!!!” kata Anggota Neo-Shining Sanctuary…

Mereka sudah kembali ke persimpangan jalan itu…

“Nah… rencana kita gagal… mau tidak mau kita harus ke kanan…” kata Ren.
“Oke…!!” kata Kiel. “Kita Maju…!” kata Enzo. “Mereka ada di belakang…!!” kata Vincent.

“Akan ku hadang mereka…!!!” kata Ren.

Ren menembaki mereka dengan pistol yang diberi Enzo… tanpa disadari bahwa pelurunya sudah habis…

“Cih…!!!” kata Ren. “Uwooo…!!!!” kata Jack menerjang Ren.

“Ren..!” kata Vincent. “Mundur…!”

Terjangan Jack mengenai Vincent.

“V…Vincent…!!!” kata Ren. “Tenang saja Ren…” kata Vincent. “Badan ku ini kuat…”

“Vincent….!!!” Kata Enzo sambil menembaki anggota Neo-Shining Sanctuary.

Kiel ke sana untuk menolong Vincent…

“Jack…” kata Kiel. “Beraninya kau….”

“Pengganggu harus dilenyapkan… perintah Reventon adalah mutlak…” kata Jack.

“Kau menjadi anjing Reventon kah…?” kata Kiel. “Baiklah… pengganggu harus dilenyapkan…” kata Kiel.

“Kiel…!!! Mundur…!!” kata Ford. “Kalian duluan saja…” kata Kiel.

Kiel memukul Jack sampai terjatuh…. Anggota Neo-Shining Sanctuary banyak yang datang ke arah Kiel.

“Aku kabur…!!!” kata Kiel. “Akhirnya kau kabur juga Kiel…” kata Vincent. “Kau tidak apa-apa Vincent…?” kata Kiel. “Tidak apa-apa…” kata Vincent.

“Lagi-lagi mereka di belakang…!!!” kata Ford. “Dasar tidak pernah menyerah…” kata Gill.

“Cih…!” kata Kiel. “Ford…! Kapan kita sampai di jalan raya…!”

“Kalau dengan kecepatan ini… mungkin bisa setengah jam lagi…” kata Ford.

“Apa….?!” Kata Kiel. “Hmm…” kata Enzo. “Pasukan Neo-Shining Sanctuary tinggal 6 orang belum berserta Jack dan Reventon.” Kata Enzo.

“Jadi totalnya 8 orang kah….” Kata Kiel. “Bagaimana kita bisa menjatuhkan mereka dengan mudah…?”

“Hmm… senjata yang aku punya tinggal 2 pistol automatis… Sebuah Sniper Rifle… dan… 1 bom asap…” kata Enzo.

“Di tangan ku hanya ada satu pistol dengan peluru tinggal 11 buah…” kata Kiel.

“Aku hanya punya pistol tanpa peluru…” kata Ren.

“Aku bahkan tidak punya senjata….” Kata Vincent.

“Aku Juga….” Kata Gill. “Aku punya buku…!!” kata Ford.

“Apa yang kita bisa gunakan sebagai pemecah masalah ini….” Kata Kiel. “Hmm…. Sebaiknya kita pikirkan selagi lari….!” Kata Ren.

“Oke…!!!” kata Kiel. “Mereka semakin mendekat…!!!”

“Apa…?!” kata Ren. “Uwoooo…!!!!” Ren melaju ke belakang.

“Cih…!” kata Kiel. “Dia itu selalu bertindak sembrono…!!!” kata Kiel.

Kiel berlari mengikuti Ren dari belakang.

“Uwoooo…!!!!” teriak Ren.

Ren memukuli anggota-anggota Neo-Shining Sanctuary dengan pistol tanpa peluru.

“Ren…!!!” kata Kiel. Kiel ikut membantu Ren memukuli para anggota Neo-Shining Sanctuary… sampai mereka berjatuhan…

“Enzo…!!!!” kata Ren. “Sniper Rifle…!!!”

“Oh…! Jadi itu rencana nya…!!” kata Enzo. “Oke…!!!” kata Enzo sambil mengeluarkan Sniper Riflenya…

“Bidik…!” kata Enzo. “Tem…bak…!!!!”

Satu anggota Neo-Shining Sanctuary gugur… Kiel dan Ren mulai mengacaukan formasi Neo-Shining Sanctuary lagi…

“Bidik…! Tembak….!!!” Kata Enzo sambil menembak lagi.

“Jack…!!!” kata Reventon. “Hajar mereka berdua…!!!”

“Baik…” kata Jack. “Jangan bergerak… Jack…!!!” kata Kiel sambil menodongkan senjata ke Jack.

“Kau kira aku akan kalah dengan gertakan seperti itu…?!” kata Jack.

“Tidak…!” kata Kiel sambil menekan pelatuk pistol nya.

“Ukh…!!!” kata Jack. “Hehehe…!” kata Kiel. “Ayo Ren…! Kita kabur…!” kata Kiel.

“…Oke…!!” kata Ren sambil berbalik arah.

Kiel dan Ren berlari lagi ke depan menyusul Enzo dan kawan-kawan…

“Ayo...!!!” kata Kiel. “Kita tinggalkan tempat ini…!!”

“Ford…! Kalau kita berlari, berapa lama waktu untuk ke jalan raya…?!” kata Vincent.

“S…Sekitar 10 menit lagi…!” kata Ford. “Oke…!” kata Vincent. “Kita lari…!”

“Anggota Neo-Shining Sanctuary termasuk Reventon dan Jack tinggal 6 orang…” kata Kiel.

Saat yang sama…

“Jack…! Bangun…!” kata Reventon. “Tenang saja, Reventon….” Kata Jack. “Mereka tak akan kulepaskan…”

“Oke…! Sekarang kita kejar mereka…!” kata Reventon. “Oke…!” kata Anggota Neo-Shining Sanctuary.

Saat yang sama…

“M….Mereka sudah dibelakang kita…!” kata Ren. “A..Apa…?!” kata Kiel. “Tidak mungkin…! Bagaimana bisa..!”

“Mau tahu kenapa…?” kata Reventon. “Jalan Pintas… aku sudah tahu jalanan di daerah ini…”

“Cih…!” kata Kiel. “Ah…! Itu Jalan raya…!!” kata Ford.

“Ayo lari…!!” kata Vincent. “Aku hadang mereka…!!” kata Kiel.

Peluru demi peluru ditembakkan oleh Kiel… sampai tinggal satu peluru saja… Anggota Neo-Shining Sanctuary yang tersisa tinggal Reventon dan Jack.

“Bagaimana… Kiel…?” kata Reventon. “Satu peluru apa bisa merobohkan kami berdua…?”

“Begini caranya….!!!” Kata Kiel. Kiel menembak Jack. “Ugh…!” kata Jack. “Aku belum roboh…”

“Vincent…!” kata Kiel sambil melempar pistolnya ke arah Vincent.

“Oke, Kiel….!” Kata Vincent. “Lempaaar…!!!!” kata Vincent.

Lemparan itu mengenai kepala Jack dan memantul ke kepala Reventon.

“Aakhh..!!!” kata Reventon. “Lari…!!” kata Kiel. “Oke…!!!” kata Enzo. “Ah itu ada bis…!!” kata Ford.

“Nanti dulu Ford… aku ingin mencoba ini…!” kata Enzo sambil melempar Bom Asap.

“Oh…! Aku sudah kena 3 kali hari ini….” Kata Jack….

Setelah bom asap bereaksi, mereka menaiki Bis tersebut…
“Ah…! Akhirnya kita kabur juga….!” Kata Kiel.

“Hahaha…!! Walaupun akhirnya harus bertempur habis-habisan juga…” kata Enzo.

“Yang penting kita menang hari ini…” kata Ren. “Oh iya ren…” kata Kiel. “Kau kan belum bilang ingin masuk Black List…”

“Oh iya… oke… mulai hari ini… aku… Ren Lighthalzen… adalah anggota Black List…!” kata Ren.

“Hahaha…!!” kata Vincent.

Kiel melihat kursi supir…

“Lho…? Kau kan…!” kata Kiel. “Ayahnya Jack…!”


“…”

“Pertemuan Kedua kali adalah sekali seumur hidup… benarkah itu…?”

EPISODE 3 –TRAITOR Part I : “ESCAPE...!!!”- “Ajak kami sekalian dong…!!”

“Jadi…” kata Kiel. alasan dia bergabung dengan Reventon…”
“Iya…”kata Ren. “Untuk melindungi teman-teman yang paling dia hormati…”

“Reventon…” kata Kiel. “Kau satu-satunya yang tak akan ku maafkan! Memanfaatkan kelemahan orang lain, demi mendapatkan yang dia inginkan…”

“Kiel…” kata Ren.

“Simpan dulu kemarahanmu itu Kiel.” kata Ford. “Uwaaaaa…!!!” kata Kiel dan Ren.

“Menurut perkiraan ku… hari ini… Ren Lighthalzen dalam bahaya…” kata Ford. “Hari ini… Reventon masuk sekolah…? Mungkin dia mengincar Ren, oleh sebab itu… kita sebaiknya hati-hati…”

“Mengapa Reventon masih mengincarku...? sebenarnya dia tidak untung dan tidak rugi… dia mendapatkan Jack, dia kehilangan diriku.” Kata Ren.

“Mungkin benar kata-kata mu, tapi untuk berjaga-jaga, sebaiknya kau pulang cepat hari ini.” Kata Ford.

“Tenang saja…” kata Ren. “aku bisa menjaga diri sendiri… kalian tidak perlu khawatir.”

“Ren…” kata Kiel.

Tiba-tiba Reventon dan beberapa anggota Reventon masuk…
“Kau…!” kata Kiel. “Reventon…!!”

“Aku tidak ada urusan denganmu… aku ada urusan dengan Ren…” kata Reventon.

“Ren tidak perlu mendengarkan kata-kata mu…!!!” kata Kiel. “Tenang Kiel…” kata Ren. “Ini bisa kuhadapi sendiri…”

Mereka keluar kelas…

“Mau apa kau datang ke sini… Reventon…” kata Ren. “Tentu saja untuk menanyakan informasi tentang kelasmu..” kata Reventon. “Ada perkembangan…?”

“Sejak kapan aku mulai mengikuti perintah mu lagi…?” kata Ren.

“Oh…” kata Reventon. “Aku lupa… kau sudah keluar dari Shining Sanctuary… tapi… aku mengingatkanmu… Ren… Hati-hati sepulang sekolah…”


“Apa katamu…?!” kata Ren. “Sudah ya… Bye…” kata Reventon.

Kiel dan Ford ikut keluar kelas…

“Ren…!” kau tidak apa-apa?!”kata Ford. “Ford… Kiel…”kata Ren. “Nanti aku pulang cepat…”

“Biar kami ikut dengan kau, Ren…!” kata Ford. “Tidak usah… aku bisa mengurusi diriku sendiri. “Tapi…” kata Kiel. “Tenang… aku tak mau kalian terlibat dengan ku…” kata Ren.

Bel masuk sekolah sudah berbunyi…

Pelajaran pertama… Matematika…

“Ren, kau tidak apa-apa? Kau kelihatan gelisah.” kata Kiel. “Aku tidak apa-apa…” kata Ren. “Jack Iceberg…” kata Guru yg sedang mengajar. “Jack Iceberg…” kata Guru lagi.

“Hmm… dia tidak masuk sekolah lagi rupanya… sebenarnya sedang apa dia” kata guru matematika.

“Sudah dua orang jadi korban… bahkan keduanya adalah murid di kelas ku…”kata Kiel dalam hati.

“Lihat saja Reventon… tak akan kubiarkan satu orang lagi jadi korban…” kata Kiel. “Saat waktunya tiba… akan kuhajar kau…”

Pelajaran Kedua… Kesenian…

“Sebentar lagi istirahat sekolah…” kata Kiel. “Kau tidak apa-apa kalau keluar kelas, Ren?”

“Aku tidak keluar kelas pun, masih memungkinkan Reventon menemuiku.” Kata Ren.

“Nanti kau dikelas saja, kalau kau mau titip, aku belikan.” Kata Kiel. “Tidak usah… aku keluar saja… jika aku keluar, maka Reventon akan lebih kesulitan mencari ku…”

“Kiel Lowenhart…! Ren Lighthalzen..!” kata Guru kesenian. “Silahkan ngobrol di luar kelas…!!!” kata Guru kesenian.

Kiel dan Ren keluar kelas.

“Uuuh… ini gara-gara kau Kiel…” kata Ren. “Apa…?!” kata Kiel.

“Ahahaha..!” kata Reventon. “Kalian menunggu untuk di mangsa disini…?”

“R…Reventon…!”kata Ren dan Kiel. “Mengapa kau di sini Reventon…!” kata Kiel.

“Ahahaha… untuk melihat kau meratapi nasibmu…” kata Reventon. “Bukankah kau kehilangan teman-teman mu..?”

“Sialan…!” kata Kiel dan Ren.

Kiel dan Ren memukul ke arah Reventon, tetapi tidak diduga… seseorang menghentikan pukulan itu.

“Tak akan kubiarkan…”

“J…Jack..!!!!” kata Kiel. “Jack… Iceberg…” kata Ren. “Ahahaha…. Sekarang… aku menantangmu… bertarung sekarang…” kata Reventon.

“Bagaimana Kiel…?!!” kata Reventon. “Kau mau bertarung dengan sahabatmu sendiri…?!! Pasti tidak… betul?!!”

“Aku setuju…” kata Kiel. “Aku mau menyadarkan si bodoh ini…!” kata Kiel. “Ayo…! Jack…!” kata Kiel.

“…Ayo…” kata Jack.

“Ren, urus Reventon…” kata Kiel. “Aku akan bertarung…! Bersiaplah… Jack…!”

    “Kiel… dia melakukan pertempuran yang tidak dia inginkan…” kata Ren dalam hati. “Aku harus membantunya…”

“Ayo…!!! Reventon…!!!” kata Ren. “B…Beraninya kau…!!!” kata Reventon.

Kiel berlari ke arah Jack. Kiel langsung memukul ke arah Jack. Jack berpindah arah ke sebelah kanan Kiel.

“Jack..!!!” kata Kiel. “Kenapa kau pindah ke rencana Reventon…!” kata Kiel. “Kau… tidak… perlu tahu…!!!” kata Jack.

Jack mencoba memukul ke arah Kiel. Kiel menghindar dan menodongkan senjatanya ke arah Jack.

“Kalau kau tidak memberi tahu alasannya… aku tidak ragu-ragu menekan pelatuk ini…!!” kata Kiel. “Aku juga tidak akan segan-segan…” kata Jack.

Jack memukul Kiel tepat sasaran, Kiel menodong senjatanya lagi. “Kiel….” Kata Jack. “Huwoooo…!!!!” kata Kiel sambil mencoba menekan pelatuknya.

Sementara itu… Reventon dan Ren.

“Ren… kembalilah ke Shining Sanctuary…” kata Reventon. “Tidak… akan…!!!” kata Ren sambil memukul Reventon.

“Hm… Ahahahaha…!!!” kata Reventon. “Menarik… ayo bertempur…!!!” kata Reventon. “

“Uwoooo…!!!!!!” kata Ren. “KIEL!!!! REN!!!!” kata Guru kesenian sambil membuka pintu kelas. “Kenapa rebut sekali diluar…?!!!”

“Ini… R…Reventon dan J..Jack…!!” kata Ren dan Kiel. “Haaah??” kata Guru kesenian. “kalian bermimpi…?!!”

“Haaah…?” kata Kiel. “Di mana mereka berdua…?”
“Fufufu…. Kali ini… kubiarkan dulu…” kata Reventon. “Iya kan… Jack…?” kata Reventon. “Kiel…” kata Jack.

“KIEL…!!! REN…!!! Karena kalian ribut terus di luar kelas…!!!” kata Guru kesenian. “Kalian tidak boleh pulang setelah jam 5…!!!”

“Apa…?!!” kata Kiel.

Bel istirahat berbunyi…

“Gawat ini Ren…” kata Kiel. “Tenang saja Kiel… aku punya Rencana khusus…” kata Ren.

“Wah…! Apa itu Ren?!” kata Kiel. “Kabur…!” kata Ren. “Sedikit kasar… tapi patut dicoba…” kata Kiel.

“Yah… jam 5… kita pulang sekolah seharusnya jam 1 siang kan…?” kata Kiel. “Sebaiknya… kita kabur saat jam 1 siang…”

“Yah…. Tapi ada satu masalah yang aku khawatirkan…” kata Ren. “Apa itu…?” kata Kiel. “Lihat saja nanti…” kata Ren.

Beberapa jam kemudian…

“Aku bosaaaannn….!!!” Kata Kiel. “Jangan begitu Kiel… lebih baik kita pikirkan rencana B…” kata Ren. “Hmm… apakah rencana kita kurang bagus…?” kata Kiel.

“Tentu saja tidak… kau kira orang-orang di sekolah tidak dapat melihat kita..?” kata Ren. “Apalagi si Lucifer itu…” kata Ren.

“Lucifer…?” kata Kiel. “Ibu Lucy… guru kesenian kita…” kata Ren. “Hooo… ternyata kau tipe orang yang suka buat julukan untuk guru..” kata Kiel.

“Hehe…” kata Ren. “Ah…!” kata Kiel. “Lihat di luar, Ren…!!”

“Itu…. Reventon…!!! Dia menunggu di depan gerbang…!!” kata Ren. “Apakah dia tidak sekolah…?”

“Cih…!!! Tidak kusangka masalah ini bertambah…!” kata Ren. “Bagaimana ini…?”

Bel keluar sekolah berbunyi… Suara kepala sekolah terdengar dari speaker…

“Saatnya pulang sekolah…” kata Kepala sekolah. “Diperingatkan pada siswa untuk pulang langsung ke rumah, bagi murid kelas 2, yang hari ini ada kegiatan les… diwajibkan mengikuti les, bagi yang tidak tidak mengikuti les, sebaiknya minta izin kepada guru piket di samping gerbang sekolah.”

“Nah…. Ini masalah pertama…” kata Ren. “Jika les… gerbang ditutup dan harus minta izin jika tidak mengikuti les…”

“Fufufu….” Kata Kiel. “Aku punya rencana untuk ini…” kata Kiel.

“Apa itu…?!” kata Ren. “Satu…! Berpura-pura menjadi anak kelas 1… Kedua…! Berpura-pura menjadi anak SD…!! Ketiga…! Bilang saja kita ada keperluan di luar…” kata Kiel.

“Rencana kesatu itu tidak mungkin…” kata Ren. “Kenapa…?” kata Kiel. “Kau itu sudah dikenal oleh karyawan sekolah ini…” kata Ren.

“Apa…?” kata Kiel. “Hmm…begini.. Kiel…” kata Ren. “Berkat kejadianmu sebelum masuk sekolah… Kepala sekolah dengan bangga menceritakannya kepada karyawan-karyawan sekolah… Sehingga semua karyawan sudah tau…” kata Ren.

“Ho… rupanya aku terkenal juga…” kata Kiel dengan bangga. “Jangan senang dulu…!!!” kata Ren. “Ehem… kita mulai di rencana ke-2…”

“Haha… rencana kedua aku yakin akan berhasil…” kata Kiel. “Begini Kiel… sebaiknya rencana ini dibuang ke tempat sampah bagian organik dan cepat-cepat dibakar…” kata Ren.

“K….Kenapa…?!!” kata Kiel. “Rencana ini… memiliki kelemahan yang sangat fatal…” kata Ren. “Apa itu…?” kata Kiel. “SEKOLAH INI TIDAK MEMPUNYAI SD, BODOH…!!!” kata Ren.

“Atatata…. Oke oke… kalau rencana ketiga…?” kata Kiel. “Hmm… ini juga tidak bisa…” kata Ren. “Kenapa lagi…?” kata Kiel.

“Kita kembali ke rencana pertama… Semua karyawan sudah tau siapa kau, dan ibu Lucy itu orang yang besar mulut…” kata Ren.

“Jadi… tidak mungkin jika dia tidak menyebarkan cerita ini… apalagi, dia pasti menyuruh guru piket untuk melarang kita ke luar sekolah…” kata Ren.

“Jadi begitu… jadi… bagaimana kita bisa kabur dari sini…?” kata Kiel. “Begini… kita pulang sekolah jam 1… pulang les jam 3… dan kita dikurung di sini sampai jam 5… “ kata Ren.

“Kita harus mengambil Golden Spot nya…” kata Ren. “Jam 1 siang…” kata Kiel. “Benar... yang kita lakukan hanya satu…” kata Ren.

“Apa itu…?!” kata Kiel. “Ada satu kerabat kita… dia tidak pernah mengikuti les di sekolah, karena dia ada les di luar sekolah…” kata Ren.

“Siapa dia…?” kata Kiel. “Stravillion… Ford Stravillion…” kata Ren. “Apa…?! Dia…” kata Kiel.

“Tapi… sebenarnya ada masalah..!” kata Kiel. “Apa itu…?” kata Ren.

“Ford…. Di mana… dia…?” kata Kiel.

Ren melihat jam tangannya…. Waktu menunjukkan pukul 1:07…

“AAAA…..!!!!” teriak Ren. “Kita….!!! Harus segera…!!! Kabuuuuuurrr…….” Ren kabur meninggalkan Kiel.

“Ren…!!!” kata Kiel. “Tunggu aku…!” Kiel ikut lari mengejar Ren.

Mereka lari sangat cepat… saat mereka lari ke luar gedung mereka melihat Ford sedang berjalan…

“F….Ford….!!!” kata Kiel. “…?...” Ford menengok ke belakang. “Aku… minta… tolong…!!!” kata Kiel. “Apa itu…?” kata Ford. “Hosh…. Bawakan tas kami keluar…” kata Kiel.

“Hoo… masalah Reventon lagi kah…?” kata Ford. “Benar…” kata Ren. “Baiklah aku bawakan tas kalian keluar…” kata Ford.

Ford berjalan ke gerbang sambil membawa 3 tas… sampai di gerbang…

“Oh… Ford… seperti biasa, kau ingin pulang ya..?” kata Guru piket. “Hehe… iya… karena saya ada les di luar sekolah…” kata Ford.

“Hoo…Tapi… buat apa kau membawa 3 tas…?” kata Guru piket. “Ahaha… karena…saya membawa banyak buku ke sekolah…He…Hehehe…” kata Ford.

“Hmm… B…Baiklah… kau boleh pulang Ford. “T…terima kasih…!” kata Ford sambil berlari.

Ford berlari membawa 3 tas sekaligus, tetapi… ditengah-tengah jalan… dia melempar 2 tas itu kembali ke dalam pagar…

“F…Ford…!!!!” kata Kiel. “….Sialan dia… besok kalau ketemu lagi… kuhajar dia…”

“Tenang… Kiel…!” kata Ren. “Aku punya rencana lagi…!!”
“ Apa itu…?!” kata Kiel. “Begini Kiel… kujelaskan sambil berlari…!” kata Ren.

Mereka berdua mengambil tas mereka…. Mereka mulai berlari ke bagian belakang sekolah…

“Mengapa kita berlari ke halaman belakang sekolah..?” kata Kiel. “Begini… kita lempar tas kita keluar pagar belakang…” kata Ren. “Lalu kita ke pintu depan dengan alasan jajan… jadi… karena kita tidak memakai tas… guru piket membolehkan kita keluar…”

“Hoo… brilian juga…” kata Kiel. “Nah… kita sampai…!!!”
“Lempar tas kita…!!!” kata Ren. “Satu… Dua… Tiga…!!!” kata Kiel dan Ren.

Mereka melempar tas mereka melewati pagar… setelah itu… mereka berlari ke depan gerbang lagi…

“Oke….!!!” Kata Kiel. “Sepertinya rencana ini akan berhasil…!!!”
“Ahaha…!! Siapa dulu yang memikirkan rencananya…!” kata Ren.

Mereka sampai ke depan gerbang… Mereka mencoba keluar… tetapi di hadang oleh guru piket…

“Hei… mengapa kalian keluar…? Bukankah kalian di hukum oleh Lucifer..?” kata Guru piket.

“Ahaha… Ternyata… ibu juga suka menjuluki guru ya… ternyata anda punya hobi yang sama dengan Ren…He…hehehe…!” kata Kiel.

“Begini bu…” kata Ren. “Kami di suruh oleh Ibu Lucifer untuk mengikuti les…. Jadi… kami pergi jajan keluar… boleh kan, bu?” kata Ren.

“Baiklah… Kalian diizinkan untuk jajan di luar…” kata Guru Piket. “Terima kasih…!!!” kata Kiel sambil berlari ke luar.

Mereka berlari kencang sampai ke belakang sekolah… Pada saat yang sama… di belakang sekolah…

“Lho…? Ini kan tas nya Kiel dan Ren…” kata Ford. “Hmm… biar aku urus…”

Ford melempar tas milik Kiel dan Ren ke dalam sekolah… kejadian itu dilihat oleh Kiel dan Ren.

“Ford….” Kata Kiel. “AAAAAAA….!!!! Daritadi kau selalu mengganggu kami…!!! Sudah bosan hidup…?!!!”

“Aaaa….!!” Kata Ford. “Aku kan tidak tahu….!” Kata Ford. “Yang melakukan itu kepribadian lainku…!” kata Ford.

“Kepribadian… lain..?” kata Kiel. “Iya… aku mempunyai kepribadian ganda… hehehe…” kata Ford. “Sekolah ini makin aneh saja…” kata Kiel.

“Hoo… ini bagus untuk dicatat…” kata Ren. “Apanya yang bagus untuk dicatat…!!!” kata Kiel. “Bagaimana tentang tas kita di dalam…!!!” kata Kiel.

“Hahaha….! Butuh Bantuan…?!” kata Enzo. “Ah…! Enzo…!!” kata Kiel. “Fufufu… sudah kuduga ada suara berisik di sini… pasti Kiel dan Ren…” kata Vincent.

“Hmm… murid yang dibanggakan kepala sekolah di St. Michael, menjadi murid yang pertama kali kabur… Buruk…” kata Gill. “Ehehe….. aku jadi malu…” kata Kiel.

“Bodoh…!” kata Ren. “Bantu kami di sini..! Enzo, Vincent, Gill…!” kata Ren. “Baiklah… tapi ada syaratnya…” kata Enzo. “Kami harus ikut…!” kata Enzo.

“Enzo…” kata Kiel. “Ayo..! lempar tas kami dan tas kalian…!!!” kata Kiel. “Oke…!!!”

Mereka melempar tas dan cepat lari ke luar… setelah sampai ke luar… akhirnya mereka bertemu juga di belakang sekolah…

“Baiklah…!!” kata Enzo. “Kita pergi…!!! Ford…!!! Kau juga ikut…!!!”
“Huweee….! Aku juga ikut…?” kata Ford. “Baiklah…! Apa boleh buat…!!”

Mereka berjalan melewati jalan kecil di belakang sekolah…

“Ahahaha….!!! Sudah kuduga kalian kabur lewat belakang…!!”

“Kau…!!!! Reventon…!!!” kata Kiel.


“Heh…! Sudah kuduga…! Ini tak akan semudah yang aku pikirkan…”

EPISODE 2 ½ –FLASH BACK- “Oke… Aku mau…”

Esok harinya di sekolah…

“Pagi… Ren…!” kata Kiel. “Ah… pagi Kiel…” kata Ren. “Hmm… aku baru menyadari kita itu satu kelas…” kata Kiel.

“Ah… kau tak menyadarinya...?” kata Ren. “aku bertugas mengawasi semua orang di kelas ini, termasuk kau yang baru masuk sekolah ini beberapa minggu lalu.”

“Apa…? Selama ini kau…” kata Kiel. “Iya… kusarankan sebaiknya kau berkenalan dengan murid-murid di kelas ini, karena mereka dapat membantumu saat bermasalah dengan Gang lain.” Kata Ren

“Gaya bicaramu seperti orang dewasa saja… berbeda dengan kemarin…” kata Kiel. “Oh iya… apa kau tidak masalah dengan penghianatanmu..?”

“Aku berharap seperti itu… sepertinya hari ini Reventon tetap masuk sekolah…” kata Ren. “Aku harus sedikit berhati-hati…”

“Hmm…” kata Kiel. “aku khawatir apa yang terjadi dengan Jack kemarin… sepertinya Jack berkerja sama dengan Reventon.”

“Ingin kuceritakan bagaimana hasilnya waktu itu…?” kata Ren. “Sebenarnya… waktu itu…”

….

Ren mulai bercerita…
Gudang Eternal Park… 1 Agustus 2099… 17:16…Gudang


“Bagaimana Jack…? Menerima tawaran ku…?” kata Jack. “Tidak… Akan…!!!” kata Jack.

“Kau sungguh keras kepala Jack…” kata Reventon. “Kenapa kau tidak ingin bekerja sama denganku...?”

“Kenapa kau terus bertanya-tanya tentang itu kepada ku…?!” kata Jack. “Karena kau adalah kekuatan yang sangat kubutuhkan untuk rencanaku…” kata Reventon.

“Apa yang kau butuhkan..?!!” kata Jack. “Sebenarnya… aku membutuhkan Kiel Lowenhart…” kata Reventon. “Apa…?! Kiel…?!” kata Jack. “Mengapa…?!” kata Jack.

“Aku tak sengaja melihat kemampuan yang dimiliki oleh nya… saat di sekolah waktu itu…” kata Reventon. “Hanya karena itu…?!” kata Jack.

“Kau belum mengerti…” kata Reventon. “Kemampuannya… hanya aku yang tahu… tapi… walaupun kau bilang aku hanya menginginkan Kiel… itu salah… oleh karena itu, aku menculik Arciela…”

“Sebenarnya… apa yang kau inginkan…?!” kata Jack. “Aku ingin… menguasai kegiatan Gang di St. Michael…” kata Reventon.

“Apa…?!” kata Jack. “Aku tak akan setuju dengan rencana-mu…”
“Demi T.M.?” kata Reventon. “Aku bisa menyingkirkan Kiel dan Arciela dalam hitungan detik mulai sekarang… jika kau menolak…”

“Kau… licik…!!!” kata Jack. “Ahahaha…!!! Aku tahu… kau yang paling menyayangi teman-teman mu…” kata Reventon.

“Mana yang kau pilih…?!” kata Reventon. “Teman… atau Reputasi sebagai ketua T.M…?”

“Tapi… aku berikan satu syarat…” kata Jack. “Jika aku berkerja sama denganmu… bolehkah aku bertempur bersama rekan-rekanku di T.M?”

“Boleh… Asal kau menerima tawaranku…” kata Reventon…

“Oke..” kata Jack. “Aku mau bekerja sama denganmu…”



“…”
“Teman… adalah segalanya… apa kau tidak merasakannya…?”

EPISODE 2 –BLACK LIST- “Mana semangat kalian tadi…?”


Malam Harinya… di sekolah

“Malam ini… pertama kalinya Black List beraksi!!!” kata Vincent.
“Siapa lawan kita?” kata Enzo. “Aku tidak tahu…” kata Vincent. “Siapa lawan kita, Ford…” kata Vincent.
“Ford? Siapa itu..?” kata Enzo. “Sudah kubilang… Vincent… tidak ada yang menginginkanku di Black List.. Lebih baik aku keluar saja dari Black List… Hiks”
“Jangan!!! Baiklah aku memang tidak kenal kamu!!! Sorry deh !!!” kata Enzo.
“Aku Ford Stravilion, mantan ketua dari Gang “STARS”. Perkenalkan!!!” kata Ford. “Aku Enzo Flamenco, mantan ketua dari Garden for Sinners, perkenalkan juga…”

“Mengenai lawan kita pertama kali ini….”
“Hahahahahhaha!!!!!!” pembicaraan Ford di potong oleh suara orang lain.
“Ini Gang-mu yang baru?! Vincent?! Atau kusebut… Ketua?!!” Suara itu terus berkata-kata.
“Kau…. Reventon…” kata Vincent. “Siapa dia ??” kata Enzo. “Dia itu… Wakil ketua Shining Sanctuary… Reventon Sezrael!!!” kata Vincent.
“Lawan kita kali ini… Shining Sanctuary !!!” kata Ford. “Cih….!!!!” Kata Vincent. “Reventon… Mengapa kau…!!!”

“Pertandingan kali ini adalah Balloon!!! Aku akan mengisi angin pada balon. Pada saat detik ke 10… Boleh menembak balon menggunakan senapan angin!!! Menembak boleh dari mana saja !!! mau dari atas gedung sekolah… atau di mana saja… terserah !!! Gang yang kalah harus bubar… yang menang tidak bubar dan bertahan !!!” kata Reventon. “Baik!!! 1…2…3… Mulai!!!”


    Saat yang sama, dijalanan dekat sekolah…

“Huahm… Repotnya mencuci baju di loundry…”kata Kiel. “Sebenarnya… apa yang terjadi pada Arciela saat itu…? Mengapa Jack diam saja…? Sebenarnya siapa Reventon itu?” pikir Kiel dalam hati. “Hm? Ada balon di langit? Coba ku lempar batu kerikil.” Kiel pun mengambil kerikil dan melemparnya ke atas.
“Bagus!!! Balon itu pecah!!! Aku coba liat ke sana!!!” kata Kiel.

Di sekolah…

“Balon itu Pecah!!!” kata Reventon. “Siapa yang memecahkannya?!!” kata Vincent.
“Ketemu!!! Ini dia balon yang ku lempar kerikil tadi!!!” kata Kiel. “ APA?! Siapa kamu?!” kata Reventon. “Gawat…dia… Reventon…lagi-lagi aku dalam masalah..!” kata Kiel. “Kabur ah!!!”
“Itu anak sekolah kita… Kalau tidak salah… Kiel Lowenhart ya?” kata Ford. “Besok kita harus bicara dengannya…” kata Enzo.
“Reventon!!! Kita sudah selesai hari ini!!! Kita lanjutkan lain kali!!!” kata Vincent. “Cih…” kata Reventon. “dia lagi… Kiel Lowenhart!!!!”

Esok Harinya… di sekolah…

Enzo dan Vincent mendatangi meja Kiel. “Hei.” Kata Vincent. “Kamu yang kemarin malam ada di sekolah kan?”
“Maaf!!!” kata Kiel. “Waktu itu aku sedang membawa cucian Laundry, lalu ada balon di atas langit lalu…”
“Sudah, tidak apa-apa…” kata Vincent. “Apa kau tahu kejadian tentang sekolah ini?”
“Tentang Gang itu?” kata Kiel. “Aku tahu sih… tapi tidak terlalu tahu tentang gang itu.”
“Hmm…” kata Enzo. “Baiklah kita akan ceritakan apa yang terjadi di sekolah ini setiap hari…”

Setelah beberapa waktu….

“APAAAAAA?!!!!” Kata Kiel. “Aku harus masuk Black….Hmpf!!!” “Bicaranya jangan terlalu keras!!!” kata Vincent.
“Jadi… aku masuk Black List… Gang kalian?” kata Kiel. “Iya…” kata Enzo. “Tapi…” kata Kiel. “Mengapa aku yang di ajak?” kata Kiel. “Aku juga tidak tahu…” kata Vincent. “Tapi yang jelas kita butuh anggota” kata Vincent.

“Untuk melawan Reventon…?” kata Kiel. “Me..mengapa kau bisa tau sejauh itu…??!!” kata Vincent.
“Mungkin Kiel ini mata-mata, ayo kita hajar dia…”kata Enzo. “T..Tenang Enzo..!!” kata Vincent.
“Sebenarnya… sebelum tadi malam… aku sudah berkontak dengan Reventon…” kata Kiel.
“Apa??!!!” kata Vincent. “… Ceritakan pada kami bagaimana kau dapat terlibat dengan orang seperti dia…”

“Sebenarnya… kemarin aku, Arciela, dan Jack, terlibat secara langsung dengannya…” kata Kiel.
“Arciela Rozell, dan Jack Iceberg…?” kata Vincent. “Sekarang dimana mereka berdua…?” kata Vincent.
“Mereka berdua menghilang setelah kejadian kemarin…” kata Kiel. “Cih…! Gawat… bisa gawat kalau mereka terlibat…” kata Enzo. “Iya… benar kata Enzo… bisa-bisa mereka menjadi umpan untuk kita…” kata Vincent.
“Arciela sudah hilang sejak kemarin sore… sedangkan aku masih melihat Jack kemarin sore…” kata Kiel.
“Kapan terakhir kau melihatnya…?” kata Vincent.

“Di gudang milik Eternal park…” kata Kiel. “Saat itu… sorot mata Jack… seperti sedang melakukan hal yang dia benci… dengan terpaksa...”

“…” Semua terdiam…


“Kiel.” Kata Vincent. “Kapan kau mengenal Jack? Saat masuk St. Michael atau sebelumnya?”
“Sebelum aku masuk ke St. Michael.” Kata Kiel. “Dia itu teman masa kecilku… memangnya kenapa?”
“Dia itu ketua gang T.M” kata Enzo. “Apa?” kata Kiel. “Jack Iceberg? Ketua Gang juga?!”
“Iya…” Kata Vincent. “Sudah kuceritakan, kan? Dulu 10 gang besar dibubarkan. Gang T.M itu termasuk gang baru yang tidak masuk dalam 10 gang tersebut. T.M termasuk gang baru.”

“Sebenarnya… yang dilakukan Gang itu?” kata Kiel. “Begini, Kiel… ada suatu kegiatan bernama Gang War. Yang dilakukan setiap malam hari saja” kata Vincent. “Kita kurang anggota untuk Gang War tersebut.”
“Hmm…Mengapa kalian bertempur..?” kata Kiel. “Kita bertempur karena… ingin membuat semua Gang lain tidak bertempur lagi.” Kata Vincent. “Bertempur untuk menghentikan pertempuran.”
“Baiklah… hanya itu yang aku sampaikan…” kata Vincent. “Vincent!!!” kata Kiel. “Menghentikan Pertempuran…. Kah...?” kata Kiel.
“Hmph!!! Ku tunggu malam ini disekolah… Kiel Lowenhart!!!” kata Vincent. “Aku tidak tahu akan ikut!!! Tapi… tunggu saja!!! Vincent Sparkbell!!!” kata Kiel.
“Aneh…” kata Vincent. “Aku… tidak pernah memberitahu namaku padanya…”

“Jack Iceberg…” kata Kiel berbisik. “Benarkah dia ketua gang juga? Apa aku juga akan bertarung dengannya?” kata Kiel. “Tapi… pasti aku akan bertarung lagi dengan Reventon itu…”

Terdengar suara keras.
“Apa itu?!” kata Kiel. “Hei!!!” di koridor ada pemalak dari Gang Shining Sanctuary.
“Kau bilang tidak punya Uang?!!! Memang bagaimana cara kau pulang dari Sekolah?!!!” kata Pemalak itu.
“A…aku di jemput oleh orang tuaku…” kata Siswa yang di mintai uang.
“Kau benar-benar anak Manja ya??!!! Rasakan ini!!!” “Hentikan!!!” kata Kiel. “Heh?!! Siapa kamu?!!!” kata pemalak itu sambil melihat Kiel.
   “…” Kiel membisu. “Hei?!!! Jawab, Bodoh!!! Kau bisu?!!!” katanya lagi. “Sebelum ini… Aku bukan siapa-siapa… Aku membiarkan kejahatan berjalan di depan mataku…” kata Kiel.

   “Lalu sekarang Apa?!!!!” Sesaat, tangan orang itu bergerak ke arah Kiel sambil mengepal. Secepat mungkin, Kiel menghindar dan membalasnya.
  “Tapi… Sekarang aku adalah salah satu Anggota dari Kelompok yang bertempur untuk menghentikan pertempuran… Black List!!! Aku Kiel Lowenhart!!!” kata Kiel.

Ada anggota Shining Sanctuary yang bersembunyi di dekat tembok. Ia menelpon Reventon, Ketua Shining Sanctuary
“Reventon… sepertinya ada masalah nanti malam…” katanya. “Apa itu?” kata Reventon. “Kiel Lowenhart… menjadi anggota Black List.” katanya lagi.
“Hanya itu kah?” kata Reventon. “A…Apakah itu tidak berbahaya?” katanya
“Tidak… Tidak… itu mudah untuk diatasi.” Kata Reventon. “Apa kau lupa…? Aku punya kartu As dalam pertempuran ini… Arciela… Rozell.”

Malam… Pukul 21:00…

“Sepertinya aku Harus ke sekolah malam ini…” kata Kiel. “Aku akan mengentikan pertempuran ini bersama Vincent”
“Pertempuran kedua… semoga Kiel datang malam ini…” kata Vincent.
“Pertempuran… Kemenangan… dan Jebakan… akan berjalan dengan indah malam ini…” kata Vincent. “OK!!! Berangkat!!!”
Semua sudah keluar menuju kegelapan malam… Pertempuran di bawah Sinar bulan… sudah dimulai.












Shining Sanctuary sudah sampai di Sekolah lebih dulu. “Hei!!! Reventon!!!” Suara Enzo terdengar dari kejauhan.
“Mati kamu!!!!” Enzo menendang Reventon. “Hei!!! Pertandingan belum dimulai!!!” kata Anggota Shining Sanctuary.
“Hoo… Siapa Kamu?” kata Enzo.
“Aku Ren Lighthalzen!!! Wakil ketua Shining Sanctuary!!!” kata Ren.
“Sudah lah… Ayo kita mulai!!!” kata Enzo. “Permainan ini kita lanjutkan dengan Balloon lagi.” Kata Reventon.
“Ah… Membosankan sekali… lagi-lagi balloon” kata Enzo. “Hei!!! Kalau tidak ingin pertandingan Balloon… Silahkan Bubarkan Gang kalian!!!” kata Ren.
“Baiklah kami berikan sedikit perubahan… Balon yang dilepaskan… menjadi 9!!!” kata Reventon.
“Lalu… ini bukan masalah lebih banyak menembak balonnya…”kata Reventon.
“Jadi?!!” kata Enzo. “Di dalam balon ini… ada satu balon yang berisi Emblem Shining Sanctuary… Jika orang yang menembak dan mengambil Emblem tersebut… Dia Gang yang akan menang…!!!” kata Reventon

“Ya Sudah!!! Ayo kita Mulai!!!” kata Enzo “Waktu terbuang percuma!!!”
“Ok… Mulai!!!” kata Reventon. Anggota Shining Sanctuary dan Black List mulai menaiki tangga ke atap sekolah. Satu demi satu balon ditembak oleh anggota Shining Sanctuary. “Apa?!!” Sampai tinggal satu Balon.

“Gawat!!!! Tinggal satu balon lagi!!! Balon itu yang berisi emblem!!!” kata Enzo. “Tenang saja!!! Kita harus mengambil Emblem itu sebelum dia!!!” kata Vincent.
“Tidak bisa Vincent!!! Kita hanya 5 Orang!!! Sedangkan lawan ada 53 Orang!!! Dan tidak ada anggota kita yang berada di bawah!!!” kata Enzo. “Cih!!!” kata Vincent.

“Kiel… apa dia tidak datang??” kata Vincent. “vin..ceeeeeent!!!” terdengar suara dari kejauhan.
“Suara apa itu? Apa hanya perasaanku saja?” kata Vincent. “Viin..Ceeeeent!!!!”
“Suara itu!!!” kata Vincent. “K…Kiel Lowenhart!!!!” “VINCENTTT!!! AKU DATANG!!!!” kata Kiel.
“D..Dia menggunakan Sniper Rifle!!!!!” kata Enzo.
“APA?!” kata Vincent dan Kiel. “Dasar Licik…! Pantas tembakannya Selalu kena!!!”” kata Enzo. “Kiel!!!” kata Vincent sambil melempar Pistol ke arah Kiel.
“Terima kasih..! Vincent…!” Kiel langsung ke atas atap tempat Reventon menembak.

“Reventonnn!!!” kata Kiel sambil menaiki tangga. “Datanglah… Ayo… DATANGLAH!!! KIEL LOWENHART!!!” kata Reventon.
“Reventon!!!” Kiel menembak Sniper Rifle Reventon. “Bagus Kiel!!!” kata Vincent. Sniper Rifle itu jatuh ke bawah.
“Kau sudah Tamat!!! Reventon!!!” Kata Kiel. “Ups… Jangan senang dulu… Kiel…” kata Reventon.
“Apa kau tahu suara siapa ini??!!” kata Reventon… “Suara?!” kata Kiel. Reventon mengambil HP-nya dan berbicara…

“Nah… sekarang Kiel sudah datang….” Kata Reventon. “Kiel?! Anak baru itu… Kiel…!!! Tolong Aku…!!!” seseorang di Telepon itu berbicara.
  “Suara itu!!! Arciela!!!” kata Kiel. “Hajar dia…” kata Reventon. Terdengar suara pukulan dan tendangan.
“AAAAAAKHH!!!!” terdengar suara dari HP Reventon. “R…” kata Kiel.
“Ahahahahahaha!!!!! Ahahahaha!!!” tawa Reventon. “REVENTONNNNNNNN!!!!!!!! kata Kiel.
“Ahahaha…!!!! Panggung baru disiapkan… Sketsa disiapkan… Pemeran Utama sudah disiapkan… Tinggal… Bad Ending baru akan disiapkan…!!!”kata Reventon. Reventon secepat mungkin ke bawah.
“Akan kukejar dia!!!” kata Kiel. “Serahkan pada kami Kiel!!!” kata Enzo dan Vincent.
“Oke!!! Ku mohon bantuannya!!!” kata Kiel. Reventon mengarah ke Gudang sekolah. Reventon membuka pintu gudang. Di dalam gudang ada Arciela dan 2 orang anggota Shining Sanctuary. “Kalian bekerja dengan baik… “ kata Reventon.
“Apa yang kau lakukan?!! Reventon…!!!”kata Arciela.
“Kau tidak tahu…? Kau ini hanya umpan!!! Ahahahahahaha!!!!” kata Reventon. “Jadi…” kata Arciela…
“Aku tahu kau suka padaku..!!! Jadi waktu itu aku menyatakan cinta kepadamu…!!! Tapi… sesudah Kiel datang ke sekolah ini dan aku berpikir untuk menjadikanmu umpan…Ahahahahahaha!!! Ahahahaha!!!” kata Reventon sambil tertawa.
“Berisik…!” ada suara. “Siapa yang bilang seperti itu?!!!!” kata Reventon
“Aku!!!” Kiel menendang Reventon sambil terjatuh. “Kau datang juga Kiel…” kata Reventon. “Apa kau tahu di sini ada apa…?”
“Hmph!!” kata Kiel. “Yang aku liat hanya… Orang yang patut dihajar yang ada di depan mataku…!!!!” kata Kiel.
“Bukan… Korek!!!” kata Reventon. “Itu… Petasan…!!!” kata Kiel.
“Ahahaha… Apa kau tahu.... berapa besar ledakan ini?!!!” kata Reventon.
“Tidak peduli besar atau tidak… Kau harus kutumbangkan!!!” kata Kiel.
“Kenapa…?” kata Reventon. “Kenapa kau bersih keras untuk menolong dia?!!! Ada hubungan apa kau dengan Black List, dengan Arciela, dan semuanya?!!!”
“Mau tahu kenapa…?” kata Kiel. “Karena mereka meminta bantuan ku…”
“Karena itu saja?!!!!” kata Reventon. “Aku tanya… mengapa kau melawan Vincent..?” kata Kiel.
“Cih… baiklah… akan ku ceritakan… Dulu… saat dimana aku masih menjadi wakil ketua dari Shining Sanctuary… Semuanya hanya bergantung pada Vincent!!! Aku seperti hanya memiliki gelar tanpa dihormati!!! Tanpa disegani oleh orang lain!!! Semua Usahaku selama ini… Sia-sia!!!” kata Reventon.

“Apa hanya itu saja…?” kata Kiel. “Tentu saja tidak… Saat itu aku menyadari… bahwa aku tidak punya bakat…!!! Tidak punya apa-apa yang dapat dibanggakan!!! Maka… saat itu aku mengusulkan Guild War…” kata Reventon.
“Jadi….”kata Kiel. “Semua hal tentang Black List, Polisi, dan Guild War waktu itu…”
“Adalah suatu yang direncanakan oleh “kami”…” kata Reventon.
“Kami?” kata Kiel. “Ada beberapa orang lagi yang membantumu saat itu?”

“Kau tidak perlu tahu!!!! Semuanya!!! Vincent!!! Shining Sanctuary!!! Kau!!!! Semuanya akan musnah!!! Jatuhkan korek nya!!!” kata Reventon.
Korek pun dijatuhkan, yang Kiel tahu, beberapa detik lagi, sesuatu akan terjadi…
“Keluar!!!” kata Reventon sambil keluar. “Kau pikir akan ku biarkan?!!!” kata Kiel. “Jika kau bicara tentang Usaha… Jangan bilang tentang sia-sia...! sebab kita harus berusaha… berusaha sekuat-kuatnya…!!! Sebab… kita semua punya mimpi..!!! Mimpi yang harus diciptakan dengan Usaha…!!!”
“Dengar!!! Apa kau tidak punya mimpi…!!!” kata Kiel. “Untuk apa Mimpi itu harus ada?! Untuk diwujudkan..!!!”
“Aku tidak peduli semua omong kosong-mu!!!” kata Reventon. Reventon menembak Kiel. Tapi Kiel menghindar.

“Cih!!!!” Kiel menembak kaki Reventon sambil terjatuh… lalu Kiel mendorong kursi yang diduduki Arciela keluar ruangan itu.
“Arciela!!!” kata Kiel. “K..Kiel…!!!” kata Arciela. Beberapa detik kemudian… Beratus-ratus petasan yang ada di sana meledak.

“Kielll!!!!!!!” kata Vincent. Sayangnya, Reventon keluar dari ruangan dan berjalan sambil menyeret kaki ke arah atap.
“Aku tidak akan kalah… sampai akhir!!!” kata Reventon. “Aku tidak akan membiarkan balon itu ditembak oleh mereka…”

“Sepertinya aku belum mati ya…?” kata Kiel keluar dari ruangan.
“Kiel!! Kau selamat!!!” kata Vincent. “Gawat… dimana Arciela…?”kata Kiel.
“Dia membawa Arciela!!!” kata Enzo. “Cih…!!! Dasar pengecut!!!” kata Kiel.
Kiel pun lari mengikuti Reventon. “Ayo…! Kita hajar anggota yang lain…!!!” kata Enzo. “Ayo…!!! Kata Vincent.

Satu demi satu anggota Shining Sanctuary berguguran…

“Dasar Bodoh..!!! Hajar dia..!!! Hajar Kiel…!!!” kata Reventon. “Baik…!!!” kata Anggota Shining Sanctuary.
“Ren..!! Hadang anggota Black List dengan pasukanmu…!!!” kata Reventon.

“Baik…!!!” kata Ren. “

“Enzo…!!!” kata Vincent. “Oke…!!” kata Enzo. Enzo menembak satu persatu anggota Shining Sanctuary,
“Gill..!!!” kata Enzo. “Apa yang harus aku lakukan…?” kata Gill. “Sadarkan mereka…!!!” kata Enzo.
“Bisa-bisa aku mati kalau mendekati mereka… setidaknya kau bersihkan dulu…” kata Gill. “Aku harus mengisi peluru dulu… bodoh…!!” kata Enzo.

Enzo mulai menembak lagi. Salah satu anggota Shining Sanctuary menembak Enzo.

“Cih…!!!” kata Enzo. “Sepertinya kita kalah jumlah…!!!”
“Jangan menyerah dulu…!!!” kata Vincent. “Terjang…!!!!!!” kata Vincent. Vincent menjatuhkan beberapa anggota Shining Sanctuary.

Anggota Shining Sanctuary tinggal sisa 19 orang, tapi masih menang dengan Black List yang sekarang hanya 5 orang saja.

“Cih…!!! Anggotaku gugur…!!!” kata Ren. “Gill…!:” kata Enzo. “Oke… aku tahu apa yang harus kulakukan…” kata Gill. “Hei… kenapa kau bertarung…?”

“Apa katamu…?” kata Ren. “Tenang… tenang saja… tenangkan pikiran mu… sadarkah kau..? siapa Reventon? Apa yang kau lakukan sekarang itu benar..?”

“Apa…?!” kata Ren. “Urus di sana dulu ya Gill…!!!” kata Enzo.”Aku mau ke Garis depan…!!!”
“Oke… Serahkan saja pada Gillian Remington… mantan anggota Undead ini…” kata Gill

“Undead…?” kata Ren. “Nah… sekarang… kau lawan Reventon… kau mau percaya atau tidak… semuanya ada di tanganmu…” kata Gill.

Di saat yang lain…

“Reventon…!!!”kata Kiel. “Huhuhu… Ayo Kiel..!!! apakah kaki mu terikat?! Larimu lambat sekali!!!” kata Reventon.

“Berisik…!!!!” kata Kiel. Kiel menembak Reventon 3 kali, namun ketiga peluru itu tidak ada yang mengenai Reventon.

“Ahahaha!!!!” tawa Reventon. “Bukan hanya kakimu saja, matamu juga sudah rapuh..!!!”
“Rasakan ini…!!!” kata Reventon.

Reventon melempar petasan ke arah Kiel, ledakan yang dihasilkan cukup dashyat, membuat Kiel tidak bisa melihat.

“Cih… Asap sialan…!!!” kata Kiel. “Ahahaha…!!!”tawa Reventon.

Di atas, terdengar suara keras yang mengganggu telinga.

“I…itu… Helicopter…!!!” kata Kiel. “Apa…?!!!” kata Enzo. “Gawat… dia bisa membawa Arciela…!!!” kata Vincent.

“Ti…dak akan kubiarkan…!!!” kata Kiel. Kiel lari dengan kencang tanpa melihat karena asap yang menghadang.

Reventon sudah sampai di lantai sebelum lantai paling atas di mana Helicopter itu mendarat… Kiel terus mengejarnya…

“Kiel…!!!” kata Enzo. Enzo melempar Sub-Machine Gun ke arah jendela atas. “Oke…!!!” kata Kiel.

Kiel sudah dapat melihat karena Asap sudah menipis, ketika Sub-Machine Gun itu memecahkan kaca, Kiel segera mengambilnya.

“Uwooo…!!!!” teriak Kiel. Ia menembak ke arah Reventon, tapi sayang peluru-peluru karet itu tidak semuanya kena pada Reventon…

Reventon pun menaiki tangga menuju atap. Di sana ada Ren menunggu…

“Ah… Ren… terima kasih telah mengulur waktu ku…” kata Reventon. “Kau mau ikut kabur bersamaku?”
“Sayang sekali… aku menolak…” kata Ren. “Ho…” kata Reventon.

Ren mengacukan pistolnya kepada Reventon.

“A…Apa…?!!!” kata Reventon. Ren menembak bahu Reventon. Anggota-anggota Shining Sanctuary mencoba menangkap Ren.

“Apa yang kau lakukan…!!!!” kata Reventon. Reventon mengangkat leher baju Ren.
“… Aku baru sadar… Apa kau tahu..? hampir semua Gang di Black List… mempunyai ciri khas sendiri…”kata Ren.
“Garden for Sinners yang mempunyai misi memberikan kebaikan kepada murid-murid bermasalah… STARS untuk mengumpulkan bintang-bintang sekolah…”

“Apa maksudmu berbicara seperti itu…?!” kata Reventon.

“Hmph… kata-kata mantan Undead itu memang licik… tapi bermakna…” kata Ren. “Selama ini… apa yang kau lakukan itu benar…?”

“Apa…?! Yang aku lakukan selama ini benar atau tidak…?! Kau sudah kuberi kebaikan..!” kata Reventon. “Aku sudah menolongmu dari Ancaman gang-gang lain…!!! Dan kepada semua anggota Shining Sanctuary… apakah itu salah…!!!”

“Apa semua itu kau lakukan…? Sama sekali tidak…” kata Ren. “Shining Sanctuary… adalah tempat perlindungan bagi anggotanya… Vincent punya kualitas sebagai ketua… dia Kuat… memperhatikan seluruh anggotanya… dan memikirkan perasaan mereka…!!” kata Ren.

“Apa…?!!” kata Reventon. “Ren… kau…” kata Vincent.

“Tapi… apa yang kau lakukan selama ini…? Minum-minuman keras… merokok… sampai ketergantugan narkoba…” kata Ren.

“Tanpa memikirkan orang lain…!!! Hanya memerintah…!!! Apakah itu perbuatan benar…!!!” kata Ren.

“Berengsekk….!!!!!” Teriak Reventon. Kiel yang sudah sampai di atap menembaki anggota Shining Sanctuary. “…Kiel… Lowenhart…!!!” kata Reventon. “Bunuh mereka…!!! Bunuh Kiel dan Ren…!!!”

“Ow… kata-kata yang cukup kasar…” kata Kiel. “Namamu Ren kan..? Ayo…!!! Hajar mereka…!!!” kata Kiel.

“O..Oke…!!!” kata Ren. “Reventon…”kata Kiel. “Bersiaplah untuk Pingsan..!!!” kata Kiel.
“Oi..!!! Kenapa tidak bersiaplah untuk Mati..?!” teriak Enzo dari bawah.

“Baik… Baik…” kata Kiel. “Bersiaplah untuk mati..!!!” “Ayo…!!!” kata Reventon.

Anggota Shining Sanctuary keluar dari Helicopter, cukup banyak sampai bisa mengepung Kiel dan Ren.

“Cih…!!!” kata Kiel. “Bagaimana ini…?!” kata Ren. “Kiel…!!!! Tunggu kami…!!!” kata Enzo. “Baik..!!!” kata Kiel.

“Huh…!!” kata Reventon. “Bicara itu mudah…!!!”

“Lihat saja nanti…!!!” kata Kiel. “Ayo…! Maju kalau berani…!!!” kata Kiel.

“Tembak…!!!!!” kata Reventon. “Jangan sampai ada yang tersisa..!!!”
“Tak semudah itu… membinasakan kami…!!!” kata Kiel.

Ada baku tembak di atas atap. Sementara itu, Vincent, Enzo, Gill, dan Ford ke atas atap.

“Ford…!!! Perkirakan kapan kita sampai di atap..!!” kata Vincent.
“Oke..!!” kata Ford. “Kalau dengan kecepatan ini, kemungkinan kita sampai disana 5 menit lagi…!!!” kata Ford.
“Mengapa kita harus ke atap…? Bukankah mereka dapat membereskannya…?” kata Gill.

“Bukan begitu Gill… kalau menurut perkiraanku… kita harus ke sana untuk membantu mereka…” kata Ford.
“Ho… baiklah… naikkan kecepatan lari kalian..!” kata Gill.
“Tidak biasanya kau memberi perintah Gill...” kata Vincent.

“Ha… Maaf… ini kebiasaan ku saat masih ketua Undead dulu…” kata Gill.
“…Tidak apa-apa, aku juga merasakan tekanan saat Gang kita harus bubar…” kata Vincent. “Sekarang… aku melawan mantan bawahanku… aku harus kuat menghadapinya…”
“Ayo…! Tambah kecepatan…!!!” kata Vincent.

Sementara itu di atas atap…

“Uagh…” kata Ren. “Ren...!” kata Kiel. “Ahahaha..! Mana semangat kalian yang tadi…?!” kata Reventon.
“Bagaimana… Ren…?” kata Reventon. “Masih mau berkhianat dari ku…?!”
“Laki-laki tak akan mengganti kata-katanya…” kata Ren. “Mati saja kau… Reventon…”

“Ahahaha…. Kata-kata yang kejam, Ren…” kata Reventon. “Apa kalian berdua tau, kenapa semuanya menjadi seperti ini…?” kata Reventon.

“Karena kalian terlalu mencampuri urusanku...!” kata Reventon. “Jika kalian tidak mencampuri urusanku… Kalian berdua tidak akan seperti ini…”

Anggota Shining Sanctuary menjegal kaki dan tangan Kiel. Reventon berjalan perlahan ke arah Kiel.

“Lenyaplah…!! Kiel…!!!” kata Reventon. “Kau yang lenyap..!” kata Ford. “Vincent…! Dan lain-lain…!” kata Kiel.

“Apa…?!!!” kata Reventon. Ford menembak kepala Reventon. “Gawat… dia… marah…!!!” kata Vincent. “Memangnya kenapa…?” kata Gill.

“Lihat saja…” kata Vincent. “Ayo terjang… Vincent…” kata Ford. “Ayo…!!!” kata Vincent.

Anggota Shining Sanctuary di sapu habis oleh Vincent, Enzo, dan Gill sedangkan Ford…

“Uakkkhh…!!!” kata Anggota Shining Sanctuary. Ford menembak kaki, tangan, badan, satu persatu.

“Mati, Musnah, dasar busuk, sialan” kata Ford. “Uakhh…!!!!” kata anggota Shining Sanctuary.

“Oiii… Fordd… dia bisa mati…” kata Vincent. “Baik…” kata Ford.

“Cih… Gawat…!!!” kata Reventon. “Nyalakan Helicopter nya…!!!” kata Reventon. “Jangan coba-coba kabur…!!!” kata Ren.

“Rasakan ini Reventon…!!!!” kata Kiel. Ia menembak Reventon berulang-ulang kali, tapi kelihatan seperti peluru-peluru itu ditangkis.

“Apa…?!” kata Kiel. “Bagus…” kata Reventon. “Ahaha… Sampai jumpa semuanya…! Lain kali… kalian kukalahkan…!!!” kata Reventon.

Ada satu orang lagi yang berdiri di dekat pintu helicopter.

“Itu…. Jack…!!!!!” kata Kiel. “Apa…?!!!” kata Vincent dan Enzo.

Hari itu… aku menyadari… kali ini kami selamat… “Sampai jumpa lagi” kata-kata itu… menyatakan… bahwa pertempuran melawan Shining Sanctuary… belum selesai…

EPISODE 1 –NEW LEAF- “Ah… Handphone ku…”

Liburan sekolah sudah selesai, dan sudah 1 bulan sesudah kejadian itu…
“Kiel Lowenhart? Siapa itu?”kata seorang murid “Kiel… itu dia, yang duduk di pojok kelas.” Jawab murid lain.
“Akan aku sapa dia sebagai murid baru…!” kata murid itu. Dia langsung menghampiri meja Kiel.

“Hai!! Kamu Kiel Lowenhart? Aku Arciela Rozell. Salam kenal…!” kata Arciela.
“Hai.” Jawab Kiel. “Muuuriiiiiiddd Baruuuuuuuu!!!!! Berani nya kau berbicara dengan wanita yang kusukai….!!!”
Teriakkan seorang murid. “J…Jack?!” kata Kiel. “Kiel?!” kata Jack.

“Hahahahahahaha! Sudah lama sekali Kiel!!! Sejak waktu itu ya!!!” kata Jack.
“Iya, sudah 5 tahun.” Kata Kiel. “Bicara tentang itu… Bagaimana dengan “itu”?” tanya Jack. “Itu?” tanya Arciela. “ “Itu” masih dalam tahap penyempurnaan” kata Kiel.
“Jadi selama 5 tahun belum selesai?” kata Jack. “Iya..” kata Kiel.
“Sebenarnya yang disebut “itu” apa?” kata Arciela. “Toilet yang terbuat dari emas…” jawab Jack sambil menundukkan wajah
“APA?!!!! Membuang waktu dan Uang hanya untuk Sebuah Toilet??!!!” kata Arciela.
“Orang-orang kaya memang susah dipahami…” katanya dalam hati.

“Ngomong-ngomong, Kiel…” kata Jack. “
Apa kau tau gosip tentang kejadian sebelum liburan sekolah?” “Gosip? Maksudmu persoalan gang itu?” kata Kiel.
“Bukan… katanya semua polisi yang ingin menghancurkan sekolah ini di hajar oleh satu orang saja…!!!” kata Jack.

“Menghancurkan sekolah ini??!” kata Kiel. “Siapa yang menghajar mereka semua?”
“Menurut gosip, orang itu sedang ingin wawancara dengan kepala sekolah karena ingin masuk ke sekolah ini.” Kata Jack.

“Hmmm…. Aku juga wawancara dengan kepala sekolah sebelum liburan sekolah…” kata Kiel.
“Tapi tidak mungkin kamu yang menghajar semuanya, Kiel!!! Hebat sekali jika kamu dapat menghajar semuanya!!! (padahal memang benar)” kata Jack.
“Eh? Dimana Arciela?” kata Kiel. “Dia sudah pergi bersama pacarnya…”kata Jack.
“Seandainya pacarnya bukan anggota Shining Sanctuary aku sudah menghajar dia….” kata Jack. “Shining Sanctuary? Bukannya menurut Koran sudah bubar?” kata Kiel.
“Hanya ketuanya saja yang keluar dari Shining Sanctuary. Anggota lain tidak menyetujuinya.” Kata Jack. “Ho…..” Kata Kiel.
“Kiel…!!! Jack…!!! Hari sabtu kan kita libur sekolah… bagaimana kalau kita pergi keluar hari Jumat?!” kata Arciela. “Pergi..?” kata Kiel. “Baiklahhh!!!! Sudah diputuskan…!!! Kita pergi besok…!!!” kata Jack. “…Baiklah…” kata Kiel.






Esok Harinya…

Bel sekolah berbunyi, “Asiiiikk!!! Sekarang ayo kita pergi…!!!” kata Jack.
“Ayo..!” kata Arciela. “Eh, tunggu dulu ya? Aku mau ganti baju dulu..! tidak lama kok..!”
“Ok…!” kata Kiel dan Jack.

Sekitar 20 menit kemudian…

“Kadang-kadang aku berpikir, wanita itu sungguh aneh…” kata Jack. “Di mana sih Arciela..!!! Lama sekali dia!!!”
“Sabar Jack… sebentar lagi juga dia selesai..” kata Kiel. “Itu dia..!”
“Maaf!!! Sudah menunggu lama ya?!” kata Arciela. “Tidak kok… Tidak lama…!” kata Jack.
“Kau lebih aneh Jack…” kata Kiel. “Hmm? Kenapa Kiel?” kata Arciela.
“Mmm? Tidak apa-apa…” kata Kiel. “Kita ke sana naik apa?” kata Kiel. “Aku tidak tahu… ehehe…” kata Arciela.
“Sepertinya benar kata-katamu Jack… tapi hanya wanita ini yang aneh…” Kiel berbisik pada Jack.
“Hmm? Kenapa Kiel?” kata Arciela “T..tidak apa-apa.. hehehe…” kata Kiel.
“Masa kita tidak jadi pergi??!!! Ini jalan-jalan yang sudah ku impikan…!!!” kata Jack.
“Tenang Jack, aku menelpon dulu…” kata Kiel.

Kiel mengeluarkan Hand Phone.

“Pak.. tolong keluarkan HC ke tempat ini…” kata Kiel. “Baik tuan… akan siap dalam 35 detik.” Kata orang yang dihubungi Kiel.
“Tuan…???” kata Arciela. “HC itu apa Kiel…?” kata Arciela.
“HC itu…” kata Kiel. Terdengar suara keras dari atas langit.
Arciela dan Jack melihat ke atas langit.
“Itu…” kata Jack dan Arciela. “HC itu Helicopter…” kata Kiel. “Ayo naik..!” kata Kiel.

Mereka naik ke dalam Helicopter tersebut.

“Kita ke mana tuan?” kata Pilot Helicopter itu. “Kita ke mana? Arciela…” kata Kiel.
“Ah… ke Eternal Park…” kata Arciela. “Ok..! kita ke Eternal Park.” Kata Kiel.

Saat mereka menunggu, HP Arciela berbunyi…

“Ah..! Hand Phone ku…” kata Arciela. “Ini dari Reventon…!” kata Arciela.
“Reventon…?” kata Kiel. “Hehehe ini pacarku…” kata Arciela. “Oh…” kata Kiel. “Jadi ini yang dibicarakan oleh Jack… Reventon… Shining…Sanctuary..?” kata Kiel dalam hati
“Halo… Reventon? Kau ada di Eternal Park?! Aku juga dalam perjalanan ke sana…” kata Arciela. “Oh… baiklah…”

“Reventon ada di Eternal Park?” kata Jack. “Iya…” kata Arciela. “Kita sudah sampai…!!!” kata Kiel.

Helicopter itu mendarat di depan pintu masuk Eternal Park. Orang-orang menggerutu karena Helicopter mendarat.

“Apa kita boleh mendarat di sini…? Kata Jack. “Ayo kita beli tiketnya!!!” kata Arciela.

Sesudah membeli tiket, mereka masuk ke dalam. Helicopter itu lepas landas lagi…

“Eh… ini… Kolam renang…?” kata Kiel. “Iya…kenapa Kiel?” kata Arciela. “Aku tidak bawa baju renang…” kata Kiel.

Kiel mengambil HP lagi… “Kiel…!!!! Jangan disini…!!!!” kata Jack… “AAAAA…!!!! Teror Helicopter!!!” kata pengunjung.

Sesudah Helicopter itu mengantarkan celana renang, Kiel, Jack, dan Arciela pun mengganti pakaiannya, lalu, mereka berenang sampai tidak sadar, hari sudah sore…

“Fuah..!! Segarnya…!” kata Jack. “Seperti om-om saja…” kata Kiel. “Ah..! Aku lupa..!!” kata Arciela. “Kenapa?” kata Kiel. “Reventon…” kata Arciela. “Aduh…!! Gara-gara ke asyikan jadi lupa..!!” kata Jack.

  “Coba telpon lagi… Arciela…! Siapa tahu dia masih menunggumu…” kata Kiel. “Baiklah…!” kata Arciela.

Arciela coba menelpon Reventon, lalu Reventon mengangkatnya
“Halo? Arciela?” katanya. “Ah..! Reventon kau masih di Eternal Park?” kata Arciela.
“Ah, iya… Aku ada di dekat menara jam.” Kata Reventon.
“Baiklah kami ke sana!!!” kata Arciela.

Sesampainya mereka di Menara jam…

“Lho..? Kemana Reventon…?” kata Arciela. “Eh… Arciela, Jack... Aku mau ke Kamar mandi dulu.” Kata Kiel.
“M… Baiklah…” kata Arciela. “Tunggu ya…!” kata Kiel.
“Hmm… kira-kira dimana Reventon…?” kata Arciela.
“Coba saja telepon lagi..!” kata Jack. “Baik..!” kata Arciela.

Arciela menelpon Reventon lagi. Reventon mengangkatnya...

“Reventon? Dimana kau...?” kata Arciela. “Aku di belakangmu…” kata Reventon. “Mmm? Dibelakangku….mmm..!!!” kata Arciela.
“Selamat tidur Arciela…” kata Reventon. dan kau akan menyusul… Jack…”
“Arciela…!!! Kata Jack. “Sebenarnya… ada apa ini..?” kata Jack.
“Tidak ada apa-apa jack…” kata Reventon. “Apanya yang tidak ada apa-apa..!!!” kata Jack. “Arciela kau buat pingsan, apa itu tidak aneh?! Dia… kekasihmu bukan..?”
“Kau ternyata seseorang yang besar mulut, Jack… tunggu… bukankah harusnya disini ada satu orang lagi…?” kata Reventon.
“Tidak apa-apa… lebih baik dia tidak melihat pertarungan ini…” kata Jack. “Ayo… Reventon…!!!”

Setelah beberapa menit kemudian… Kiel keluar dari Toilet…

“Lho? Mana Jack dan Arciela?” kata Kiel. Di bawah menara jam ada HandPhone yang tergeletak, Kiel pun mengambilnya. “Ini… HandPhone Arciela…” kata Kiel. “Di mana mereka sebenarnya?” kata Kiel.


Terdengarlah suara besar di sebelah kiri Kiel…
“Ukh!!! Suara apa itu…?” kata Kiel. “Coba aku kesana…! Semoga… Mereka ada di sana…!”
Kiel pun berlari ke arah suara itu, sampai dia melihat sebuah gudang besar.

Disaat yang sama… di dalam gudang…

“Di mana Arciela…!!!” kata Jack. “Sudah kubilang kan…? Kalau kau ingin bekerja sama dengan ku…” kata Reventon.
“Tidak akan..!!! dengan orang busuk seperti kau…!! Aku tidak akan pernah ingin bekerja sama dengan mu…!!!” kata Jack.
“Fufufu… kau pilih yang mana…? Bekerja sama dengan orang busuk, atau menyelamatkan seseorang…?” kata Reventon.
“Menyelamatkan…. Seseorang..!!!!” kata Jack. Jack memukul Reventon dan pergi ke dalam pintu bawah tanah gudang. Pintu itu merupakan pintu putar, jadi sedikit membuang waktu untuk membukanya.
Di dalam bawah tanah gudang dikawal oleh beberapa orang.
“Cih..!!!” kata Jack. “Bagaimana bisa…?!!!” “Bisa saja Jack…” kata Reventon. “Bagaimana…? Menerima tawaranku…?” kata Reventon. “Cih…!” kata Jack.

Setelah beberapa saat kemudian…

“Jack..!!!” kata Kiel saat masuk kedalam bawah tanah. “Kiel..!” kata Jack.
“Mana Arciela…?!” kata Kiel. “Fufufu… Arciela ada di tangan ku… Kiel Lowenhart…” kata Reventon. “Si…Siapa kamu...?!!” kata Kiel.
“Aku… Reventon Sezrael…” kata Reventon. “Kau kah Reventon…” kata Kiel. “Ayo kita Pergi…!!!” kata Reventon. “Jack..!!! di mana Arciela…!!!” kata Kiel “JACK!!!”

Di Saat Lain dan di Tempat lain…

“Sesuai yang kita tahu…. Hanya kita yang keluar dari Gang kita masing-masing anggota lain masih menyambung Gang kita.” Kata Vincent Sparkbell.
“Ya…. Bagaimana jika kita membuat gang baru dengan sistem yang berbeda? Tidak dengan perusakan.” kata Enzo Flamenco.
“Tidak dengan Penghancuran? Jangan bercanda! Aku, Chris Anderson, Ketua Night King. Tidak setuju!!!” kata Chris.
“Baik… siapa yang tidak setuju dengan membuat Gang baru?” kata Vincent. 5 Orang menunjuk tangan…
“Berarti yang setuju 5 orang…?” kata Vincent. “Vincent… apa nama Gang kita..?” kata Enzo. “Hmm….. karena kita dulu Black List polisi…. Nama gang kita BLACK LIST.” “Black List ya… Baiklah rapat dibubarkan!! Terima kasih kalian telah mendatangi rapat ini.” Kata Enzo.

Sejak Hari itu… Arciela tidak pernah ada di Sekolah lagi…