Welcome

Welcome to Black List...!!! We Shared the Story we made... enjoy it...!!!

P.S:
Sorry... this story is displayed in Indonesian Language...

EPISODE 5 –NIGHT- “Sudah Kuduga….”

“Oke….!” Kata Kiel. “Nanti malam…. Kita mencoba selidiki tentang Neo-Shining Sanctuary…..”

“Kita harus mempersiapkan fisik dan mental….” Kata Vincent. “Kita harus ingat kata-kata Ayah Jack…”

“Sebaiknya kita berjaga karena satu anggota kita tidak ikut nanti malam…” kata Ford. “Kita mungkin akan kesulitan dengan jumlah…”

“Oke…!” kata Kiel. “Sekarang…! Kita berkumpul di rumah ku untuk menunggu sampai malam…!”

“Benar…! Kita sebaiknya jangan tepencar… jika terpencar akan susah bersatu kembali…” kata Enzo.

“Aku sudah dibolehkan oleh orang tuaku…” kata Kiel. “Kalian semua sudah minta izin…?”

“Sudah…” kata Vincent. “Sudah…” kata Ren. “Orang tuaku diluar kota…” kata Enzo. “Orang tuaku diluar negeri….” Kata Ford.

“Baiklah…! Tidak ada masalah bukan…!” kata Kiel. “Oke…!!” kata Enzo.

Pada saat yang sama…Neo-Shining Sanctuary….

“Kita harus bersiap…!” kata Reventon. “Malam ini… para tikus akan berlari ke sini…”

“Kau juga harus bersiap… Jack…!” kata Reventon. “Baik….” Kata Jack.

“Kiel….” Kata Jack dalam hati. “Aku menunggu…”

“Fufufu….” Kata Reventon. “Aku juga punya rencana untuk hari ini….”

Reventon mengeluarkan HP nya dan mulai menekan nomor-nomor….

Pada saat yang sama… Kiel…

“Sampai kapan kita sampai Kiel…” kata Enzo. “Sabar….” Kata Kiel. “Sebentar lagi juga sampai…”

“Nah kita sampai…” kata Kiel. “Besar….” Kata Enzo. “Rumahku lebih besar lagi…” kata Ford.

“Nah… ayo kita masuk…” kata Kiel. “Selamat Siang Kiel….” Terdengar suara.

“Ayo….” Kata Kiel. “kita masuk ke kamarku…” kata Kiel.
“Ho….” Kata Vincent. “Jadi ini kamarmu, Kiel....?”

“Ya….” Kata Kiel. “Bicara tentang itu…” kata Vincent. “Kau pindah ke sini dari kapan…?”

“Baru sekitar 3 bulan lalu….” Kata Kiel. “Jadi rumah ini masih di bilang baru…”

“Ho…” kata Vincent. “Kalau kupikir… Kiel sudah banyak membantu Black List… padahal dia baru pindah 3 bulan lalu…” pikir Vincent.

HP Kiel berbunyi....

“Ah…! Biar ku angkat dulu….” Kata Kiel. Kiel mengambil HP nya dan mengangkat telepon nya…

“Halo…. Aku Reventon…” kata Reventon.. “Ugh….! Maaf… aku keluar dulu ya…” kata Kiel.

Sesudah Kiel keluar dari kamar… dia mulai melanjutkan lagi pembicaraan dengan Reventon…

“Ada apa kau menelpon ke sini…” kata Kiel. “Ahaha…!” kata Reventon. “Kau pasti merindukan Arciela bukan…?”

“Apa kau bilang…?!” kata Kiel. “Aku hanya berkata tentang Arciela…” kata Reventon.

“Aku akan beri tahu ia di mana….” Kata Reventon. “A…Apa…?!” kata Kiel. “Di mana dia…!!!” kata Kiel.

“Ahahaha….!!! Ironis sekali…!” kata Reventon. “Padahal… setiap hari kau ada di dekat sekali dengannya…”

“Di mana…?!” kata Kiel. “Ahahaha….!” Kata Reventon. “Carilah sendiri di kelas 2-E…!!!”

“A….Apa….” kata Kiel. “S…selama ini… dia… ada di kelasku sendiri…”

“Ahahaha….!” Kata Reventon. Kiel mematikan HP nya….

“Reventon…” kata Kiel. “Aku akan datang kepada mu nanti malam…” kata Kiel.

Kiel kembali lagi ke kamarnya…

“Yo… Kiel…! Siapa yang tadi menelpon…?!” kata Enzo. “Ah… ini orang tua ku…!” kata Kiel.

“Hoo…” kata Vincent. “Sekarang jam berapa…?” kata Kiel.

“Hmm…. Jam 3 lewat 47…” kata Ford. “Kiel… kau tahu nomor teleponnya Ayah Jack…?” kata Vincent.

“Hmm…. Pasti mudah dicari di Buku Telepon… karena Ayah Jack kepala suatu perusahaan….” Kata Kiel.

“Baiklah… coba ku cari…” kata Vincent. “Buku Telepon ada di lemari ku…” kata Kiel.

“Ah…! Ini dia…” kata Vincent. “Coba ku cari… siapa nama Ayah Jack…?”

“Greg Iceberg…” kata Kiel. “G….G….Green… Greg… nah ini dia…!” kata Vincent.

“Sebenarnya… mengapa kau menanyakan nomor telepon ayah Jack…?” kata Kiel.

“Untuk menanyakan jam berapa Jack biasa pergi dari rumah…” kata Vincent.

“Ho…!” kata Kiel. “Ya sudah…! Kau yang coba telepon….”

“Baik…” kata Vincent. “Aku telepon…”

Vincent coba menghubungi Greg Iceberg... Akhirnya diangkat juga…
“Permisi…Apakah ini paman Greg Iceberg…?” kata Vincent. “Iya… saya sendiri… ini siapa…?” kata Greg.

“Maaf mengganggu… saya Vincent penumpang yang ikut naik bersama Kiel tadi…” kata Vincent.

“Oh…! Yang tadi…” kata Greg “Ada apa…?” kata Greg.

“Sebenarnya… Sekitar jam berapa Jack pergi ke sekolah dari rumah..?” kata Vincent.

“Hmm…. Sekitar jam 8 dia sudah keluar dari rumah…” kata Greg.

“Oh… baik… terima kasih, paman…!” kata Vincent. “Ya…! Sama-sama…!” kata Greg.

Vincent menutup teleponnya…

“Kata paman Greg… sekitar jam 8 dia sudah keluar dari rumah…” kata Vincent.

“Jam 8…” kata Kiel. “Sekarang baru pukul 4… sebaiknya kita persiapkan dulu…”

“Kau tidak bawa senjata kan…? Enzo…” kata Kiel. “Oh iya...” kata Enzo.

“Ke sini…” kata Kiel. “Oke…!” kata Enzo. Enzo dan kawan-kawan berjalan mengikuti Kiel… Sampai mereka berjalan ke ruang bawah tanah…

“Rumah ini masih memiliki ruang bawah tanah…” kata Enzo.

“Nah… Kita sampai…” kata Kiel. “Aku nyalakan lampu dulu…”

“I…Ini…” kata Enzo. “Kumpulan dari senjata-senjata peluru karet seluruh model dan seluruh Negara…” kata Kiel. “Atau bisa disebut… Gudang senjata…”

“Darimana kau mendapat semua ini Kiel..!” kata Enzo. “Hehe… Sebenarnya… setelah pertempuran pertaman… aku sudah mulai tertarik dengan senjata-senjata peluru karet…” kata Kiel. “Aku tidak mungkin hanya mengandalkan tangan kosong…”

“Aku cukup segini saja…” kata Enzo. “Sebaiknya kita bersiap lebih…” kata Kiel. “Kita akan melakukan pertempuran ke-3…”

“Benar kata Kiel, Enzo…” kata Vincent. “Oke…” kata Enzo. “Aku akan mencoba semua senjata ini…”

“Pertempuran kali ini….” Kata Vincent. “Aku yakin bukan pertempuran yang terakhir melawan Neo-Shining Sanctuary….”

“Jadi… kita harus lebih berusaha untuk mengurangi kekuatan Neo-Shining Sanctuary…” kata Vincent.

“Tidak akan kubiarkan ambisi Reventon terselesaikan…” kata Vincent.

“Vincent…” kata Kiel. “Oke….!” Kata Enzo. “Kita tendang mereka sampai ke dasar neraka…!”

“Bersiaplah Reventon…!!!” kata Kiel. “Kau… akan kalah…!!!”

Waktu pun terus berlalu… Sampai waktu terlihat pukul 7…

“Ah…! Sudah jam setengah 7…! Lebih baik kita ke rumah Jack untuk membuntuti nya…!” kata Kiel.

“Oke…!!!” kata Vincent.

Mereka berlari keluar rumah Kiel menuju rumah Jack… Akhirnya… mereka pun sampai…

“Jack belum keluar dari Rumahnya…” kata Vincent. “Kita tunggu sebentar…” kata Kiel.

“Sekarang masih jam 8 kurang…” kata Ford. “Coba kita tunggu sebentar…”

“Nah…!!!” kata Kiel. “Itu dia…!!”

“Sssssttt….” Kata Vincent. “Kecilkan suaramu…”

“Maaf… Maaf...” kata Kiel. “Oke… kita ikuti dari belakang…”

“Ayo… Pelan-pelan saja… jangan terburu-buru…” kata Vincent.

“Dia memang mengarah ke sekolah…”kata Kiel. “Ah… dia memasuki jalan kecil…”

“Ayo kita ikuti dia lagi…” kata Vincent. “Dia berbelok ke kanan…”

“Itu…. Sekolah….!” Kata Kiel. “Jadi dia semudah itu pergi dan pulang ke sekolah…”

“Nah… dia masuk ke dalam sekolah…” kata Vincent. “Jangan lengah… kita mulai memasuki sekolah…”

Mereka memasuki gedung sekolah… masih mengikuti Jack…

“Ah…! dia menaiki tangga…” kata Kiel. “Kata nya di kelas 2-E… berarti harusnya dia menaiki satu tangga lagi…”

“Itu…. Reventon….” Kata Kiel. “Iya….” Kata Ren. “Mau apa dia ikut ke sini…”

“Reventon naik ke atas tangga….” Kata Ren. “Tetapi Jack tidak menaiki tangga…”

“Biar aku, Ford, dan Enzo yang menyelidiki Jack…” kata Vincent.

“Baik…” kata Kiel. “Aku akan mengikuti Reventon ke atas…”

Mereka pun berpencar… Kiel dan Ren mengikuti Reventon. Vincent, Enzo, dan Ford, mengikuti Jack…

“Oke, Ren…” kata Kiel. “Aku harus memberitahu hal ini kepadamu…”

“Apa itu….?” Kata Ren. “Tadi… yang menelepon ku di rumah…” kata Kiel. “Reventon… Ia memberi tahu kepada ku… bahwa Arciela ada di kelas 2-E….” kata Kiel.
“Apa…?!” kata Ren. “Iya…. Jadi aku tidak apa-apa membuntuti Reventon… sebenarnya aku ingin membuntuti Jack…” kata Kiel.

“Bukan begitu, Kiel…! Berarti…. Kita di jebak…!!!” kata Ren.

“Apa…?!” kata Kiel. “Tapi kita tidak apa-apa, bukan…?! Kita sudah di depan kelas 2-E…!”

“…Benar juga….” Kata Ren. “Coba kubuka pintu ini….”

“Selamat datang di kelas 2-E….” kata Reventon. “Kiel…”

“R….Reventon…!!!!!!!” kata Kiel. Kiel meninju Reventon, tetapi Reventon menangkis dengan tangannya.

“Jangan terburu-buru dulu Kiel…” kata Reventon. “Ren… aku terkejut kau juga ikut ke sini…”

“Bisakah kau melawan 30 pasukan Neo-Shining Sanctuary ini….?!” Kata Reventon. “Ahahaha…!!! Hajar dia…!”

Ke-30 anggota Neo-Shining Sanctuary tersebut mengincar Kiel…

“Huh…!” kata Kiel. “Lebih banyak yang berkumpul… lebih mudah…!!!”

Kiel mengeluarkan sebuah tongkat yang terbuat dari besi yang keras berwarna silver…

“Ayo…!!! Maju…!!!” kata Kiel. “Uwoooo…!!!!” teriak Ren sambil mengeluarkan pistol nya…

Sementara itu… Enzo… Vincent… dan Ford…

“Kau mengikuti ku dari keluar rumah tadi…” kata Jack.
“Cih…! Ketahuan ya….” Kata Enzo. “Baiklah… ini hanya karena terpaksa….”

“Hajar….!!!” Kata Enzo. “Huh…” kata Jack. “Mr. R…!!! Maju….!!!!”

Terdengar suara aneh di telinga Ford, Enzo, dan Vincent…

“I….ini….! Suara aneh yang dibilang oleh Ayah Jack…!” kata Vincent.
“Cih….!!!” Kata Enzo. “Jangan remehkan… Aku…!!!”

“Bantulah aku…. Kepribadian lain ku…” kata Ford.

“Huh…. Suara aneh mu itu tidak bisa merobohkan kami….” Kata Vincent. “Huh…. Oke…. T.M… keluar…” kata Jack.

Sekitar 40 Anggota T.M. keluar atas perintah Jack…

“Oke…. Kuterima seranganmu…. Jack….” Kata Vincent. “Tak akan kubiarkan kau membantu rencana Reventon….”

Sementara itu lagi… Kiel dan Ren…

“Oke….!!!!” Kata Kiel. “Kita mulai…!!!” kata Ren. “Serang…!!!!”

Ren dan Kiel berkumpul di pojok kelas… Ren menembak anggota Neo-Shining Sanctuary…. Kiel menyerang dengan tongkat…
“Ayo….!!!!” Kata Kiel. “Maju….!!!”

Tapi… ke-30 anggota Shining Sanctuary itu mempunyai banyak petasan, mereka meledakkannya…
“Ukh…!!!” kata Kiel. “Lari….!!! Ren…!!!!”

Sementara itu… Vincent dan kawan-kawan….

“Cih….!!!” Kata Vincent. “Mereka ini kuat juga…!!!” kata Enzo.

“Tribal Formation 1….” Kata Jack. “Lingkaran Ledak…!”

Semua anggota Tribal Master tersebut mengeluarkan petasan… mereka meledakkannya….

“Ukh…!!!” kata Vincent. “Menjauh dari ledakan….!!!!”
Semua petasan itu meledak… tembok antara kelas 2-E dan lorong tempat Vincent berada hancur…

“Ah….!” Kata Ren. “Vincent dan yang lain…!!!” kata Kiel.

“Cih….!” Kata Reventon. “Rencanaku gagal….!!! Neo-Shining Sanctuary…!!! Hajar mereka…!!”

“Baik….!!!” Kata Anggota Neo-Shining Sanctuary. Mereka mengeluarkan petasan lagi…
“Sial…!!!” kata Vincent. “Dari tadi… mereka selalu mengeluarkan petasan….!!”

“Lari kebelakang….!!!” Kata Ren. “Oke…!!!” kata yang lain.

“Mrs. L…!!!” kata Vincent. “Jangan biarkan mereka kabur…!!!”

“Baik….” Kata Mrs. L. Mrs. L memasang beberapa petasan yang sudah dibakar sumbunya ke lantai.

“C…Cih….!!!” Kata Enzo. “Mr. R…!!” kata Vincent. “Hentikan gerakan mereka…!!!”

Mr. R menyerang ke arah Vincent… Vincent mencoba menangkisnya.

“Hmm….” Kata Vincent. “Kau bisa mengacaukan otak lawan… tetapi kalau jarak dekat… Kau kalah…!!!!”

Kiel melaju ke arah Mrs. L… Mrs. L menembak Kiel dengan pistol… tetapi Kiel menangkis dengan memutar tongkatnya dan memukul Mrs. L…

“Sudah kuduga…ternyata kau….” Kata Vincent. “Mr. R…. adalah… Remington.… Gillian Remington…”

    “Yah…. Memang tak disangka juga…. Mrs. L ini… Bu Lucy….” Kata Kiel.

“Hehehe….” Kata Gill. “Tak kusangka akan secepat ini aku ketahuan….”
“Kau….” Kata Ren. “Mata-mata dari N.N?”

“Aku tidak serendah mata-mata bayaran dari suatu kelompok…” kata Gill. “Aku anggota dari N.N… dan mengambil keinginan sendiri untuk memata-matai Black List….”

“Untuk apa...?” kata Vincent. “Tentu saja untuk menghentikan kalian menhancurkan tradisi Gang War…” kata Gill.

Mrs. L menembak ke arah Vincent. Pelurunya menyerempet wajah Vincent.

“Benar kata Gill, Vincent… Gang War adalah tradisi yang diturunkan dari sejak dulu…” kata Mrs. L

“Huh….” Kata Vincent. “Bahkan anda pun ikut membela kegiatan ini… mengapa….? Apa karena dulu anda adalah anggota Gang di sekolah ini…?”

“A….Apa…?” kata Ford. “Ibu Lucy… pernah bergabung dengan Gang War…?”

“Apa tidak apa-apa…? Jika ketahuan wakil kepala sekolah….” Kata Ren.

“Aku tahu ini salah…. Tetapi….” Kata Ibu Lucy. “N.N menawarkan sesuatu yang sangat menakjubkan jika aku mengikuti rencana ini….”

“Apa yang diberikan N.N…!!! apakah hadiah yang diberikan sangat hebat? Sampai-sampai anda mengikuti rencana ini…!!” kata Vincent.

“Hadiah yang diberikan….” Kata Reventon. “Ahahahaha….!!! Ternyata memang itu….”

“Apa katamu…?!” kata Vincent. “Bukan apa-apa… Vincent…” kata Reventon. “Sekarang… lebih baik kau mempersilahkan kami kabur….”

“Tidak akan…!” kata Vincent.

Vincent memukul tubuh Reventon sampai terjatuh… ternyata Reventon mempunyai bom asap…

“Akh….!!!” Kata Kiel. “Bom asap….!!!” Kata Ren. Bom asap itu meledak…

“Uhuk… Uhuk…!!” Vincent terbatuk-batuk. “Jangan kabur….!!! Reventon….!!!” Kata Vincent. “Bye…” kata Reventon.

Ren mengejar Reventon… tetapi Mrs. L melempar petasan ke arah Ren. Petasan itu meledak dan Ren terpental…

“Ah….!!!” Kata Kiel. Kiel berlari ke atas tangga menuju kelas 2-E… Ren dan yang lain mengikuti Kiel…
Kiel masuk ke dalam kelas 2-E… Dia melihat Arciela terduduk… dengan menggunakan pakaian yang sama dengan yang dipakai untuk pergi ke Eternal Park dan plastik makanan berserakan…

“Aduh…. Ledakan apa tadi….” Kata Arciela. “Ah… Kiel….” Kata Arciela. “Arciela…” kata Kiel.

“Hmph…. Setidaknya…. Kekalahan hari ini memberikan hasil yang besar….” Kata Vincent.

“Ya…. Benar katamu…. Vincent…” kata Ren. “Kapan kita bertempur melawan mereka lagi..?”

“Mungkin…. Sampai keadaan Arciela membaik….” Kata Vincent.

“Aku… menunggu saat-saat itu... untuk memberikan pelajaran…. Kepada mereka…” kata Ren.
“Oke… kita pulang….” Kata Vincent. “Oke…” kata Kiel. “Kau bisa berjalan? Arciela” kata Kiel. “Ya… mungkin bisa…” kata Arciela.

Mereka keluar dari gedung sekolah…

“Kita harus berpisah di sini, Kiel…! Arciela…!” kata Ren. “Sampai jumpa besok…!!”

“Oke….” Kata Kiel. “Ayo… Arciela…” kata Kiel. “Aduh….” Kata Arciela sambil terjatuh.
“Arciela…!” kata Kiel. “Bisa jalan…?”
“Tidak apa-apa… sebentar lagi sampai ke rumah ku…” kata Arciela.

“Di mana rumah mu?” kata Kiel. “Di depan situ, rumah paling kiri.” Kata Arciela.
“Nah ini rumahku… kita sudah sampai…” kata Arciela. “Coba ku tekan belnya…” kata Kiel.

Kiel menekan tombol belnya, seseorang membuka pintu dari dalam…

“Arciela…!!!” katanya. “Kau akhirnya pulang…!!!”
“Ah, kakak…” kata Arciela. “Kakakmu…?” kata Kiel. “Siapa kau…?” kata kakak Arciela.

“Aku Kiel… Kiel Lowenhart…” kata Kiel. “Oh… Kiel yang jadi pembicaraan itu…. Sebenarnya siapa yang melakukan ini kepada adikku..?” kata kakak Arciela.

“Sebenarnya… Reventon yang melakukan ini…” kata Arciela. “A…Apa…?!” kata kakak Arciela. “Reventon… Shining Sanctuary…?!”

“Ya….” Kata Kiel. “Apa kau juga ada hubungan dengan Shining Sanctuary..?”

“Lebih baik kita masuk ke dalam… tidak enak kalau berbicara di luar…” kata kakak Arciela.

Mereka pun masuk ke dalam rumah… dan duduk di sofa…

“Begini Kiel…. Perkenalkan… Namaku Alciero Rozell… dan aku adalah pendiri Shining Sanctuary….” Kata Alciero.

“A…Apa….? Pendiri Shining Sanctuary..?!” kata Kiel.
“Benar Kiel….” Kata Alciero. “Shining Sanctuary dibangun 2 tahun yang lalu… sebenarnya masih tergolong baru…”

“1 tahun lalu… aku lulus dari St. Michael meninggalkan Shining Sanctuary… tanggung jawab aku berikan kepada Vincent dan Reventon…” kata Alciero.

“Dan sekarang… Shining Sanctuary berubah menjadi Neo-Shining Sanctuary… yang dipimpin oleh Reventon…” kata Kiel.
“Apa…? Lalu… Vincent?” kata Alciero.

“Begini….” Kata Kiel. “Kenaikan kelas yang lalu… 10 gang yang masuk Black List bubar… begitu pula Shining Sanctuary…”

“Tapi… Reventon bisa membuat Shining Sanctuary kembali… kenapa itu?” kata Alciero.

“Ada suatu organisasi yang disebut N.N… yang memberikan dana dan bantuan yang sangat besar kepada gang-gang yang ingin kembali bertempur... dengan cara menambahkan “Neo” ke nama gang lama…” kata Kiel.

“Hmm… Jadi namanya itu menjadi Neo-Shining Sanctuary…” kata Alciero.

“Tepat… “ kata Kiel. “Dan sekarang Neo-Shining Sanctuary meneror St. Michael….”
“Maaf, aku sebaiknya pergi istirahat di kamar…” kata Arciela. “Ah… Oke…” kata Alciero.

Setelah Arciela memasuki kamarnya… Kiel dan Alciero melanjutkan pembicaraan mereka…

“Fuh…. Untung aku hanya tinggal berdua dengan Arciela… jadi orang tuaku tidak tahu masalah ini…” kata Alciero.

“Orang tua mu pergi ke mana?” kata Kiel. “Kerja di luar negeri...” kata Alciero.

“Oh….” Kata Kiel. “Kita lanjutkan lagi pembicaraan yang tadi… Sebagian dari ketua-ketua dari para gang yang masuk Black List… membuat gang baru yang bernama Black List… Vincent juga ada di dalam Gang itu…”

“Kenapa kau begitu tahu tentang hal-hal tentang para gang ini…?” kata Alciero. “Karena… Aku adalah anggota Black List…” kata Kiel.

“Hoo… pantas kau termasuk orang yang terkenal…” kata Alciero. “Aku ingat… bagaimana tentang Jack…?”

“Dia…. Bergabung dengan rencana Reventon…” kata Kiel. “Apa…? Sampai Jack pun….” Kata Alciero.

“Mengapa kau juga mengenal Jack…?” kata Kiel. “Huh…. Dia sering ke sini…. Bahkan sering menginap, dia temanku… tapi sudah lama ia sudah ke sini.” kata Alciero.

“Heh… “ kata Kiel. “Aku minta tolong kepada mu, bantu Black List dalam menghancurkan ambisi Reventon.”

“Aku juga ingin begitu… tetapi maaf, Kiel… aku sudah tidak ada hubungan lagi dengan Gang War…” kata Alciero.

“Yah… sudahlah… tidak apa-apa… aku memaklumi….” Kata Kiel.
“Sebaiknya aku pulang dulu… nanti aku dimarahi orang tua ku… hehe…” kata Kiel.
“Oke…. “ kata Arcielo. “Hati-hati saat di jalan…!!!”

“Oke…!” kata Kiel.



















“…”

“Akhirnya….! Malam yang panjang itu pun berakhir…”

0 comments: