Welcome

Welcome to Black List...!!! We Shared the Story we made... enjoy it...!!!

P.S:
Sorry... this story is displayed in Indonesian Language...

EPILOG

Setelah kemenangan itu… Kiel dan Jack pergi ke kelas 2-E… kelas mereka, di sana ada Arciela.

“Arciela…?” kata Kiel. “Kenapa dia ada di sini…? Hei, Kiel…!” kata Jack. “Dia bangun..!” kata Kiel.

“Ah…! Jack..! Kiel…!” kata Arciela. “Hoi…! Kiel..! Jack…!” kata Alciero. “Huo..?! Arciela..!”

“Karena tidak sabar, aku menunggu di sini…!” kata Arciela. “Hmm… ya sudah lah..!” kata Alciero. “Ayo kita berpesta…!”

“Eh…! Tunggu dulu…! Aku keluar terlebih dahulu…!” kata Alciero. Alciero pun ke ruang kepala sekolah…

“Ini tidak bisa di beri toleransi lagi…! Lucy… kau guru yang baik…! Tapi kau harus dipecat…!” kata Kepala Sekolah.

“Tidak apa-apalah, Pak kepala sekolah…” kata Alciero. “Aku yang terkena masalah ini juga tidak terganggu dengan perilaku bu Lucy…”

“Benar…!!!” kata Jack. “Jack…?” kata Lucy. “Kenapa kau ada di sini?”
“Sudahlah… yang penting, pak… ! bebaskan bu Lucy dari hukuman…!”kata Jack. “Benar…!” kata Kiel dan yang lain.

“Yah… kalau kalian yang memintanya…” kata Kepala sekolah. “Ibu Lucy tidak akan bapak pecat..”

“Yeah…!!!” kata Kiel dan kawan-kawan. “Eh… tunggu dahulu… aku ingin pergi dahulu… Ren..! temani aku sebentar…!” kata Vincent.
“Oke…!!” kata Ren sambil mengikuti Vincent.. “Sebenarnya ada apa..?!”

“Ingat…?” kata Vincent. “Ada 5 orang yang setuju akan pembuatan Black List… hanya ada aku, Ford, Enzo, Gill, lalu, ke mana yang satu lagi?”

“Kita akan menemuinya…?” kata Ren. “Tepat…!” kata Vincent. “Hai…! Gabrielo Raminel… Mantan ketua dari gang “Angel’s Field” yang setuju akan pembuatan Black List.”

“Huahm… sangat menarik melihat pertempuranmu kali ini… tenang saja… aku akan membantu mu dalam pertempuran yang berikutnya…” kata Gabrielo.

“Bagus… aku menunggunya…!” kata Vincent. “Ayo Ren…!”
Di luar sekolah… dua perempuan yang menonton pertandingan itu.

“Bagaimana, Prische?” kata salah satu perempuan itu.
“Tenang saja, Rosemary…” kata Prische. “Kau tak akan menyesal menyerahkan gang Butterflies pada ku… ah sekarang berubah menjadi Butter-Zero…”

“Aku… ketua yang baru dari gang Butter-Zero, Prische Valentine, siap melawan Black List di pertarungan berikutnya…” kata Prische.
“Bagus…” kata Rosemary.

Saat yang sama… Kiel dan yang lain…

“Oke…!! Kita sekarang berpesta…!!” kata Alciero. “Kita ke Eternal Park…! Lalu ke taman Surga Dunia…!!”

“Hoe…!!! Ke sana lagi…?!” kata Ford. “Jack…!!” kata Flem. “Yo..! Flem..!” kata Jack. “Maaf ya..! T.M Pecah…! Aku sekarang di Black List…!”

“Apa…?!” kata Flem. “Cih…!!”

“Hei… Kau benar-benar marah ya…!” kata Jack. “Ehem…! Yang penting, aku juga ikut..!” kata Flem.
“Mantan ketua sebaiknya ada yang menemani…!” kata Flem.
“Thanks…! Flem…!” kata Jack. “Tenang saja…! Sekarang beban Black List berkurang…!” kata Flem.

“Oke…!! Kita pergi sekarang…!!!”
“Oke…!!”
















“…”

“Yah… kedamaian sepertinya ada pada kami sekarang… tetapi, aku menjadi tahu kenapa orang sangat ingin melaksanakan tradisi Gang War... karena aku mulai menikmatinya…” kata Kiel dalam hati

BLACK LIST FINAL EPISODE
-MIDNIGHT SHOWDOWN-

Hari pertempuran… Sabtu….

“Yo…!” kata Alciero. “Hai…” kata Crush. “Kenapa tubuh mu itu…” kata Alciero. “Seperti yang kau lihat… aku tidak bisa mengikuti pertempuranmu…” kata Crush.

“Kau dihajar oleh Reventon…?” kata Alciero. “Jangan bilang itu lagi…” kata Crush. “Yah… tidak apa-apa… “ kata Alciero.

“Aku hanya meninggalkan monitor ini saja, lihatlah perjuangan kami dalam monitor ini…” kata Alciero. “Oke…” kata Crush.

Saat yang sama, Ford…

“Mengapa perangkap ini ada di sini…?” kata Ford. “Sepertinya Flem juga memasang perangkap…”

“Tapi… hanya tempat ini yang tidak ada perangkapnya… aku pasang saja di sini…!” kata Ford.
“Yah… karena sudah selesai… aku pulang saja ke rumah…! Ini baru jam 5 sore…!” kata Ford.

Saat yang sama, Kiel…
“Arciela..!” kata Kiel. “Hmm? Kenapa?” kata Arciela. “Aku janji, besok Jack sudah ada di sekolah..!” kata Kiel.

“Tapi.. besok kan hari minggu….” Kata Arciela “Oh iya… maksudku hari senin…!!” kata Kiel.
“Oke…! Aku tunggu kedatangan Jack hari senin…!” kata Arciela.

“Oke… aku pulang dahulu ya…” kata Kiel. “Oke…!” kata Arciela

Saat yang sama, Enzo…

“Persiapan yang kulakukan sudah lengkap… tinggal menunggu sampai tengah malam….” Kata Enzo.

Pukul 23:00… Ford…

Alarm Ford berbunyi… “Alarm ku…!” kata Ford. “Sudah pukul 11…! Akan kunyalakan dulu komputer ku…!” kata Ford.

Ford menyalakan komputernya…. “Ku buka dahulu programnya, lalu memasukan koneksi dari kamera ke monitor ini….” Kata Ford.

Ford membuka Laptop nya… “Laptop ini berisi program untuk mengendalikan perangkap-perangkap yang ada di sekolah…” kata Ford. “Mengapa aku bicara sendiri? Ahahaha….!”

Saat yang sama… Enzo…

“Gah….!!!” Kata Enzo sambil berlari terengah-engah, “Gawat… kita tidak menyusun rencana untuk berkumpul, penyerangan, atau apapun…”

“Ah…! Vincent…!!! Hoi…!” kata Enzo. “Yo…! Enzo…!” kata Vincent. “Gara-gara sibuk akan perlengkapan, jadi tidak tahu harus berkumpul di mana dan kapan ya…?” kata Vincent.

“Yah… begitu lah…!” kata Enzo. “Di mana orang yang lain..?!”
“Mungkin mereka sudah sampai duluan…” kata Vincent. “Semoga saja begitu…!” kata Enzo.

“Tidak ada yang sampai…” kata Enzo. “Mungkin kita yang sampai duluan…!” kata Vincent.

“Sekarang sudah jam 23:49…” kata Vincent. “Sebenarnya di mana mereka…?!!” kata Enzo.

Di saat yang sama… Di gerbang samping sekolah...

“Sebenarnya di mana Vincent dan Enzo…!” kata Kiel. “Mereka sungguh terlambat…!” kata Ren. “Apa benar kau sudah memberi tahu kepada mereka tempat berkumpulnya? Alciero…!”

“Sebenarnya belum ku beritahu…! Hahahaha…!” kata Alciero. “Buooodooohhh…!!” kata Ren.

“Hahaha…! Sudahlah…! Mereka juga pasti akan datang ke sini, tidak peduli di mana berkumpulnya…” kata Alciero.

“Memang benar juga…” kata Ren. “Tapi, jika tidak bersatu, pasukan kita akan melemah…!”
“Tenang saja…! Tenang saja…! Pertempuran besar Gang War selalu mencolok..!” Kata Alciero.

Waktu menunjukkan pukul 24:00… Lampu-Lampu mulai menyala…

“Yaaa…!!!! Sekarang kita mulai….!!!” Suara itu terdengar keras. “Aku… Bernard Wolgerstein…! Yang menjadi MC dalam pertempuran kali ini…!” kata Bernard.

“MC…?” kata Kiel. “Sudah ku bilang…! Pertempuran dalam gang war selalu mencolok…!” kata Alciero.

Di saat yang sama… Vincent dan Enzo…

“Gawat…! Bagaimana caranya kita kalau hanya berdua saja…!” kata Vincent. “Yaaa….! Yang bertahan…!! Neo-Shining Sanctuary dan T.M…!!!” kata Bernard.

“Ternyata benar…!!! Neo-Shining Sanctuary…! Dan T.M…!!” kata Kiel. “Mereka sangat licik…!” kata Ren. “Dan… sang penantang…!! Black List…!! Silahkan masuk ke arena pertempuran…!!” kata Bernard.

Kiel, Ren, dan Alciero masuk ke lapangan sekolah, di susul oleh Vincent dan Enzo.

“Kiel…! Ren…! Alciero…!” kata Vincent. “Ternyata kalian di sana dari tadi…!!!” kata Enzo. “Vincent…! Enzo…!” kata Ren. “Sudah kubilang…! Mereka pasti datang…! Kata Alciero.

“Pertandingan Gang War…! Di mulai…!!!” kata Bernard.

Serentak anggota T.M dan Neo-Shining Sanctuary naik ke atas sekolah… sebagian menunggu di lapangan…

“Kejar kami kalau bisa…!!!” kata Reventon. “Cih…!! Tenang saja…! Kau akan mimpi indah nanti…!!” kata Enzo.

“Oke….!!! Kita hajar mereka…!!!” kata Vincent. “Oke…!!!” kata Kiel sambil mengeluarkan tongkat.

“Berapa anggota Neo-Shining Sanctuary dan T.M yang ada di lapangan?” kata Kiel. “Hmm… karena tidak ada Ford jadi agak susah.. sekitar… 40 orang…” kata Vincent.

“Banyak juga…. Tapi apa sebanyak itu? Anggota yang tadi melewati atas tangga juga banyak…” kata Kiel.

“Mereka bergabung pasukan dengan N.N…” kata Alciero. “Bergabung?” kata Ren. “Pasti, Reventon meminta bantuan kepada N.N untuk menambahkan pasukannya…” kata Alciero.

“Waktu kita tidak banyak untuk berbincang-bincang, ayo bertempur…!” kata Vincent. “Oke…!” kata Enzo sambil mengeluarkan machine-gunnya.

Anggota Neo-Shining Sanctuary dan T.M melaju ke tengah tengah lapangan. “Oh…!!! Mereka berkumpul ke tengah lapangan…!” kata Bernard.

“Apa yang mereka pikirkan? Mereka tidak menyerang kita…?” kata Vincent. “Kita yang menyerang saja…!” kata Kiel.

“Tunggu dahulu, Kiel…” kata Vincent. “Enzo…! Tembaki mereka…!”
“Oke…!” kata Enzo. “Tembak…!!!” kata Enzo. Anggota Neo-Shining Sanctuary dan T.M berpencar dan mengarah menuju Kiel dan kawan-kawan.

“Hajar mereka…!!!” kata Vincent. Kiel memukul Anggota Neo-Shining Sanctuary sampai terpental ke arah tengah lapangan…

Ledakan yang cukup besar menghempas Anggota-anggota Neo-Shining Sanctuary yang lain. “Jadi itu alasannya, mereka ingin memancing kita ke arah ledakan itu…” kata Vincent.

“Iya…!” kata Kiel. “Nah…! Kita hajar sisanya…!”

Mereka pun menghajar anggota Neo-Shining Sanctuary dan T.M… sampai ada anggota T.M yang kabur, lalu di pukul oleh Vincent.

“Hei…! Kau mau lari ya…!” kata Vincent. “T…T…Tidak…!!” kata Anggota T.M tersebut. “Hei… aku sampai lupa…!” kata Vincent. “ini barang dari Ford…!” Vincent memberikan barang itu kepada anggota Black List.

“Oh…? Headset…?” kata Kiel. “Iya dan ini untuk mendapatkan sinyalnya…!” kata Vincent sambil melempar suatu benda,

“Untuk apa ini?” kata Kiel. “Agar Ford bisa berkomunikasi dengan kalian…!” kata Vincent. “Hoo…!” kata Ren.

“Coba kita tes benda ini…” kata Kiel. “Halo? Ford?” kata Kiel. “Ford..?” kata Vincent. “Kenapa dengan alat ini? Sudah dinyalakan dan gelombang sudah diatur…” kata Vincent.

“Halo..?” kata Ren. “Ah..! Maaf…! Aku habis dari kamar mandi…!” kata Ford. “Ku kira alat ini rusak…” kata Vincent.

“Ya..! Maaf-maaf…!” kata Ford. “Kalian sudah sampai di mana…?!” kata Ford. “Kami masih ada di lapangan, sebagian anggota Neo-Shining Sanctuary dan T.M sudah tumbang, sisanya ada di gedung sekolah…” kata Vincent.

“Oh…! Aku sudah menemukan kalian…!” kata Ford. “Neo-Shining Sanctuary dan T.M benar-benar bergabung dalam pertempuran ini ya…” kata Ford.

“Apakah di sana ada Flem?” kata Ford. “Aku tidak tahu, apa coba bertanya ke anggota T.M?” kata Vincent.

“Yo…!” kata Kiel kepada anggota T.M yang tersungkur di tanah. “Apa dalam pertempuran ini ada Flem?”
“Flem… dia ada…!” kata Anggota T.M tersebut. “Dia ikut ke atas bersama Jack dan yang lain…!”

“Ford…! Flem ada di sini dan mengikuti ke dalam sekolah..!” kata Kiel. “Kalau benar dia ke tempat itu… perangkap ku tepat…” kata Ford.

“Perangkap…?” kata Kiel. “Ah…! Tidak usah dipikirkan…!” kata Ford. “Kalian maju saja…!” kata Ford.

“Oke…! Kita bersiap untuk maju…!” kata Vincent. “Ada yang belum siap…?!”
“Huh… aku selalu siap….!” Kata Alciero. “Oke…! Kita berlari ke atas…!” kata Kiel.

“Mereka sudah mulai berlari ke atas…!” kata Flem. “Biarkan saja… mereka mungkin tidak tahu… bahwa di dalam lebih mengerikan lagi…” kata Reventon.

Mereka pun sampai di dalam Gedung sekolah…

“Waw…” kata Kiel. “Sungguh terang di sini… membuat perangkap dan kamera jadi ketahuan…”
“sepertinya 80% dari semua perangkap ini adalah tembakan yang di gerakkan oleh komputer…” kata Vincent.

“Tepat…!” salah satu tembakan itu menembak ke arah Alciero. Tetapi Alciero menghindar… “Huff… nyaris sekali…!” kata Alciero.

“Ini perbuatan Flem lagi ya…” kata Kiel. “Hahaha…! Selamat datang di St. Michael, itu yg seharusnya kukatakan?” kata Flem.

“Ini pertarungan Neo-Shining Sanctuary dan T.M melawan Black List… jarang dilakukan pertempuran 2 lawan 1, tetapi, nikmati pertempuran ini…!” kata Flem.

“Gawat…! Kiel…!” kata Ford. “Kenapa…?!” kata Kiel. “Sekitar 20 pasukan T.M menuju ke sana…! Dari kiri dan dari kanan kalian…!!” kata Ford.

“Di jalan sesempit ini…?!” kata Kiel. “Vincent…! Ren…! Al dan Enzo…! Sebentar lagi ada 20 anggota T.M dari kiri dan kanan menyerang…!” kata Kiel.
“Oke…! Kami bersiap…!” kata Alciero. “Itu dia…!” kata Vincent. Anggota T.M itu melempar bom asap ke arah Kiel dan kawan-kawan.

“Cih…!!!” kata Vincent. “Hei…! Jangan kabur…!!” kata Vincent sambil mengejar anggota T.M. “Vincent…!” kata Ren. “Ren…!” kata Alciero.

Anggota T.M yang Vincent, Ren, dan Alciero kejar semakin jauh, melewati jalan yang berliku-liku. Sampai-sampai mereka tersesat…

“Di mana kita sekarang…” kata Vincent. “Kenapa hanya kalian yang mengikuti ku…?! Mana Kiel dan Enzo?!” kata Vincent.

“Halo…! Ford…?!” kata Vincent. “Di mana kita sekarang…?!”
“Huh…! Kau ini… sudah bersekolah di sini 3 tahun tapi tidak tahu ini di mana…” kata Ford.

“Kau terpisah cukup jauh dengan Kiel, menurut saranku, dari pada kau mencari Kiel dan Enzo lagi, kau lebih baik ke atas lagi dan mencari Reventon dan Jack, karena mereka ada di lantai paling atas…” kata Ford.

“Oke…” kata Vincent. “Di dekat sana ada tangga, coba menaiki tangga di sana,” kata Ford. “Oke… Oke…” kata Vincent. Vincent pun menaiki tangga itu.
Sementara itu… Kiel dan Enzo….

“Huh…! Mereka itu larinya kurang cepat…!” kata Enzo. “Kekekeke…”
“Yah… kita beruntung kali ini…” kata Kiel. “Di mana Vincent…?”

“Ups… nasib beruntung tidak selalu ada di pihak kita…” kata Enzo. “Bagaimana kalau kita tanya Ford…?” kata Kiel. “Ide yang bagus…” kata Enzo.

“Halo…? Ford…?!” kata Kiel. “apa kau tahu di mana Vincent berada?”
“Ya… aku tahu di mana mereka berada…” kata Ford. “Mereka terlalu semangat mengejar anggota T.M, jadinya mereka tersesat, sekarang mereka ada di lantai atas…” kata Ford.

“Terima kasih, Ford…! Tetapi, di mana tangga menuju atas…?” kata Kiel, kalian maju saja melewati jalan ke arah kiri, lurus dan di belokan ke 2 ada tangga ke atas…” kata Ford.

“Oke…!” kata Kiel. “Kami akan ke sana…!” kata Kiel. “Bagaimana, Kiel..?” kata Enzo. “Kita ke arah kiri, lurus terus dan di belokan ke 2 terdapat tangga untuk ke atas.” Kata Kiel.

“Oke… kita ke sana…!!” kata Enzo. “Oke…!” kata Kiel.
Saat yang sama… Vincent, Ren, dan Alciero..

“Cih….! Lagi-lagi seperti ini…!” kata Vincent. “Akan ku urus ini sendiri….! Kalian duluan saja…!” kata Alciero. “Kau yakin bisa…?!” kata Vincent.

“Aku yakin 100%...!!” kata Alciero. “Oke…! Aku lari…!” kata Vincent. “Hai…! Mrs. L…!” kata Alciero.

“Sudah lama tak jumpa… Alciero” kata Lucy “Ternyata kau bergabung dengan N.N…” kata Alciero. “Bukankah di sana sangat membosankan?”

“Bosan atau tidak bosan… aku akan melanjutkan tradisi gang war ini…” kata Lucy “Karena kau ingin hadiahnya?” kata Alciero.

“Kurang lebih seperti itu…” kata Lucy. “Hadiah gang war masih sama seperti dahulu..?” kata Alciero.

“Kenapa? Apa kau ingin hadiahnya dan ikut dalam gang Black List?” kata Lucy. “Hah? Aku anggota Black List? aku juga tidak tahu…” kata Alciero.

“Lalu kenapa kau mengikuti pertempuran ini?” kata Lucy. “Heh…! Aku hanya ingin mengembalikan seseorang ke St. Michael, itu saja…!” kata Alciero.
“Mengembalikan seseorang… apa itu Jack Iceberg…?” kata Lucy. “Yah.. kalau nama belakangnya memang Iceberg…” kata Alciero.

“Kau tidak akan bisa mengembalikan Jack ke St.Michael… dia sudah menjadi anggota kami…” kata Lucy. “Yah… masih ada orang lain selain aku…” kata Alciero.

“Kau mempercayainya kepada siapa…?” kata Lucy. “Tidak tahu…” kata Alciero. “Setidaknya anggota Black List bukan hanya 1 orang saja…”

“Daripada berbincang-bincang, bagaimana kalau kita bertempur…” kata Lucy. “Yah… aku tidak suka bertarung dengan wanita…” kata Alciero.

“Huh…! Dasar pengecut…!” kata Lucy. “Setidaknya kita bisa makan malam, minum-minum, dan ke taman bermain berdua saja…” kata Alciero.

“Jangan bercanda…!” kata Lucy sambil menembak Alciero, pelurunya menyerempet kacamata hitam yang dipakai Alciero.

“Ow… kacamata ku…” kata Alciero. “Lebih baik kau tidak menyerangku lagi, pada serangan berikutnya kau ku vonis mati.”

“Memangnya kenapa….!” Kata Lucy sambil menembak Alciero lagi dengan dua peluru. “Lho…? Di mana dia…” kata Lucy.

“Razor…!” kata Alciero sambil menendang kaki Lucy dari belakang. “Sialan… kau…” kata Lucy sambil terjatuh.

“Eksekusi gagal… yah… setidaknya tidur pun baik…!” kata Alciero. “Bye...!” kata Alciero. “Lain waktu kita kencan ya…!”

“Ups… aku harus mengejar mereka…” kata Alciero. “Tunggu aku…! Vincent..!”

Saat yang sama… Kiel dan Enzo…

“Kau…” kata Enzo. “Hai… kita bertemu lagi ya…!” kata Kiel. “Urus ini pada ku Kiel…!” kata Enzo. “Aku memang sedang ingin menghajar penghianat…!” kata Enzo.

“O…Oke…!!” kata Kiel sambil berlari. “Yo…!” kata Enzo. “Penghianat kata mu…?” kata Gill. “Bukankah kau yang penghianat…?”

“Huh…! Kalau kau menganggap ku seperti penghianat… oke, kita akan berbincang-bincang sesama penghianat…” kata Enzo.

“Mengapa kau bergabung dengan N.N?” kata Gill. “Untuk bertempur… Untuk melanjutkan tradisi…!” kata Gill.

“Bertempur dengan N.N bisa melanjutkan tradisi? Bah…! Apa hanya itu cara satu-satunya…!” kata Enzo.

“Pertempuran akan terus ada jika pertempuran itu ada…! Apakah harus bersama dengan N.N?” kata Enzo.

“Aku juga berpikir seperti itu…” kata Gill, “Kau pikir, aku hanya mengandalkan pasukan dari N.N…? aku masih punya Uunnddeeaadd…!”

“Euh…. Itu norak sekali…” kata Enzo. “Jangan Komentar…!!” kata Gill. “Ehem… yang penting… ayo kita bertempur, kita tidak usah berbincang-bincang lagi…” kata Gill.

“Oke…!” Kata Enzo. “Bersiaplah…” Enzo mengeluarkan 2 buah sub machine-gun dari tasnya. “Ingat serangan ku ya…!” kata Gill.

“Cih…!! Telinga ku…!!!” kata Enzo. “Gah…!!!” Enzo menembak Gill, tetapi tidak kena. “Hahaha…! Bagaimana seranganku…?!” kata Gill.

“Cih… dari dulu aku tidak tahu pola seranganmu…” kata Enzo. “Mau ku jelaskan…?” kata Gill. “Serangan ku itu…”

Enzo menembak Gill, mengenai perut Gill. “Ukh…” kata Gill. “Kau tak perlu menjelaskannya pada ku…” kata Enzo.

“Pada dasarnya…Aku mengincar kesempatan…” kata Enzo. “Di saat kau lengah… aku menyerang…”

“Telinga ku lagi…!!!” kata Enzo. “Bagaimana kalau dalam posisi seperti ini…?!” kata Gill sambil menendang Enzo.

“Di saat kau lengah… aku menyerang…” kata Gill. “Hah…! Asal keseimbangan tubuh tergoyahkan, kemenangan dapat lebih mudah diraih…!” kata Gill.

“Cih….” Kata Enzo. “Bagaimana kalau begini…?” Enzo menembak kaca yang ada di sebelahnya.

“Hahaha…!” kata Enzo. “Aku menang taruhan…”
“Taruhan…?” kata Gill. “Ini semua bukan kaca…” kata Enzo. “Melainkan plastik…”
“Lalu kenapa…!!” kata Gill. Enzo mengambil Machine-Gun dari tas nya, dan memegangnya dengan 1 tangan.

“Bagaimana kalau begini…?” kata Enzo. “Kegoyahan keseimbangan akan kurubah menjadi pendorong kekalahan mu…” kata Enzo.

“A…Apa…?!!” kata Gill. Enzo mulai menembak dengan machine-gunnya dengan membabi buta, peluru-peluru yang meleset terpantul menuju Enzo dan Gill.

“Akh….!!” Kata Gill. “Kau.. itu apa…?” Gill pun terjatuh.

“Aku ini anggota Black List... bodoh..” kata Enzo. “Cih….! Aku hanya bisa jalan dengan kecepatan ini…” Enzo pun terjatuh.

“Enzo…! Enzo…!!” kata Ford. “Berisik tahu…!” kata Enzo. “Huff… aku senang kau selamat..” kata Ford. “Yah… aku istirahat sebentar dulu…” kata Enzo.

“Hoi… Hoi…!” kata Enzo. “Kenapa Enzo…?!” kata Ford. “Anggota Shining Sanctuary membawa ku ke suatu tempat…!!” kata Enzo. “Halo…?! Enzo…?!” kata Ford. “Cih…! Komunikasi terputus…”

Saat yang sama Vincent dan Ren….
“Bagaimana dengan Alciero tadi…?” kata Vincent. “Kita serahkan saja padanya… ia berkata tenang saja..” kata Ren.

“Memang, dia bilang seperti itu, tapi aku khawatir…” kata Vincent. “Hoooi…!!!” kata Alciero. “Nah, itu dia Alciero…!” kata Vincent.

Saat Alciero berjalan ke arah Vincent, dari sebelah kanan Alciero, 3 orang menerjang Alciero…

“Al…!!!” kata Vincent. “Alciero…!!!” kata Ren. “Kalian berisik sekali…!” kata Lucy. “Lucy…!” kata Alciero. “Hahahaha…! Aku tidak semudah itu dikalahkan, Alciero…!” kata Lucy.

“Sial…!” kata Alciero. “Rasakan ini…!!!” kata Vincent sambil memukul salah satu anggota N.N yang bersama Lucy.

“Kalian terlalu meremehkan kami…!” kata Ren. “Kalian kira dengan 3 orang saja bisa mengalahkan kami…?!” kata Ren sambil menghajar anggota N.N

“3 orang katamu…?” kata Lucy. “Jika ada aku, mungkin melebihi 1000 orang…”
“Memangnya sehebat apa kau…?” kata Ren. “Lari…!!! Biar aku yang tangani dia…!!!” kata Alciero.
“Oke…!” kata Vincent. “Ayo…! Ren…!!!”
“Huh…!” kata Alciero. “Baguslah...! kita melakukan pertempuran kedua kita..!”
“Kedua dan terakhir….!” Kata Lucy sambil menyerang. “Wow…! Serangan yang kali ini sama sekali tidak ada rasa ragu…!” kata Alciero.

“Huh… aku hanya kembali ke diri ku yang dulu…” kata Lucy. “Oke…!!! Aku juga tidak akan ragu…!!” kata Alciero.

“Oke…! Ayo bertempur…!!!” kata Lucy. “Siapa yang takut…! Razor…!!!” kata Alciero. “Tak akan mempan…!!” kata Lucy. Lucy pun menangkisnya dengan sebuah buku.

“Buku apa itu…?” kata Alciero. “Hanya buku biasa, yang di beri sampul besi…” kata Lucy. “Sampul besi…? Itu akan hancur oleh Razor EX ku…” kata Alciero.

“Razor EX? Jurus mu itu tidak ada apa-apanya… apa bedanya Razor biasa dengan EX?” kata Lucy. “Nanti akan ku jelaskan…” kata Alciero.

“Razor…!!!” kata Alciero sambil menendang Lucy, sekali lagi Lucy menggunakan buku untuk menahan tendangan Alciero.

“Razor mu itu terlalu banyak celah nya…” kata Lucy. “Tendangan yang sudutnya selalu sama, Tendangan yang kekuatannya selalu sama”

“Lalu…?” kata Alciero. “Nanti saja…!” kata Lucy sambil memukul Alciero menggunakan bukunya. “Ugh…! Sakit juga…!” kata Alciero.

“Ayo…! Majukan Razor-EX mu..!!!” kata Lucy. “Oke…! Razor-EX…!!!” kata Alciero sambil menendang Lucy, Lucy menahannya dengan 2 buku.

“Huff…. Hanya satu buku ini yang retak…” kata Lucy. “Cih…! Tidak mungkin…!!” kata Alciero. “Semua itu mungkin terjadi…!!!” kata Lucy sambil memukul Alciero dengan buku.

“Ada lagi kelemahan jurus mu…” kata Lucy. “Kau selalu menyebutkan nama jurusmu sebelum melakukannya…!!” kata Lucy.

“Tidak keren jika tidak diucapkan…” kata Alciero. “Razor-EX…!!!” kata Alciero sambil menendang Lucy. “Kau tidak pernah belajar dari kesalahan…!!!” kata Lucy.

Lucy menahannya dengan 3 buku. “Bagaimana…?!” kata Lucy. “Mungkin kaki mu bisa patah karena menendang 3 buku ini…!!!”

Tendangan Alciero menghancurkan ketiga buku itu dan mengenai Lucy sampai terpental.

“Aaaaarghh…!!!” kata Lucy kesakitan. “Mengapa tendanganmu dapat menembus ketiga buku itu…?!” kata Lucy.

“Hahahaha…!! Sebenarnya, kau sudah terjebak sejak awal…!” kata Alciero. “Terjebak…?” kata Lucy. “Kau selalu menyebutkan nama jurus sebelum menggunakannya? Hahaha….! Itu kumanfaatkan..!” kata Alciero.

“Saat tendangan pertama, aku hanya melancarkan tendangan biasa, bukan Razor…” kata Alciero. “Apa…?” kata Lucy.

“Yang paling menggelikan, saat kau bangga menahan Razor-EX ku… hihihi…hahahha…!” kata Alciero. “Itu hanya Razor biasa…!”

“Jadi… yang terakhir itu…!” kata Lucy. “Itu adalah Razor-EX yang sebenarnya…!!” kata Alciero. “Apa…?!” kata Lucy.

“Hahaha…!!” kata Alciero. “Kau baru tahu kan, maka dari itu aku bisa menghancurkan sarung tangan Crush yang sangat keras itu.

“Lalu, perbedaan Razor biasa dengan EX…” kata Alciero. “Pada dasarnya, Razor itu hanya teknik menguatkan seluruh tubuh…”

“Tapi, kekuatan itu dapat ku pusatkan ke kaki kiriku saja…” kata Alciero. “Dari sana lah lahir Razor EX…”

“Hah… dia ternyata pingsan…” kata Alciero. “Baiklah… aku harus menyelesaikan ini dan pulang ke rumah…” Tiba-tiba, sebuah ledakan menghempas Alciero ke depan.

“Ledakan apa itu…” kata Alciero. “Huh…! Sepertinya hari ini aku sial sekali…” Anggota Shining Sanctuary pun membawa Alciero entah ke mana…

Pada saat yang sama… Vincent dan Ren.

“Ledakan keras apa itu…?!” kata Vincent. “Alciero…!” kata Ren. “Cih…! Bodoh…!” kata Vincent. “Ayo, Ren…! Walaupun kita tidak tahu apa yang terjadi, kita harus melanjuti perjalanan demi Alciero…!”

“Oke…!!” kata Ren. Mereka pun berlari sampai mereka bertemu ruangan besar. “Ini…” kata Ren. “Aula atas…” kata Vincent. “Aku punya firasat tidak baik tentang tempat ini.

“Hahaha…!!!” terdengar suara. “Kalian masuk perangkap kami…!”
“Perangkap…?!” kata Ren. “Ya… Perangkap kami, anggota T.M…” kata anggota T.M.

“Banyak sekali…!!!” kata Vincent. “Cih…! Ini sungguh gawat…!!” kata Ren. “Perangkapnya banyak sekali…!” kata Vincent.

“Tenang Vincent…!” Kata Ford. “Ini saatnya aku dan Flem bertarung…! Kalian menjauh lah dari tempat itu…!”

“Tidak bisa…! Pintunya tertutup…!” kata Vincent. “Coba hajar pintu itu…!!!” kata Ford. “Keras sekali…!” kata Vincent.

“Baik… Akan ku usahakan tidak mengenai kalian, dengarkan apa kataku…!!” kata Ford. “Oke..!” kata Vincent.

“Ingat…! Sedikit saja salah, bisa gawat…!” kata Ford. “Tenang saja, Ford…!” kata Vincent. “Oke…! Pancing mereka semua ke tengah aula…!” kata Ford.

“Ren…! Ikuti aku…!” kata Vincent. “Oke…!” kata Ren. Vincent pun berlari dan diikuti oleh Ren, mereka menarik perhatian anggota T.M untuk mengikuti mereka.
Sesampainya di tengah Aula… “Berlari tambah kencang agar mereka tertinggal…!!!” kata Ford. “Oke…!!!” kata Vincent. “Ren…! Ikuti aku…!”

Vincent dan Ren semakin menjauhi anggota T.M. Perangkap yang berupa machine-gun yang digerakkan oleh motor pun bergerak.

“Hoo…!! Bagus..!” kata Vincent. Perangkap machine-gun milik Flem menyerang Vincent dan Ren. “Agh…!!” kata Vincent.

“Itu milik Flem..!!!” kata Ford. “Cih…!” kata Vincent. “Mundur 2 langkah…!!!” kata Ford. Peluru dari perangkap Flem berhasil dihindari oleh Vincent.

“Cih…! Mengerikan sekali…!” kata Vincent. “Ford…?!”
“Apa koneksi mu rusak…?!” kata Ren. “Ford…?!”

“Maaf, aku habis mengambil air minum…!” kata Ford. “Di saat ini dia santai sekali…” kata Ren. “Aku sedang mencoba meng-hack program milik Flem…!” kata Ford.

“Agar dapat mengendalikan perangkap milik Flem dan membuka pintunya, aku harus meng-hack program milik Flem…!” kata Ford.

“Cih…!” kata Vincent. “Anggota T.M masih banyak, dan perangkap-perangkap itu masih mengeluarkan peluru…!” kata Ren.

“Tunggu dahulu, aku sedang mencoba memecahkan password nya…!” kata Ford. “Sudah…! Selamat datang di ruang pemantauan E-Emotion…!” kata Ford.

“Bagus….! Cepat kendalikan…!” kata Vincent.

Di saat yang sama… Flem…

“Cih…! Ada yang memasuki programku..!” kata Flem. “Sebelum terlambat…! Nyalakan semua perangkap selain di sini…! Semua peluru…!”

Semua perangkap Flem yang ada di dalam sekolah semuanya menyala, menembakkan semua peluru.

“Gah…!!!!” kata Vincent. “Sialan…!” kata Ren sambil terjatuh. “Ren…! Vincent…! Jawab..!!” kata Ford. “Ren…! Vincent…!”

“Cih…!!!” kata Ford. “Biarkan… nyalakan perangkap rahasia itu…” kata Ford yang lain. “Oh iya… aku juga lupa…” kata Ford. “Oke….! Nyalakan…!!”

“Hahaha…! Sudah kuduga, kau ada di tempat itu…! E-Emotion…!” kata Ford. “Suara apa itu…?!” kata Flem “Ini aku…! Pangeran bintang…!” kata Ford.

“Kau belum terluka ya…?” kata Ford. “Padahal kau sudah menyalakan semua perangkap...! aku tahu ada satu bagian yang tidak dilewati oleh perangkapmu…!!! Yaitu tempat mu berada di sana…” kata Ford.

“Aku pun menyadari hal itu dan memasang perangkap di belakang mu…!” kata Ford. “Apa…?!!” kata Flem. Sambil berdiri dan bersiap untuk berlari.

“Terlambat… Flem…” kata Ford sambil menyalakan perangkapnya. Perangkap itu menembak punggung Flem sampai jatuh. “Bagimu ini Game Over, selamat malam…” kata Ford

“Sial…” kata Flem. “Alciero, Enzo, Ren, Vincent, sudah ditangkap Shining Sanctuary…” kata Ford. “Semoga Kiel tidak tertangkap… musuh tinggal sedikit…” kata Ford.

“Saat ini Kiel sedang bertemu dengan… Apa…?!” kata Ford. “Jack Iceberg…”

Saat yang sama… Kiel…

“Kiel…” kata Jack. “Yo…! Jack…!” kata Kiel. Jack langsung menyerang Kiel. “Uogh…!” kata Kiel sambil menangkis serangannya.

“Cih…!” kata Jack sambil mundur ke belakang. “Hei, Hei..! Kenapa kau sekarang seperti ini…?!” kata Kiel.

“Bukan urusanmu…!” kata Jack. “Bukan urusanku…?! Jangan lupa, aku juga terlibat dengan urusanmu…!” kata Kiel.

“Sesukamu saja…” kata Jack. “Kali ini aku di sini untuk bertempur…! Menghancurkan semua penghalang…!”

“Kalau kau berkata sesukamu…” kata Kiel. “Aku juga akan melakukannya sesuka hatiku…!” Kiel pun maju.

“Cih…! Mengapa kau berada di sini…?!” kata Jack. “Bertempur melawan Shining Sanctuary...?!!”

“Yah… aku memang tidak menyangka akan mengikutinya sampai sejauh ini…” kata Kiel. “Lalu, kenapa…?!” kata Jack.

“Kau ingat…?” kata Kiel. “Aku mengikuti pertempuran untuk menyelamatkan Arciela dan kau…!”
“Harusnya aku yang tanya kepadamu…!” kata Kiel. “Mengapa kau semudah itu bergabung dengan rencana Reventon…!!” Kiel menarik kerah Jack.

“Itu juga bukan urusan mu…” kata Jack. “Kau selalu membicarakan tentang Rencana Reventon… tetapi kau tidak tahu rencana Reventon sebenarnya kan…?”

“Itu memang benar…” kata Kiel. “Tetapi, apa yang Reventon rencanakan… baik atau buruk… tidak akan ku maafkan jika mengorbankan orang lain…”

“Tapi, apakah kau tidak tahu mengapa Vincent, Enzo, dan yang lain, membuat gang Black List…?!!” kata Jack.

“Mereka ingin menghentikan pertempuran…” kata Kiel. “Kau tertipu oleh mereka…!!!” kata Jack. “Kau terlalu polos, Kiel…!!”

“Apapun yang mereka rencanakan…” kata Kiel. “Mereka tidak mengorbankan siapa pun…”
“A…Apa..?!” kata Jack. “Walaupun yang kau bilang itu benar, aku akan terus bersama mereka…” kata Kiel.

“Oke…” kata Jack. “Ayo, kita bertempur…!”

Kiel melepas tangannya dari kerah Jack. Lalu Jack pun memukul Kiel.

“Jack…!!!” kata Kiel. “Ayo ke sini kalau kau berani…” kata Jack. “Di sini, ada beberapa perangkap yang pelurunya masih belum habis…”.

“Apa…?” kata Kiel. “Aku memegang Remotenya…” kata Jack. “Jika aku menekan remote ini, perangkap di sini akan mengarah ke tempat aku berada…”

“Jika kau ke tempat ini, aku akan menyalakan remote ini agar kau bisa terkena perangkap…” kata Jack. “Dan, kau juga kena peluru-peluru itu…?” kata Kiel.

“Tidak masalah untukku…” kata Jack. “Mengapa kau sungguh ingin berkorban untuk Reventon si busuk itu…?” kata Kiel.

“Aku tahu Rencana Reventon…! Aku tahu kenapa kau membantu Reventon…! Aku tahu kenapa Vincent dan yang lain membentuk Black List…!!!” kata Kiel.

“Aku memang belum terlalu lama sekolah di St. Michael, tetapi aku mencintai sekolah ini…! Aku mencintai Flansera…!” kata Kiel.

“Aku tahu mengapa mereka ingin melawan N.N…! karena ia ingin menghentikan Gang War…! Karena hadiah dari Gang War adalah sekolah ini…!!!!” kata Kiel.

“Rencana Reventon adalah memenangkan Gang War dan menguasai St. Michael…!” kata Kiel. “Karena itu…! Aku di sini untuk menghalangi upaya Reventon dalam menguasai sekolah ini…!”

“Dan juga…!!!” kata Kiel sambil berlari. “Kau itu… teman lama ku… yang paling bodoh…!!!!” Kiel menghajar Jack sampai terpental, Jack sudah menekan tombol pada Remote itu.

Peluru-peluru itu pun mengenai Kiel.

“Aku sebenarnya sudah tahu, kenapa kau bergabung dengan Reventon…” kata Kiel. “Lihatlah… apa orang ini yang ingin kau lindungi…?!”

“Aku tidak lemah…! Aku tidak seperti yang kau kira…!” kata Kiel. “Apa kau masih mempunyai alasan lagi…?”

“T.M…!!!! BANGUN…!!!!” teriak Jack. “hajar orang ini…!”
Anggota T.M yang ada di lapangan bangun, dan berjalan.

Tiba-tiba, pagar sekolah terpental dan mengenai anggota T.M…

“Apa itu…?!” kata anggota T.M “Pagar…?!”
“Yo…! Bocah anak kelas 2…!” kata Crush. “Crush…!! Anggota Shining Sanctuary…!” kata Kiel. “Kau datang juga…!”

“Ini berkat teman mu si Ford ini…!” kata Crush. “Dia menonton pertempuran ini bersama kami dari tadi…!”

“Kiel…!!” kata Ford. “Ford…!!” kata Kiel. “Awas di belakang…!!!” kata Ford. “Cih…!!!” kata Kiel. Jack ingin menyerang Kiel. Ford menyalakan perangkap yang ada di belakang Jack.

Jack pun tertembak peluru itu, “Huff…! Thanks, Ford…” kata Kiel. “Nah… Jack…! Kau sudah kalah…!”

“Kalah…?” kata Jack. “Kau tidak akan kubiarkan membantu Rencana Reventon…!” kata Kiel.

“Hmpf…” kata Jack. “Hahahaaha….!!!”

“He…?” kata Kiel. “Aku mengerti Kiel, aku mengerti…!!!” kata Jack. “Kau sudah mengetahui rencana Reventon? Bagus…!”

“Sebenarnya apa yang terjadi…?” kata Crush. “Aku juga tidak tahu jelas…” kata Ford. “Hahahaha…!!” kata Jack. “T.M…! Berhenti menyerang..!”

T.M pun berhenti menyerang… tetapi anggota T.M perlahan-lahan mulai menyerang Crush dan yang lain lagi.

“A…Apa…?!” kata Jack. “Hei…! Berhenti…!”
“Cih…!!” kata Crush. “Gawat…!” kata Ford. Crush dan anggota Shining Sanctuary lainnya menahan anggota T.M.

“Oh…!!! Di luar dugaan..!!!” kata Bernard. “Dia adalah mantan anggota Shining Sanctuary…! Crush…!”

“Kiel…!!! Aku akan menghajar anggota T.M di sini…! Pergilah ke lantai paling atas…!!!” kata Crush. “Oke…!” kata Kiel.

“Tenang saja…! Aku masih punya perangkap di luar gedung sekolah…!!” kata Ford. “Oke…!” kata Kiel. “Ayo… Jack..!”

“Oke…!!!” kata Jack. Jack dan Kiel pun pergi ke lantai paling atas… sampai mereka di depan pintu…

“Inikah pintunya…?” kata Kiel. “Ya… aku yakin ada di sini…” kata Jack. “Oke…! Kita buka…!” kata Kiel.

Di dalam ruangan itu ada Reventon, dengan Alciero, Vincent, Enzo, dan Ren… “Vincent…! Dan yang lain…!” kata Kiel.

“Fufufu…! Aku sudah menyangka kau akan berkhianat Jack…” kata Reventon. “Tidak apa-apa lah… sebentar lagi aku akan mendapat kekuatan yang lebih hebat… Kiel…”

“Sebenarnya… apa kemampuan yang kau maksud…” kata Jack. “Kali ini akan ku beri tahu…” kata Reventon.

“Kiel mempunyai kemampuan untuk mengabulkan apa keinginannya…!!” kata Reventon. “Saat awal tahun ajaran… Kiel ingin kabur dari masalah dan tiba-tiba anggota polisi terjatuh, saat dia ingin melempar balon dengan batu, balon itu pecah…!!”

“Ha…?” kata Kiel. “Apa kau ini bodoh…? Tidak ada kemampuan seperti itu…!!”
“Apa…?!!” kata Reventon. “Jadi… apa kemampuan itu…?!!”
“Hanya sebatas keberuntungan…!!” kata Kiel dan Jack sambil memukul Reventon sampai terpental. Reventon terpental ke luar jendela dan tersangkut di pohon.

“Reventon… terjatuh….!!!” Kata Bernard. “Ini menandakan, bahwa tinggal T.M dan Black List yang tersisa…!!”

“Jadi… bagaimana ini, Jack…?” kata Kiel. “Tenang saja… aku… menyerah pada pertempuran ini…!!!” kata Jack. “Pada detik ini…! T.M membubarkan diri…!!”

“T.M menyerah…!!!!” kata Bernard. “Kemenangan milik Black List…!!!”

“Aku berhasil…!” kata Kiel. “Vincent…! Alciero…! Enoz…! Ren…! Bangun…!”
“Namaku bukan Enoz…!!!” kata Enzo sambil bangun. “Lho…?! Mana Reventon…?!”

“Tenang saja… semua… sudah musnah…” kata Jack. “Jack…?” kata Alciero. “Kau sudah tidak membantu Reventon lagi..?”

“Oh…!! Matahari…!!” kata Vincent. “Aku ingin melihatnya dari tadi…” kata Ren. “Kita menang..!” kata Kiel.

“Yah… akhirnya… beban kita cukup berkurang…” kata Vincent. “Terima kasih… Kiel…!”
“Mengapa berterima kasih kepada ku? Jika tidak ada kalian, aku juga tidak bisa menang…!” kata Kiel.

“Kita rayakan kemenangan ini…!!” kata Vincent. “Ini hari minggu…!!”
“Yeaaaahhh…!!!!!”












“…”


“Kemenangan itu Indah…!!! Dan semakin indah di bawah sinar mentari…!!!”

EPISODE 8 –DAYS BEFORE WAR- “Perang…”

3 hari sebelum perang…

“Pertempuran terakhir, melawan Neo-Shining Sanctuary ya…” kata Kiel. “Aku punya firasat, bahwa ia membohongi kita lagi…” kata Ford.

“Memangnya kenapa…?” kata Kiel. “Begini, semua, ia hanya berkata melawan Neo-Shining Sanctuary saja… tetapi mungkin mereka dapat bantuan..” kata Ford.

“Mungkin juga…” kata Kiel. “Kita harus waspada…” kata Vincent. “Sebenarnya ada satu cara untuk menambah pasukan kita…” kata Alciero. “Oh iya…! Tapi bukannya mereka sudah menolak?” kata Kiel.

“Siapa yang menolak…?” kata Ren. “Maksudmu anggota Shining Sanctuary?” kata Vincent. “Ya…” kata Alciero. “Sebenarnya tidak mustahil bagi mereka untuk membantu kita, tetapi mereka terlalu takut akan N.N…”

“Kalau pertempuran terakhir, jelas-jelas ia akan mengerahkan seluruh pasukan Neo-Shining Sanctuary nya…” kata Kiel. “Yah… kita pulang dahulu, dan pikirkan besok…!” kata Vincent.

Mereka pun pulang ke rumah masing-masing... Setelah sampai di rumah, Ford…

“Huff…! Sudah cukup malam, tetapi aku akan menyalakan komputer ku dahulu..!” kata Ford. Ford pun menyalakan komputernya.

“E-Emotion… dia tidak OnLine sekarang… apa dia belum pulang?” kata Ford. “Ah…! Ada pesan…!”

“3 hari lagi… jangan bertarung di garis depan, bertarunglah dengan diri ku di garis belakang dengan komputer mu..!.. E-Emotion”

“Bertarung dengan komputer… sepertinya menarik juga…! 3 hari lagi…! E-Emotion..! ku tunggu kau..!!” kata Ford.

Saat yang sama… Kiel…

“3 Hari lagi…” kata Kiel. “Cukup lama juga… tunggu saja Reventon, aku akan merebut Jack kembali…!”

Saat yang sama… Reventon…

“Jack…!” kata Reventon. “Apa…?” kata Jack. “Hubungi anggota Gang mu, dan anggota-anggota N.N untuk membantu kita di pertarungan 4 hari lagi…” kata Reventon.

“Apa cukup hanya dengan itu saja…?” kata Jack. “Tenang saja Jack… besok aku akan menemui rekan lama ku… hahaha…” kata Reventon.

“Rekan lama…?” kata Jack. “Ya…! Tenang saja…! Apa kau mau satu batang…?!” kata Reventon. “Rokok bukan Jiwaku…” kata Jack sambil pergi.

“Cepat bawa pesan ini ya…!” kata Reventon. “Tenang saja… Aku akan cepat membawakan pesan ini…!” kata Jack.

Malam itu terasa sangat singkat… 2 Hari sebelum pertempuran… di sekolah…

“Yo…! Ren…!” kata Kiel. “Yo…! Kiel…!” kata Ren. “Kau sudah belajar…?!”
“Belajar…?” kata Kiel. “Memangnya ada apa pada hari ini…?”
“Hari ini ada ulangan kan Kesenian kan…? Apa kau lupa…?” kata Ren. “Aku sungguh lupa…!!” kata Kiel.

“Selamat pagi, Kiel dan Ren…!” kata Arciela. “Huwaaa…!!” teriak Kiel dan Ren.
“Kau suka sekali membuat orang kaget…!” kata Kiel. “Hahaha…!!” kata Arciela. “Apa ada masalah tentang ulangan…?”

“Hari ini Kesenian ada pada pelajaran pertama kan…?” kata Ren. “Kekeke….!!!!”
“Huh…! Kesenian adalah pelajaran termudah yang pernah kutemui…!” kata Kiel. “Tanpa belajar pun bisa menyontek…!!”

Kiel membaca buku kesenian… Bel sekolah pun berbunyi…

“Oke…!! Aku sudah belajar…! Dan aku bersiap untuk ulangan…!” kata Kiel.
Kepala sekolah memasuki kelas dan mulai berbicara.

“Karena guru kita, Ibu Lucy, tidak masuk ke sekolah tanpa alasan, maka hari ini pelajaran kesenian di tiadakan…” katanya. “Bacalah buku kalian dan jangan berisik di kelas…”

“Fuh…! Aku selamat…!” kata Kiel. “Ya.. tapi aku tidak menyangka juga jika Ibu Lucy masuk ke sekolah hari ini…” kata Ren.

“Oh iya, Ibu Lucy adalah anggota N.N… aku sampai lupa…” kata Kiel. “Jack juga tidak masuk hari ini…”
Beberapa jam setelah itu sekolah bubar… lalu, Reventon…

“Hai… Crush…” kata Reventon. “K…Kau…! Reventon…! Mau apa kau ke sini…!” kata Crush. “Aku ke sini dengan tujuan baik…” kata Reventon. “Hanya memberi undangan saja…!”

“Undangan…?” kata Crush. “Undangan untuk bertarung bersama kami melawan Black List… Ini undangannya…” kata Reventon.

Crush memukul Undangan itu sekaligus dengan Reventon.

“Kami tak akan, tak akan membantumu dalam pertempuran ini…!!! Urusi dirimu sendiri…!” kata Crush. “Neo-Shining Sanctuary…!!!” kata Reventon.

Anggota Neo-Shining Sanctuary berdatangan… mengepung Crush. “Shining Sanctuary….! Maju…!” kata Crush. “Oh…! Anggota Shining Sanctuary…!” kata Reventon.

“Hajar mereka…!!!” kata Reventon. “Jaga diri kalian masing-masing…! Kita bertempur melawan Neo-Shining Sanctuary…!!!” kata Crush.

“Tenang saja…!!” kata anggota Shining Sanctuary. “Ayo…!!! Reventon…!!!” kata Crush.
Crush meninju Reventon lagi, Reventon menghindar, “Hei…! Hajar Crush…!!!” kata Reventon. Anggota Neo-Shining Sanctuary mengepung dan menghajar Crush.

“Crush…!!!” kata Anggota Shining Sanctuary. “Tenang Saja…!” kata Crush. Crush menghajar anggota-anggota Neo-Shining Sanctuary, sedangkan anggota Shining Sanctuary membantu Crush.

“Kau tetap kalah jumlah, Crush…!” kata Reventon. “Neo-Shining Sanctuary…! Serang anggota yang lain…!” kata Reventon.

Anggota-anggota Neo-Shining Sanctuary menyerang para anggota Shining Sanctuary, “Teman-teman…!!” kata Crush, “Beraninya kau…!!!!”

Crush mengarahkan tangannya ke arah kepala Reventon. Reventon pun mengarahkan pistol ke dada Crush.

“Kenyataan tergantung pilihan…” kata Reventon. “Huh…” kata Crush. “Aku tidak akan membantu kalian…! Hidup Shining Sanctuary…!!!”

Reventon menembak Crush. Crush pun terjatuh.

“Ya sudah…” kata Reventon. “Kenyataan tergantung pilihan… kau sudah memilih untuk tidak membantu kami, itu lah kenyataan nya…”

“Crush…!!!” kata Anggota Shining Sanctuary. “Ugh…! Sialan dia…!” kata Crush. “Kau tidak apa-apa Crush?” kata Anggota Shining Sanctuary. “Tidak apa-apa… hanya dada ku saja yang membiru.” Kata Crush.

Sementara itu… Kiel, Ren, dan Ford…

“Hoi, Ford…!” kata Ren. “Sedang apa kau di sini sendirian..!”
“Hai…! Kiel, Ren..!” kata Ford. “Aku sedang memasang kamera di sekitar sekolah…!”
“Untuk apa…?” kata Kiel. “Untuk merekam pertarungan kita nanti…!” kata Ford. “Lalu kita sebarkan ke internet…!”

“Hoo…” kata Ren. “Kamera ini juga berfungsi sebagai pemantau, karena aku tidak ikut bertarung nanti, aku hanya memantau dari rumah ku…” kata Ford.

“Jadi… anggota kita berkurang satu lagi…?” kata Ren. “Tenang saja. Ren… setelah memasang kamera, besok aku juga ingin memasang perangkap yang dapat ku kendalikan sendiri…” kata Ford.

“Hoo..!!” kata Ren. “Jadi kau bisa bertempur dari rumah mu…?!”
“Ya…! Aku mendapat tantangan dari Flem, ia juga akan bertempur di garis belakang…!” kata Ford.

“Oke…!” kata Kiel. “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan…!”
“Bagaimana tentang anggota kita yg sedikit..?” kata Ren. “Oh iya…! Aku lupa..!” kata Kiel.

“Yah…! Sampai kapan kau mau di sekolah…?” kata Kiel. “Mungkin agak malam, karena kamera yang kupasang ini harus banyak…” kata Ford.

“Oh…! Kalau begitu kami duluan ya…!” kata Kiel. “Oke..! Oke..!” kata Ford. “Bye…!” kata Ren.

1 hari sebelum pertempuran… di sekolah

“Hai…! Ford…!” kata Kiel. “Sekarang sudah memasang perangkap…?”
“Aku baru selesai memasang kamera 2 menit yang lalu…” kata Ford.

“Apa..?!” kata Kiel. “Jadi kau tak tidur kemarin..?”
“Tidur…?” kata Ford. “Kalau tidak salah ingat sih, sudah tidur… Huahmm….”

“Dia pasti tidak tidur…” kata Kiel.
“Tenanglah saja, masih juga ada hari esok…” kata Ford. “Bicara tentang perangkap, di mana kau akan menyembunyikan perangkap?” kata Kiel.

“Tidak usah khawatir… perangkap itu hanya kunyalakan besok saat semua orang sudah pulang…” kata Ford.

“Hoo…” kata Kiel. “Begitu jadinya… eh…! Gawat..! aku terlambat masuk kelas…!” kata Kiel. “Jangan sampai terlambat…!!” kata Ford.

Sepulang dari sekolah…

“Bagaimana, Ford? Sudah terpasang banyak…?” kata Ren. “Yah… lumayan… masih ada waktu untuk besok…” kata Ford.

“Tapi kau tak sekolah tadi kan..?” kata Ren. “Aku memang tidak mengikuti klub apa-apa, sedangkan hari ini hanya ada kegiatan klub, tidak ada pelajaran.” Kata Ford.

“Oh iya… aku lupa…” kata Ren. “Gaya bicara mu jadi seperti Kiel…” kata Ford. “Ada yang bicara tentangku…?” kata Kiel.

“Ah…! Bukan apa-apa…! Hehehe…” kata Ren. “Hoo… aku pulang dulu…!!” kata Kiel. “Oke…!” kata Ford. “Aku juga pulang…!” kata Ren.
“Akhirnya… besok… pertarungan terakhir antara Shining Sanctuary dan Black List…!” kata Kiel. “Aku… akan menyadarkan Jack….!”

Saat yang sama… Alciero…

“Besok… Pertempuran terakhir… bagaimana Black List mengatasi masalah peranggotaan mereka…” kata Alciero.

Alciero mengambil HP nya dan mencoba menelpon Crush. “Halo… besok aku harus berbicara dengan mu…” kata Alciero.

Saat yang sama lagi… Reventon…

“N.N sudah di beri kabar ini…?” kata Reventon. “Sudah…” kata Jack. “Bagus… tinggal persiapan untuk besok saja…” kata Reventon….






“….”

“Hari pertempuran terakhir hanya tinggal waktu yang singkat, Siapa yang akan menang? Black List? Neo-Shining Sanctuary? Atau ada hasil yang lain lagi…?”

EPISODE 7 -MONITOR- “Lihatlah…!”

“Nanti malam… Jam berapa mereka berkumpul?” kata Vincent. “Jam 8:30…” kata Crush.
“8:30?” kata Kiel. “Lagi-lagi harus meminta izin kepada orang tua…”

“Lalu…” kata Vincent. “Kita harus menghubungi Enzo dan yang lain.”
“Ya… “ kata Kiel. “Kita akan berhadapan dengan siapa? Mungkinkah Neo-Shining Sanctuary?”

“Kemungkinan besar melawan Neo-Shining Sanctuary, kita sudah melawan mereka berulang-ulang kali, tetapi tidak pernah mendapatkan hasil akhirnya…” kata Vincent.

“Ya… tetapi bagaimana dengan T.M? mungkinkah kita akan melawan mereka..?” kata Vincent.

“Haha..! Sudahlah…! Kita lihat saja nanti…!” kata Alciero. “Kau ikut?” kata Kiel. “Iya…! Hahaha…!’ kata Alciero.

“Oke… kita menunggu nanti malam…!!” kata Alciero. “Bersiap-siaplah dahulu ya…!”
“Oke…” kata Vincent. “Aku sudah menghubungi Ren, katanya dia sudah mau menghubungi yang lain.”

“Oke…” kata Kiel. “Setelah persiapan… kita hanya ada waktu untuk menunggu….”

Dan mereka pun pulang ke rumah masing-masing… dan menunggu waktu sampai malam… di rumah Kiel.

“Mungkin… aku akan bawa ransel yang cukup besar…” kata Kiel sambil membuka pintu gudangnya.

“Sepertinya senjata yang paling banyak digunakan adalah pistol… aku akan bawa cukup banyak.” Kata Kiel.

HandPhone Kiel berbunyi…

“Ah… HandPhone ku…” kata Kiel. “Halo..?” kata Kiel. “Halo Kiel…!!” kata Alciero. “Ah.. kenapa?” kata Kiel.

“Ah… tidak-tidak…!!! Sebenarnya, semenjak aku lulus, aku sudah tidak punya barang Gang War lagi, hanya sepatuku saja yang tersisa… Bawakan barang untukku ya..!” kata Alciero.

“Oke…” kata Kiel sambil menutup panggilannnya.

“Hmm… barang apa yang harus ku bawa?” kata Kiel. “Asal-asalan saja ah…” kata Kiel.
“Aku tidur dulu saja…!” kata Kiel. Kiel pun tidur lelap… sampai bangun jam 8:20…

“Huahhmm… nyenaknya tidurku…. Hah….?! Jam 8:20…!!” kata Kiel. “Aku harus cepat ke sana…!”
“Gawat… pasti yang lain sudah menunggu ku…!” kata Kiel.

Kiel pun berlari dengan cepat ke arah sekolah… sesampainya di sekolah…

“Lho…? Belum ada yang sampai ke sini…” kata Kiel. “Ini kan sudah jam…. 7:45…?? ”kata Kiel. “Aku salah lihat jam…!!!” kata Kiel.

“Bweh… aku harus menunggu di sini….” Kata Kiel. Kiel pun menunggu sampai waktu menunjukkan pukul 8:15…

“Kiel…!” kata Vincent. “Vincent… akhirnya kau sampai juga, aku sudah menunggu mu lama sekali…!” kata Kiel.

“Apa aku se-terlambat itu?” kata Vincent. “Tidak… sebenarnya aku datang pukul 7:45 karena salah lihat jam…” kata Kiel.

“Vincent…! Kiel…!!” kata Ren yang baru datang. “Kau datang juga Ren..!” kata Vincent.

Akhirnya, semua anggota serta Alciero pun datang…

   “Ya… kita sekarang sudah sampai di sini…” kata Vincent. “Sebenarnya apa yang mau kita lakukan di sini?” kata Ren.

“Malam ini, Shining Sanctuary akan mengadakan Persiapan Persenjataan…” kata Vincent. “Kita datang untuk menghentikannya… bicara tentang senjata, apa yang kau bawa Kiel?”

“Barang-barang dan senjata untuk malam ini..” kata Kiel. “Ho…” kata Vincent.

“Oke… kita bersiap…!” kata Alciero. “Masuk…!!!” kata Enzo sambil membuka pintu.
“Apa ini…?!” kata Kiel. “Meja-meja bertumpuk…!”
“Ini… seperti Labirin…” kata Alciero. “Labirin… Tapi ini kan hanya tumpukan meja…! Bisa di tembak…!” kata Enzo.

“Jangan…!” kata Vincent. “Kau bisa bayangkan? Jika meja-meja ini berjatuhan menuju kita…”

“Apa…?” kata Enzo. “Kita hanya bisa mengikuti jalan ini…” kata Vincent. “Ada apa di balik jalan ini…” kata Kiel.

Mereka pun berjalan menyelusuri labirin meja itu… akhirnya…

“Stop…!” kata Enzo. “Di depan ada jebakan…!”

“Jebakan…?” kata Ren. “Jebakan apa…?” kata Vincent. “Di depan ada beberapa benang tipis…” kata Enzo. “Jika kita berjalan menuju benang itu, meja-meja di sebelah kita akan berjatuhan.”

“Lalu bagaimana caranya kita melewati jalan ini?” kata Ren. “Hmm… kupikirkan dahulu..” kata Enzo.

Tiba-tiba dari belakang mereka, ada ledakan yang cukup besar.

“Argh…!!!” kata Enzo sambil terpental. “Meja-mejanya…!!!” kata Kiel. “Gawat….! Enzo mengenai benang tipis nya…!” kata Ren.

Meja-meja pun berjatuhan… hampir menimpa Enzo.

“Harusnya ada barang di sini…” kata Kiel sambil mengecek tas nya. “Ini dia…! Lempar…!!” Kiel melempar sesuatu dari tasnya.

Benda yang di lempar Kiel meledak dan membuat Meja-meja itu terpental ke arah sebaliknya.
“Bagus…!” kata Vincent. “Razor…!” Alciero menendangi meja-meja yang berjatuhan ke arahnya. Tiba-tiba terdengar suara
“Tindakan yang bagus…. Hai tikus-tikus malam…”

“Siapa itu…!” kata Ren. “I…Itu Jack…! Lihat monitor di atas…!” kata Kiel. “Benar, itu Jack…!” kata Vincent.

“Lihat sekeliling kalian… pasukan T.M mengepung kalian…” kata Jack. “Bagaimana kalau kita melakukan sedikit permainan.

“Permainan…?” kata Kiel. “Di sana ada 6 Pintu kan…? Masing-masing pilihlah satu pintu…” kata Jack. “Kiel, Ren, Vincent, Enzo, Ford dan Alciero…”

“Tapi tidak semudah itu….” Kata Jack. “Kalian harus mengalahkan pasukan T.M dan masuk ke pintu itu… dalam jangka waktu yang cukup singkat…”

“Ada apa di pintu itu…?” kata Kiel. “Kalau pintu yang kalian masuki tepat… Kau dapat menemuiku…” kata Jack. “Dalam waktu 30 menit…”

“Ada dua pilihan… jika kalian mengalahkan pasukan T.M terlebih dahulu… kalian akan aku beri tahu di mana pintu yang benar…” kata Jack.

“Oke…” kata Enzo. “Sepertinya menarik… kita lawan saja mereka…”
“Tribal Formation 2… Kepungan Piranha….!” Kata Jack. Serentak anggota T.M mengepung Kiel dan yang lain…

“Kelebihan T.M adalah bertempur dengan Formasi-formasi yang mematikan…” kata Ren. “Semua gerakan yang tidak sia-sia… menyerang dengan serangan yang efektif.”

“Serangan yang efektif…?” kata Kiel. “Semuanya…! Jika butuh sesuatu ada di dalam tas ransel ku…!”

“Ayo hajar mereka…!!” kata Enzo. “Aku juga membawa Machine Gun…! Tidak ada yang perlu dikhawatirkan…!”

“Oke..!” kata Kiel sambil mengeluarkan tongkatnya. “Kita lawan kepungan mereka…!!” kata Vincent.

Kiel dan yang lain pun melawan kepungan mereka dengan serangan…

“Tribal Formation 1…! Lingkaran Ledakkan…!” kata Jack. Anggota T.M pun melempar peledak

Kiel memukul sebagian dari peledak itu… dan meledak ke arah pasukan T.M.

“Bagus…!!!” kata Enzo. “Tembak…!!!” kata Vincent. “Oke…!” kata Enzo sambil menembaki anggota-anggota T.M.

“Ren…!” kata Kiel sambil melempar 2 pistol ke arah Ren.

   “Terima kasih, Kiel…!” kata Ren. Ren pun menembak dengan 2 pistol yang diberi oleh Kiel.
“Vincent…! Di belakang mu…!” kata Ren. “A..Apa..?!” kata Vincent. Vincent kena pukulan anggota T.M

“Inikah yang disebut kalah jumlah…? Inilah kelemahan Gang baru…” kata Jack. “Huwooo….!” Kata Kiel sambil memukul Anggota T.M

“Tribal Formation 2 bagian 2…! Serangan Piranha…!” kata Jack. Serentak, Anggota-anggota T.M menyerang Kiel dan yang lain satu per satu

“Cih…! Apa-apaan orang orang ini…!” kata Vincent. “Razor…! Razor…!” kata Alciero sambil menendangi anggota T.M.

“Cih…! Susah sekali dengan Machine-Gun bila dengan jarak sedekat ini…!” kata Enzo. “Kiel…! Pistolnya…!”

“Ini…!” kata Kiel sambil melempar pistol ke arah Enzo. “Terima kasih…!” kata Enzo sambil menangkap pistol itu.

“Tribal Formation 3…! Kehilangan Arah…!” kata Jack.

“Formasi macam apa lagi itu…!” kata Enzo. “Haaahh…!!!” kata Vincent sambil memukul Anggota T.M

“Mereka kabur…!” kata Kiel. “Cih…! Akan kukejar mereka…!!!”
“Mereka berlari ke arah pintu…!!!” kata Ren. “Cih…!!! Kita kejar…!!” kata Vincent.

Saat Kiel sudah sampai di dekat mereka, Anggota-anggota T.M itu pindah posisi ke belakang Kiel, dan menendang Kiel ke dalam pintu.

“Satu pintu telah di masuki orang…!” kata Jack.

“Cih…! Apa…!!!” kata Enzo. “Tribal Formation 4…! Kehilangan Barang…!” kata Jack. Anggota-anggota T.M berlari menuju Ransel Kiel.

Pintu yang di masuki Kiel mulai menutup, sebelum pintu itu menutup, Kiel menembak Ransel nya dengan pistol.

“Ransel itu meledak…!!” kata Vincent. “A…Apa…!!!” kata Anggota T.M. Anggota-anggota T.M pun tumbang.

“Akhirnya kalian berhasil juga ya…” kata Jack. “Tapi sayang… waktu tinggal 15 menit lagi…!”

“Kau janji akan mengatakan pintu mana yang benar kan…?!” kata Enzo. “Hahaha…! Tentu saja…! Pintu yang benar adalah… Semuanya…” kata Jack.

“Apa…?!” kata Enzo. “Aku tidak terlalu percaya orang ini…” kata Ren. “Bagaimana kalau kita berpencar saja…” kata Alciero.

“Benar juga kata Al…” kata Vincent. “Untuk memastikan bahwa pintu mana yang benar… sebaiknya kita Berpencar…”

“Menurutku…. Mungkin perkataan Jack tidak sepenuhnya salah…” kata Ford. “Kau bicara juga Ford…” kata Enzo. “Apa ada hal lain dibalik ke 5 pintu lain itu…?” kata Ford.

“Terserah kalian mau percaya atau tidak… waktu sudah tinggal 14 menit lagi… “ kata Jack. “Satu informasi lagi… monitor di seluruh sekolah sudah kuhubungkan dengan siaran ini… jadi kalian bisa melihat keadaan selanjutnya tentang game ini…”

“Kau terlalu memberikan kenyamanan untuk kami… ya sudah…. Kita harus cepat…!!” kata Ford.
Ford dan yang lain pun pergi ke pintu-pintu itu satu per satu…

Saat yang sama… Kiel…

“Cih….” Kata Kiel. “Gara-gara anggota-anggota T.M itu aku tidak mendengar pintu mana yang sampai tujuan…”

“Aku maju saja… jalan ini tidak ada pintu lain selain pintu yang ada di ujung sana…” kata Kiel.

Monitor yang ada di sebelah kiri Kiel menyala. “Waktu tinggal 13 menit lagi..!” kata Jack. “Monitor ini menyala…?” kata Kiel.

“Kita lihat keadaan di pintu-pintu lain…!!!” kata Jack. “Jack benar-benar seperti main-main… tidak seperti hari-hari sebelumnya…” kata Kiel.

Saat yang sama… Ford…

“Pintu-pintu di sini banyak sekali…” kata Ford. “Sepertinya di sini banyak perangkap… menurutku… pintu yang tidak ada perangkapnya hanya ini…!!” kata Ford.

Ford pun membuka pintu itu, di sana masih ada jalan panjang ke depan.

“Hehehe… sudah kuduga tidak ada perangkapnya…” kata Ford.
Ford pun berlari terus ke depan, tidak di sadari, kaki Ford mengenai benang.

“Benang apa ini…?” kata Ford sambil menarik benang itu.
Tiba-tiba sebuah anak panah meluncur ke arah Ford. “H…Huaaaa…!!!” teriak Ford.

“Cih…!!! Tidak sesuai perkiraan ku…. Tetapi, aku yakin ini jalan yang benar menuju tempat Jack…!” kata Ford.

Saat Ford berlari sampai ke ujung jalan, ada belokan ke kiri, Ford pun belok ke kiri. Ford pun menabrak seseorang.

“Akh…!! Kau kan…!!” kata orang itu. “Kau…!” kata Ford.

Beberapa waktu sebelumnya… Vincent…

“Hahaha….!!!” Kata Vincent. “Setelah melihat perjuangan rekan-rekan ku… sepertinya aku yang paling beruntung…!!!”

“Tidak ada banyak pintu, dan juga tidak ada jebakan…!!!” kata Vincent. “Aku jalan pelan-pelan saja….!!!”

Vincent pun berjalan langkah demi langkah, ketika sudah sampai di tengah perjalanan, Vincent menginjak sesuatu di lantai.

“Apa ini…?” kata Vincent. Tiba-tiba dari kiri dan kanan Vincent terjadi ledakan.
“Bah…!!!” kata Vincent. “Ternyata ada jebakan…!! Lari….!!!”

Selagi Vincent berlari, Vincent telah menyalakan banyak perangkap. Vincent pun menemukan belokan ke kanan, Vincent belok ke kanan.

“Aduh…!!!” kata Vincent yang menabrak seseorang. “Akh…!! Kau kan…!! Ford…!” kata Vincent. “Kau…! Vincent…!” kata Ford.

Di monitor di sebelah kiri Vincent dan Ford… Jack berbicara lagi.

“Waktu tinggal 9 menit lagi…!” kata Jack. “Kita lihat keadaan sekitar…. Kiel sendirian… Vincent dan Ford bergabung … Ren, Alciero, dan Enzo yang baru saja bergabung…!”

“Ren, Alciero, dan Enzo bergabung..?” kata Vincent. “Mereka pasangan yang paling enak…!”
“Tunggu Vincent… sekarang… bukannya tidak ada jalan lain…?” kata Ford.

“Oh iya…!! Gawat..!!” kata Vincent. “Tenang saja, Vincent… menurut perkiraan ku… coba kau hancurkan monitor itu…” kata Ford.
“Oke…!!” kata Vincent. Vincent pun menghancurkan monitor itu, Terlihatlah jalan.

“Ada jalan…?” kata Vincent. “Monitor ini diletakkan di balik jalan untuk menipu kita…” kata Ford.

“Oke… kita tidak ada jalan lain…?” Kata Vincent. “Hanya ini satu-satunya jalan yang tersisa.” Kata Ford. “Oke…! Kita maju…!!!” kata Vincent.

Sementara itu… Ren, Arcielo, dan Enzo…

“Huff….! Sepertinya hanya kita yang berkumpul bertiga…” kata Ren. “Semakin banyak semakin mudah…” kata Alciero.

“Bukan masalah banyak atau tidaknya…” kata Enzo. “Jika banyak perangkap di sini, seperti ruangan lainnya… kita paling terpuruk di sini…” kata Enzo.

“Hmph… Tenang saja Enoz… “ kata Ren. “Sial… namaku di balik balik… aku Enzo..!!” kata Enzo.

“Bercanda…” kata Ren. “Ren… Enoz…!” kata Arcielo. “Waktu tinggal 9 menit lagi..!! Ayo kita maju…!”

“Oke…” kata Enzo. “Aku Enzo…!!!”

Mereka pun berlari tanpa halangan membentang di depan mereka, hingga ia sampai di suatu lorong yang penuh monitor.

“Huh…! Untung saja kita bertiga…!” kata Alciero. “Kenapa…?” kata Enzo. “Lihat saja di depan…” kata Alciero.

“Anggota… T.M. kah…?” kata Ren. “Bukan… ini anggota terbawah N.N…” kata Alciero. “Berarti kemungkinan Gill dan guru kesenian itu ada di sini?” kata Enzo.

“Gill dan guru kesenian?” kata Alciero. “Ibu Lucy?”

“Oh iya… kau belum tahu…” kata Ren. “Ibu Lucy juga ikut bergabung dalam N.N…”
“Hoo…” kata Alciero. “Sebenarnya tidak aneh kalau dia ikut N.N…”

“Karena dia anggota Gang War?” kata Ren. “Ya… saat dia masih murid di sekolah ini…” kata Alciero. “Dia termasuk anggota gang yang sangat kuat”

“Mengapa ia sekarang menjadi guru?” kata Ren. “Karena dia ingin melestarikan Gang War…” kata Enzo. “Bukankah sudah pernah di beri tahu?”

“Oh iya…. Aku lupa tentang itu…” kata Ren. “Hei…. bukannya kita sedang bertempur…?” kata Alciero.

“B…Benar juga…!!” kata Ren. “Hajar…!” kata Alciero. “Razor….!”
Enzo mengeluarkan Shotgun-nya. “Matilah kalian…. Karena kami sedang terburu-buru…!!!” kata Enzo.

Karena ren hanya dapat menggunakan sebuah pistol saja, ia hanya menjatuhkan beberapa musuh. Ren pun terpojok di depan monitor.

“Cih…!” kata Ren. Ren pun menembak kaki salah satu anggota N.N dan membantingnya ke arah monitor itu.

Setelah monitor itu hancur, terlihat sebuah jalan… “Phew… ada jalan di sini…” kata Ren. “Ayo kita ke sana…” kata Alciero. “Lagipula sudah tak ada jalan lain selain ini…”

“Oke… kita ke sana…!!” kata Ren. Mereka pun memasuki jalan itu.

Lalu, Kiel…

“Ugh…” kata Kiel. “Jalan ini jauh sekali… yang kulewati selalu tak pernah habis, padahal aku hanya mengikuti jalan ini… tidak ada jalan lain.”

“Cih… aku merasa ini hanyalah ilusi…” kata Kiel. “Oh… Kau menyadarinya..?” kata seseorang. “Kau daritadi hanya berjalan di tempat…”

“Kau…! Gill…!!!” kata Kiel. “Fufufu….” Kata Gill. “Begini Kiel… aku ingin mengulur waktu… ayo bertempur…!”

“Cih…!!” kata Kiel. “Maaf…! Aku tidak ingin membuang waktu di sini…!”
“Kalahkan dulu aku…!!!” kata Gill. “Cih…!” kata Kiel. Kiel pun menembak Gill.
“Hahaha….! Sakit kan?!” kata Kiel. “Huh…! Ini tidak ada apa-apanya…” kata Gill

“Apa…?” kata Kiel “Jangan coba menahan sakit…!” Kiel menembak lagi 6 peluru ke arah Gill.
“Kubilang tidak ada apa-apa nya…!” kata Gill. “Apa…?!” kata Kiel. “Kenapa…?!”

“Karena dari tadi kau hanya menembak udara kosong…!” kata Gill. “A..Apa…?!” kata Kiel. “Hahaha…!” kata Gill. “Kemampuan ku bisa mengacaukan pikiran lawan…!” kata Gill.

“Mengacaukan pikiran lawan?!” kata Kiel. “Jangan bercanda…!” Kiel menembak Gill yang ada di belakangnya.

“Kau menembak udara kosong lagi… bodoh…” kata Gill. “A…Apa… mengacaukan pikiran manusia…?” kata Kiel. “Itu hanya omong kosong…”

“Haha…” kata Gill. “Buktinya, kau juga terkena omong kosong ku kan?”
“Ugh…!” kata Kiel. “Ayo Kiel..! Waktu tinggal sebentar lagi…” kata Gill.

“Aku tahu waktu tinggal sebentar lagi, jadi aku lari saja…!!” kata Kiel. “Hahaha…! Berlari di mana kau…!” kata Gill. “Kau hanya berjalan di tempat…!”

“Bagaimana bisa ini terjadi…?!” kata Kiel. “Bisa saja ini terjadi…” kata Gill. “Dengan teknologi Flansera tahun ini…”

“Dengan teknologi…” kata Kiel. “Cih…!”

“Bagaimana… kau menyerah dan menunggu Jack pergi dari sini?” kata Gill. “Tidak akan….!” Kata Kiel. “Aku akan… membawa pulang… Jack…!!!”

“Bagaimana caranya?! Jika kau masih diperbudak oleh Black List…!” kata Gill. “Diperbudak…?” kata Kiel.

“Dengar Kiel...” kata Gill sambil memukul Kiel. “Ugh…!” kata Kiel. “Karena kau datang ke Flansera, karena kau sekolah di St. Michael, kau ingin menghancurkan tradisi sekolah ini kan…?” kata Gill.

“Tradisi… Gang War…?” kata Kiel. “Benar…” kata Gill. “Kau yang tak tahu apa-apa, mau menghentikan kami…Undead…”

“Kau masih menggunakan nama Undead?” kata Kiel. “Tentu saja tidak… Undead diganti menjadi Uunnddeeaadd” kata Gil.
“Uunnddeeaadd…?” kata Kiel. “Jelek sekali…”

“Jangan komentar…!!!” kata Gill. “Ehem… yang pasti… aku juga bukan anggota N.N saja… aku juga masih mengurusi Uunnddeeaadd…”

“Oh, Jadi begitu….” Kata Kiel. “Iya…” kata Gill. “90% anggota N.N masih memiliki Gang…. Dari yang aku tahu… Hanya Mrs. L yang tidak mempunyai Gang.”

“Hee…” kata Kiel. “Sekarang kau hanya menjadi budak Vincent? Bah…! Dia juga menginginkan Hadiah itu…!” kata Gill.

“Hadiah… Itu kah yang membuat orang-orang menginginkan Gang War…?” kata Kiel. “Fufufu…. Kau cepat mengerti…” kata Gill.

“Heh… Aku diperbudak Vincent… maaf aku tidak seperti Ren…!” kata Kiel. “Oh? Jadi kau tidak merasa di perbudak…?” kata Gill.

“Bukan… aku tidak seperti Ren yang mudah berubah pikiran karena ucapan mu…!!!” kata Kiel sambil memukul Gill menggunakan tongkat.

“Yah… kalau dibilang diperbudak aku juga tadi diperbudak oleh teknologi… padahal aku hanya berlari di lantai berjalan…” kata Kiel.

“Apa…?! Kenapa bisa…” kata Gill. “Huh…!! Aku memang seorang yang beruntung…” kata Kiel.
“Sampai jumpa, Gill…!” kata Kiel. “Aku maju…!!”

Kiel pun pindah dari lantai berjalan itu ke lantai biasa dan berlari ke depan.

   “Phew, seperti nya Kiel berhasil…” kata Vincent. “Ayolah…! Waktu tinggal sebentar lagi..!” kata Jack.

“Ayo…! Kita harus cepat…!” kata Ren. “Di depan ada ada jalan kecil…!” kata Alciero. “Oke…! Kita ke sana…!!” kata Enzo.
Ren, Enzo, dan Alciero pun pergi ke jalan kecil tersebut…

“Jalan ini kecil sekali…” kata Alciero. “Kau bisa lewat kan, Enzo..!”
“Yah… walaupun hanya sekecil ini, aku masih bisa lewat, ini semua karena tas senjata ku..!” kata Enzo.

“Hoo… bagus lah…!” kata Alciero. “Agh…!!!” kata Alciero sambil berhenti. “Gah…!” kata Ren. “Kalau mau berhenti, bilang dong…!!” kata Enzo.

“Ah…!! Enzo, Ren, dan Alciero…!!” kata Vincent. “Vincent dan Ford…!” kata Ren. “Mengapa kalian di sini?”

“Yah, tidak tahu, ada jalan di balik monitor… lalu aku ke sini…” kata Vincent. “Kalau kami berjalan melalui jalan kecil, lalu kami melewati jalan itu…” kata Ren.

“Tapi kedua jalan ini saling menyambung…?” kata Ford. “Apa kalian tidak menemukan jalan lain?”

“Sayangnya tidak… apa kalian menemukan jalan lain?” kata Ren. “Tidak juga… lalu bagaimana kita sekarang…?” kata Vincent.

“Eh… Tunggu dulu… kurasa jalan ini tidak pernah ada…” kata Ford. “Apa kalian melihat jembatan dengan jendela di sebelah kiri dan kanannya?”

“Tidak, kami tidak ingat…” kata Ren. “Hmm…” kata Ford. “Apa bukan itu…”
“Ah…!! Aku tahu…!” kata Ford. “Apa…?” kata Ren. “Begini…” kata Ford. “St. Michael, dipisahkan menjadi 2 gedung, gedung Junior High School dan High School”

“Lalu mengapa?” kata Enzo. “Diantara 2 gedung itu, terdapat sebuah jembatan yang menyambung..!” kata Ford.
“Jembatan yang tadi kau ceritakan…?” kata Ren. “Ya…! Dan juga, tidak ada yang melihat jembatan itu kan?” kata Ford.

“Tapi, apa kalian melihat jalanan penuh monitor besar?” kata Ford. “Ah…! Jalanan itu…!” kata Ren. “di tempat kami melawan anggota-anggota N.N…!”

“Itu adalah tempat di mana jembatan itu saling berhubungan…!” kata Ford. “A..Apa..?!” kata Ren. “Mengapa kita sama sekali tidak menyadari nya..?” kata Enzo.

“Cahaya…” kata Alciero. “Tepat sekali..! Alciero.” Kata Ford. “Banyaknya monitor terang di sana membuat cahaya dari bulan terhalang, dan juga monitor monitor yang menutupi jendela…”

“Jadi… kita sekarang ada di gedung High School…” kata Ford. “Dan kemungkinannya… jalan yang sampai ke tujuan adalah, jalan yang penuh jebakan…!”

“Jadi… kita di tipu mentah-mentah…!!” kata Enzo. “Biar ku bunuh dia… Ayo…! Putar balik…!”

“Menurut perkiraan ku…! Jalan yang benar ada di tempat ku pertama kali…!” kata Ford. “Lihat monitor…!” kata Vincent.

  “Kiel…!” kata Enzo. “Si bodoh itu tertangkap…!” kata Ren. “Bagaimana caranya…?!”
“Hahaha…! Dia masuk perangkap kami…!” kata Jack. “Cepatlah kalau kalian ingin menyelamatkan Kiel…! Waktu tinggal 2 menit lagi…!”

    “Cih….!!” Kata Vincent. “Ayo cepat…!!!” kata Ren. Mereka pun berlari kencang kembali ke tempat mereka semula, sampai mereka sampai ke lorong yang terdapat banyak monitor…

“Kau…!!” kata Alciero. “Mrs. L….!!!” kata Ren. “Tak akan ku biarkan kalian pergi melewati jalan ini…!” kata Lucy. “N.N…!!!”

Sekitar 10 atau lebih anggota N.N datang ke sana, Vincent dan yang lain terpojok. “Huh… hanya sepuluh…!!” kata Vincent. “Hajar….!!!”

Saat yang sama… Kiel…

“Di mana Jack…?!” kata Kiel. “Jangan terburu-buru, Kiel, lihat dahulu posisi mu, apa kau dapat untuk menemui Jack?” kata orang yang ada di depan Kiel.
“Cih...” kata Kiel. “Aku tahu aku dalam keadaan tertangkap, tetapi di sini tidak ada Jack bukan? Lagi pula siapa kau…?” kata Kiel.

“Hahaha… Aku ini…” di saat yang sama… Vincent dan kawan-kawan….

“Tidak akan kami biarkan kau melewati jalan ini…!!” kata Lucy sambil menembaki Vincent dengan pistol.
“Huh…! Enzo…!” kata Vincent. “Oke…!!” Enzo menembaki anggota N.N dengan machine gun.

“Ren…!!” kata Enzo. “Oke…! Sebenarnya aku tidak menyukai menghajar wanita, tetapi…” kata Ren sambil ingin memukul Lucy. Lucy menghindar dan hanya kehilangan keseimbangan.

“Hehehe…! Aku dapat peran juga, sekian lama ini…!!” kata Alciero. “Razor…!!!” Alciero menendang Lucy sampai terjatuh.

“Huh…! Selesai…” kata Vincent. “Ayo…! Kita berlari…!!!” kata Ren. “Oke…!!!” kata Enzo dan yang lain sambil berlari lagi.

Mereka pun sampai di ruangan yang terdapat banyak pintu, tempat yang pertama kali ditemui Ford.

“Ford… di sini kami sangat membutuhkan kemampuan mu membaca situasi… di mana pintu menuju ke tempat Kiel berada?” kata Vincent.

“Oke…!” kata Ford. Pintu ke 2… di bagian kanan…!!!”
“Bagus…!!!” kata Vincent. “Ayo Terjang…!!!!” kata Ren. Mereka pun berlari ke arah pintu tersebut, saat membuka pintu itu…

“Ini, lautan jebakan…” kata Vincent. “Ranjau darat ringan, 21 buah, ranjau benang, 38 buah, lubang jebakan, 9 buah, ini jelas jelas sangat membahayakan…” kata Enzo.

“Waktu tinggal 60 detik… kita hitung mundur…!!!” kata Jack. “Apa kita harus maju..?!” kata Ren. “Tentu…!” kata Vincent. “Apa kau mau mati…!” kata Ren.

“Oke….!!!” Kata Vincent. “Siapa yang ingin pergi menyelamatkan Kiel…! Silahkan berlari bersama ku…!!!”

“Tidak ada yang ingin ikut bersamamu…!!” kata Ren. “Cepat….!!!” Kata Vincent. “Oke…! Aku ikut…!” kata Ford. “Aku juga…!” kata Alciero. “Aku juga…!” kata Enzo. “Bahkan Enzo juga…” kata Ren dalam hati.

“Oke…!!” kata Vincent. “Sekarang terserah kau, Ren…!! Tidak apa-apa jika kau tidak ikut…!!”

Vincent dan yang lain pun berlari menuju satu pintu yang ada di ujung jalan, hanya Ren yang ada di belakang.

“Cih…!” kata Ren. “Kenapa aku? Di bus waktu itu… aku bilang aku adalah anggota Black List. tapi kenapa? Aku tidak bisa menyelamatkan teman-teman..”

“Aku ini… anggota BLACK LIST…!!!!!” kata Ren sambil berlari ke depan. “Ren…!!!” kata Vincent. Ledakan besar pun mengenai Ren.

“Huh…! Ini bukan apa-apa…!!” kata Ren. “Ayo…! Maju…!!” kata Vincent. “Oke…!!” Ledakan demi ledakan pun di tahan oleh tubuh mereka, sampainya mereka di pintu tersebut.

“Kiel…!” kata Ren sambil membuka pintu “Heh… aku percaya kalian akan pergi ke sini…” kata Kiel. “Hehehe…! Tentu saja…!” kata Ren.

“Selamat datang ke sini… Para anggota Black List…! Kalian dapat sampai ke sini tepat waktu…!!! Waktu yang tersisa tinggal 2 detik…!”

“Siapa kau…!!!” kata Vincent.
“Hahaha…! Aku belum perkenalkan diri…! Maaf, Maaf…!!”

“Aku anggota N.N, sekaligus anggota T.M, nama ku Flem, Flem Arismatia…” kata Flem.
“Ku beri tahu satu hal…” kata Flem. “Bahwa sebenarnya Jack tidak ada di sini…!”

“Apa…?!” kata Ren. “Jadi, suara siapa yang ditampilkan di monitor tadi..?!” kata Alciero.

“Itu suara ku…! Dan gambar wajah Jack itu hanya gambar yang tidak bergerak…!!” kata Flem. “Aku bisa merubah ekspresi, suara, dan keadaan diri dengan mudah, aku berprofesi sebagai ahli komputer di T.M..!”
“Aku sudah tahu dari awal…!” kata Ford. “Kau pasti E-Emotion, apa aku salah?”

“Ah…! Dan kau… Star Prince?!” kata Flem. “Iya…! Ternyata kau benar-benar E-Emotion..!!” kata Ford.

“Darimana kau kenal dia…” kata Kiel. “Dia ini teman Chatting ku…! Namanya di dunia maya E-Emotion…!” kata Ford.

“Dan kau..? Star Prince…?” kata Kiel. “Norak sekali…” kata Vincent. “Hahahaha…!!!” kata Alciero.
“Ya sudah… yang penting… aku tak menyangka kau adalah anggota Black List, pangeran bintang…” kata Flem.

“Aku juga tak menyangka kau anggota T.M sekaligus N.N…” kata Ford. “Oke, jika kita di sini… kita harus bertarung…!!” kata Flem.

“Lepaskan aku dulu…!! Hoi…!!” kata Kiel. “Oke, Oke, aku lupa, hehehe…!!” kata Ren. Ren pun berlari ke arah Kiel.

“Tidak semudah itu…!” kata Flem. “T.M…!” sekitar 20 anggota T.M memasuki ruangan yang tidak terlalu luas itu.

“Cih…! Ramai sekali…!” kata Ren. “Tolong Ren…!!!” kata Kiel. “Oke, Oke…!!” kata Ren.
“Pakai saja pisau, Ren…!” kata Vincent. “Oke…!” kata Ren sambil mengeluarkan pisau.

“Kita hajar dulu mereka…!” kata Vincent. “Oke…!” Kata Enzo. “aku sudah menghajar mereka dari tadi…!” kata Alciero.

“Oke..! Oke…!” kata Ren. “Tali ini keras sekali…!” Anggota T.M yang tersisa tinggal 11 orang, Vincent dan yang lain berusaha menjatuhkan anggota T.M lain.

“Sebentar lagi tali ini terputus…!!” kata Ren. Ren di tendang oleh anggota T.M. Vincent langsung memukul anggota T.M tersebut.

“Celaka…! Kita terpojok…!” kata Alciero yang terpojok bersama yang lain. Salah satu anggota T.M terpental ke samping, menjatuhkan anggota-anggota yang lain.

“Kiel…!” kata Vincent. “Bagus Kiel…!” kata Ren. “Berikutnya giliran ku…!!!” Ren pun berlari ke arah anggota-anggota T.M tersebut dan menyayat mereka dengan pisau.

“Yak…!” kata Kiel. “Sekarang sudah selesai kan…!” kata Ren. “Ayo kejar dia…!!!” kata Vincent. “Dia sudah menaiki HeliCopter…!!” kata Kiel.
“Hahaha…!” kata Flem, “Kali ini aku kabur dulu…! Lihat dulu monitor…!”
“Lihat Monitor? Ada apa di monitor..?!” kata Vincent. “Tunggu Sebentar lagi…!!!” kata Flem. “Bye…!!!”

“Hahaha…!” kata Reventon dari dalam Monitor. “Reventon…!” kata Kiel. “Kalian merasa tertipu?!” kata Reventon.

“Ya…!” kata Kiel. “Hahaha…!” kata Reventon, “Tenang saja…! Kalian semua tidak akan ku bohongi lagi..!” kata Reventon.

“Jujur saja, aku juga agak jenuh dengan kejar-kejaran pertarungan ini…!” kata Reventon. “Bagaimana kalau kita adakan pertempuran terakhir antara Neo-Shining Sanctuary dengan Black List..?!”

“Pertempuran… terakhir antara Neo-Shining Sanctuary dengan Black List?” kata Kiel. “Tempatnya di sekolah, pukul 24 malam, 3 hari lagi mulai hari ini…!!!” kata Reventon.

“Siapa yang takut…!!!” kata Kiel. “Oke…! Reventon… Kami terima tantanganmu…!” kata Vincent. “Saat itu pula ajak aku lagi ya..!” kata Alciero. “Pertempuran terakhirkah..?! aku jadi tidak sabar…!” kata Enzo.

“Oke… Oke… Sekian pengumumanku…! Selamat malam…!” kata Reventon. Lalu, Kiel dan kawan-kawan pun pulang ke rumah mereka masing-masing…

“…”

“Pertempuran Terakhir? 3 Hari Lagi, Tengah Malam? Aku jadi tidak sabar lagi…!!”

EPISODE 6 -DAY LIFE- "Aku belum tahu apa Rencana Reventon..."

“Ah… Kiel…” kata Alciero. “Kenapa…?” kata Kiel. “Besok kan hari minggu… tolong ajak Arciela jalan-jalan.” Kata Alciero.

“Jalan-jalan…?” kata Kiel. “Saat kemarin jalan-jalan bersama Arciela, Reventon menculiknya…” kata Kiel.

“Sudahlah… aku yakin kali ini tidak akan terjadi lagi…” kata Alciero.

“…Oke…” kata Kiel. “Oke… selamat tinggal…!” kata Alciero. “Selamat tinggal juga…!” kata Kiel.

Esok harinya… Kamar Kiel… HP Kiel berbunyi…

“Aduh…. Sekarang… jam 7 pagi kan….” Kata Kiel. “Siapa sih, yang menelpon…”
“Halo… Kiel? Terima kasihnya mengajakku jalan-jalan hari ini..!” kata Arciela. “A…Alciero…..!!!!” kata Kiel dalam hati.

“Ah…Iya…” kata Kiel. “Jadi kita mau jalan-jalan ke mana?” kata Arciela. “Mana ku tahu….” Kata Kiel dalam hati.

“Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar, kalau sudah menemukan tempat yang menyenangkan kita ke sana…” kata Kiel.

“Oh..! Oke..!!” kata Arciela. “Oke… Aku mandi dahulu baru ku jemput ke rumah mu…” kata Kiel. “Oke…!” kata Arciela sambil menutup HP nya.

“Gawat… aku harus mandi dulu….” Kata Kiel. Kiel melompat dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Sekitar Pukul 8… Kiel sudah keluar dari rumah… memakan waktu 20 menit sampai ke rumah Arciela…
Sesampainya di rumah Arciela, Kiel mengetuk pintu rumah nya, Alciero membuka pintunya.

“Hai, Kiel..!!!” kata Alciero. “Hai….” Kata Kiel. “Kenapa bersuara kecil seperti itu?!!” kata Alciero. “Aku baru bangun tidur…” kata Kiel.

“Oh, Hai Kiel..!” kata Arciela keluar. “Kita sudah bersiap untuk pergi?”

“Ya, Ayo kita pergi..!” kata Kiel. “Oke…! Kakak, jaga rumah ya…!!” kata Arciela.
“Tenang saja Arciela..!!!” kata Alciero. “Kiel! Jaga adikku baik-baik ya..!!” kata Alciero.

“Tenang saja…” kata Kiel.
Mereka pun pergi berjalan-jalan menuju stasiun kereta.

“Kalau dipikir-pikir… aku baru pindah ke sini 3 bulan yang lalu…” kata Kiel. “Sebenarnya kota ini praktis, kendaraan umum nya pun nyaman dan murah…”

“Ya… makanya aku suka tinggal di Flansera… “kata Arciela.

“Lalu… setelah aku pindah ke St. Michael, sebenarnya mengubah hidupku…” kata Kiel. “Aku jadi terlibat dalam kegiatan Gang War…”

“Aku bertemu banyak orang… Kau, Vincent, Ford, Enzo, Ren, Jack, Gill, Reventon, dan yang lainnya…” kata Kiel.

“Hehehe…. Bicara tentang Jack… bagaimana dia selagi aku tidak ada?” kata Arciela.
“Jack…sejujurnya saja… dia bergabung dengan rencana Reventon…” kata Kiel.

“Oh..! Bahkan Jack juga terlibat dengan Reventon….” Kata Arciela.

“Iya…” kata Kiel. “Mau kuceritakan semuanya selagi kau tidak ada?”

“Boleh…!” kata Arciela. “Sambil jalan saja kau menceritakannya…”
“Setelah kau menghilang dari Eternal Park dan dibawa kabur oleh Reventon…” kata Kiel.

“Ah…! Kereta nya sudah datang…! Ayo kita naik keretanya…!” kata Arciela.
“Oke…” kata Kiel.

Mereka masuk ke dalam kereta yang masih tidak ada penumpangnya karena masih pagi…

“Setelah kau menghilang, banyak kejadian yang terjadi…” kata Kiel.
“Apa saja itu…?” kata Arciela.

“Yah… gara-gara Reventon… hidupku jadi kacau…” kata Kiel. “Kau pasti tahu ceritanya yang pada saat itu kau di tawan di gudang sekolah…”

“Aku hanya tahu sampai aku dibawa kabur oleh Reventon saja… setelah itu aku pingsan…” kata Arciela.

“Setelah aku sampai ke atas atap, salah satu anggota Shining Sanctuary mengkhianati Reventon, Ren Lighthalzen…” kata Kiel.
“Ren Lighthalzen, murid kelas kita?” kata Arciela.

“Iya… dia berkhianat dari Shining Sanctuary, dan memulai hidup tanpa Gang…” kata Kiel. “Setelah itu, Ren terus dikejar oleh Reventon di sekolah…”
“Ohh… Lalu?” kata Arciela.

“Yah… Saat itu aku dan Ren berniat untuk pulang sekolah tanpa les…” kata Kiel. “Pada saat itu, Vincent dan yang lain ikut kabur membantu aku dan Ren di tengah jalan…”

“Hihihi….” Kata Arciela “Lalu, bagaimana lagi ceritanya…?”
“Aku sudah duga… tidak akan mudah kabur… ternyata benar… ada Reventon yang menghadang…” kata Kiel.

“Reventon…?” kata Arciela. “Lalu, bagaimana selanjutnya…?”
“Reventon bercerita kalau Shining Sanctuary telah berubah menjadi Neo-Shining Sanctuary…” kata Kiel.

“Yang kemarin kau bicarakan kepada kakak ku itu?” kata Arciela.
“Iya… lalu di saat itu Aku dan yang lain bertempur sambil berlari melawan Neo-Shining Sanctuary dan Jack…” kata Kiel.

“Lalu? Bagaimana caranya kau bisa menang?” kata Arciela.
“Yah… dibilang menang juga tidak…” kata Kiel. “Ah…! keretanya berhenti…” kata Arciela.
“Oke, kita keluar…” kata Kiel.

Saat mereka keluar dari gerbong kereta, di pintu gerbong sebelah mereka, keluar sekelompok orang yang sangat ramai.

“Hoi…! Kiel…!” kata salah satu dari mereka. “Itu kan…. Ren….” Kata Kiel. “Vincent, Enzo, Ford, Ren… kenapa kalian ada di sini…?!!!”

“Hehehe…. Kami kan hanya di beri tiket secara gratis oleh orang yang menggunakan kacamata hitam dan masker flu ini...” kata Ren.

Kiel berjalan ke arah orang berkacamata hitam dan masker flu itu…

“Alciero….” Kata Kiel. “Kakak…!” kata Arciela. “Alciero…!!!” kata Vincent dan Ren.
“Hahaha…!! Hai, Vincent, Ren…” kata Alciero. “Mengapa kau ada di sini?” kata Vincent.

“Tidak apa-apa dong…!! Kalau aku di sini..!! Hahaha...!” kata Alciero. “Yah… tidak apa-apa lah… setidaknya ada orang lain…” kata Kiel.

“Kita mau ke mana sekarang…??!” kata Ford. “Bagaimana kalau ke taman bermain di sana?!” kata Alciero. “Sepertinya di sana seru..!!”

“Oke…!!!” kata yang lain. “Kau menentukan sendiri ingin ke mana…” kata Kiel. “Sudahlah Kiel, lebih asyik kalau ramai kan?” kata Arciela.

“Ya sudahlah… kita main sepuasnya…!! Ini masih pagi…!!” kata Kiel. “Awas kalau ada yang lelah…!!”

“Kau ingin menantang kami ya?!” kata Enzo. “Oke…!! Ku terima tantanganmu…!!!” kata Ren.

Mereka pun masuk ke dalam taman bermain itu, yang bertuliskan di papan “Surga Dunia”

“Oke… kita main apa dulu…?!” kata Kiel. “Bagaimana kalau itu saja…” kata Ren. “Pemenggal Kepala…”

“Nama wahana macam apa itu….” Kata Kiel. “Kau takut… Kiel…?” kata Ren. “Tidak…!! Oke…!! Aku terima…!!” kata Kiel.

Kiel dan yang lain pun menaiki “Pemenggal Kepala” itu… Setelah turun…

“Hoek…!!! Aku tidak mau naik itu lagi…!!” kata Kiel. “Mana Ren…?”

Ren keluar dengan terluka-luka…

“Ren?” kata Kiel. “Kenapa kau bisa terluka parah begitu?”
“Begini…” kata Ren. “Saat aku baru ingin memasang sabuk pengamanku… Jet Coasternya meluncur…”

“Jadinya… saat di belokan terakhir aku terpental depan pintu…” kata Ren.
“Ahahahaha…!!!” tawa Alciero. “Dasar… tertawa di atas penderitaan orang lain….” Kata Kiel.

“Maaf, Maaf….” Kata Alciero. “Aku hanya bangga pada salah satu penerusku yang orangnya kuat dan ceria…”

“Al…” kata Vincent. “Ketua terdahulu.…” kata Ren. “Sejak kapan aku punya panggilan Ketua terdahulu… seperti di film silat saja…” kata Alciero.

“Oke… Kita main lagi sekarang…!!!” kata Ren. “Lukamu bagaimana…?!” kata Kiel. “Biarkan saja…!!” kata Ren.

Mereka pun main wahana demi wahana sampai sore…
“Tidak terasa… sekarang sudah sore…” kata Kiel. “Enzo sampai muntah 4 kali…” kata Vincent. “Ford sudah pingsan 2 kali…” kata Enzo. “Ayo kita main lagi!” kata Arciela.

Kiel, Enzo, Ford, Ren, Vincent, berpikir dalam hati… bahwa “Wanita ini mengerikan…!!!”

“Kita istirahat sebentar dulu…” kata Kiel. “Ya… itu ide yang bagus…” kata Ren.
“Bicara tentang istirahat… Kita belum makan dari tadi siang…” kata Kiel.

“Oh iya… sudahlah… kita lampiaskan saja pada makan malam….” Kata Enzo.
“Benar juga kata Enzo… menurut perhitungan ku sekarang pukul 5 sore… sebentar lagi juga waktunya makan malam…” kata Ford.

“Apanya yang perkiraan… di depan mu ada Jam dinding tuh…” kata Enzo. “Aku tidak melihat jam nya…!!! Serius…!!” kata Ford.

“Sudah merasa baikan, semuanya?!” kata Alciero. “Kalau sudah, ayo kita main…!!”
“Oke…!! Kata Ren.

Mereka bermain lagi sampai waktu menunjukkan pukul 7….

“Aku lapar….” Kata Ren. “Aku juga…” kata Kiel. “Oke… kita makan dulu…” kata Alciero.

Mereka pun mampir ke suatu restoran…

“Mau pesan apa…” kata Alciero. “Hmm… lihat menu nya…”kata Kiel. “Daftar di menunya sedikit juga… hanya 13 jenis makanan yang ada di sini…”

“Pesan semua yang ada di sini 7 porsi dengan nasi 21…” kata Alciero.
“Banyak sekali pesanannya…” kata Ren. “Yah… aku juga belum makan dari kemarin malam…” kata Kiel. “Aku juga…” kata Vincent.

“Tapi… siapa yang bayar semua ini….” Kata Kiel. “Tenang saja Kiel…. Makanan di Flansera murah…” kata Alciero.

“Harga semuanya… 3 Vold.... (1 Vold : 25.000 Rupiah) ” kata Pelayan restoran. “Murah sekali…” kata Kiel. “Benar kan…?” kata Alciero.

“Karena semua barang di sini tidak ada yang mengimpor, semuanya mengambil dari hasil Negara sendiri… jadi barang-barang di Negara ini murah…” kata Alciero.

“Ho…” kata Kiel. “Makanan di sini pun disajikannya cepat” kata Alciero. “Kenapa kau tahu?” kata Kiel. “Karena…” kata Alciero. “Profesi ku adalah sebagai pengamat Flansera.” Kata Alciero.

“Pengamat Flansera?” kata Kiel. “Orang yang mengamati aktifitas Flansera dan dibayar pemerintah…” kata Alciero. “Hoo… pekerjaan mu seru juga…” kata Kiel.

“Silahkan makanannya….” Kata Pelayan. “Oh… Oke…” kata Alciero. “Meja kita jadi penuh…” kata Ford. “Sudah… kita makan saja…!” kata Alciero.

Mereka pun menghabiskan semua makanan itu di meja… sesudah itu… mereka pulang menaiki kereta yang sama… Vincent, Ren, Enzo, dan Ford, menaiki kereta jurusan yang lain.

“Perutku penuh….” Kata Kiel. “Ahahaha…!” kata Alciero. “Yang penting… kita sudah kenyang…!”

“Kiel…! Mampirlah dulu ke rumah ku…! Ada hal yang ingin ku bicarakan…” kata Alciero. “Ah.. Oke…” kata Kiel.

Sesampainya di Rumah Alciero & Arciela…

“Ugh… aku ke toilet dulu…!” kata Alciero.
“Sepertinya tadi pagi kita membicarakan masalah Reventon…” kata Kiel. “Oh iya… Aku sampai lupa… hehehe…” kata Arciela.

“Tadi kita sampai mana ya? Oh iya bagaimana kau bisa menang..!” kata Arciela.
“Sebenarnya di bilang menang juga tidak… tetapi kami kabur menaiki bis…” kata Kiel.

“Yang menarik lagi… Bis yang kami tumpangi itu bis yang dikemudikan oleh Ayahnya Jack.” Kata Kiel.

“Paman Greg?” kata Arciela. “Iya” kata Kiel. “Lalu? Bagaimana lagi ceritanya?” kata Arciela.

“Lalu… aku bertempur lagi… hari di mana akhirnya kau pulang ke rumah ini…” kata Kiel. “Sepertinya tidak perlu diceritakan..”
“Tapi, aku tidak tahu ceritanya…” kata Arciela.

“Oke… lagi-lagi aku melawan Jack dan Reventon… ditambah lagi… ada satu anggota Black List yang berkhianat, ditambah lagi… Guru kesenian, Lucy… ia juga terlibat dalam Gang War…” kata Kiel.

“Ibu Lucy…?!” kata Arciela. “Iya…” kata Kiel. “Lalu sesudah mereka kabur… aku pergi ke kelas 2-E…”
“Ah… Maaf, Maaf…” kata Alciero sehabis keluar dari Toilet. “Nah… Kiel… soal masalah yang ingin ku bicarakan…” kata Alciero.

“Huaahhmm…. Akibat dari kenyang, aku jadi mengantuk…” kata Arciela. “Aku tidur dulu ya…” kata Arciela.

“Oke…” kata Alciero. “Begini Kiel… soal yang kemarin malam kau tawarkan… bukannya aku menolak… tapi ada masalah tentang anggota yang lain… mereka sudah tidak mau terlibat lagi…” kata Alciero.

“Cih…” kata Kiel. “Kalau begini terus... Reventon bisa memenangkan Gang War ini…” kata Kiel.

“Sebenarnya ada yang bisa kita lakukan… kata mereka... kita harus buktikan kalau kita butuh mereka…” kata Alciero.

“Aku sudah bilang ke pada mereka, besok sesudah pulang sekolah tolong berkumpul di belakang sekolah…” kata Alciero.

“Jadi… besok sesudah pulang sekolah aku harus ke belakang sekolah?” kata Kiel. “Akan ku temani…” kata Alciero.

Besoknya… di sekolah…

“Arciela…!!!” kata murid di kelas. “Kau masuk sekolah juga akhirnya…!! Ke mana saja kau…!”

“Aku sakit kemarin… hehehe….” Kata Arciela. “Kenapa tidak lapor ke sekolah?” kata murid itu lagi. “karena aku tidak ada waktu.” Kata Arciela.

Bel masuk Sekolah berbunyi…

Pelajaran pertama… Matematika…

“Arciela Rozell..!” kata guru matematika. “Hadir pak..!” kata Arciela. “Oh..! Kau masuk juga…” kata guru matematika. “Berarti, yang belum masuk tinggal Jack Iceberg saja… ke mana dia sebenarnya…”

Menit demi menit menunggu, akhirnya bel sekolah berbunyi juga… Setelah keluar kelas, Kiel pun menunggu Alciero di gerbang depan…

“Ah… lama sekali dia….” Kata Kiel. “Yo..! Kiel..!” kata Alciero. “Maaf terlambat 2 menit 52 detik…!”

  “Tidak apa-apa…” kata Kiel. “Lalu, sekarang kita ke belakang sekolah?”
“Ya, tapi sepertinya mereka belum ke belakang sekolah…” kata Alciero. “Oke… kita ke belakang sekarang.” Kata Kiel.

Mereka pun ke belakang sekolah untuk memastikan anggota Shining Sanctuary sudah datang atau belum.

“Yo… Alciero.” Kata anggota Shining Sanctuary. “Yo…! Crush…!” kata Alciero. “Crush…? Aku merasa tidak enak di sini…” kata Kiel.

“Ya… sesuai topic yang ku bicarakan kemarin…” kata Alciero. “Bagaimana? Mau bergabung dengan kami?”

“Maaf, kami sudah tak ada hubungan lagi dengan Reventon maupun Shining Sanctuary.” Kata Alciero.

“A…Apa…?” kata Alciero. “Apa kalian akan membiarkan Reventon berhasil menjalankan rencananya?” kata Kiel.

   “Hei, anak baru…” kata Crush. “Memangnya… apa rencana Reventon?”
“Rencana Reventon itu…!!!....” kata Kiel. “Oh iya… selama ini… aku selalu bilang, rencana Reventon… tapi… aku sama sekali tidak tahu apa rencana Reventon…” kata Kiel dalam hati.
“Hei…!” kata Crush. “Kau terdiam?! Hahaha…!! Kau juga tidak tahu?! Rencana Reventon..!!”

“…. Iya… aku… juga tidak tahu…” kata Kiel. “Hahaha…!! Anak bodoh ini memang bodoh…!!” kata Crush.

“Kebetulan aku sedang bosan… ayo… Alciero…! Ayo bertempur…!” kata Crush. “He… aku juga kena….” Kata Alciero.

Crush dan anggota Shining Sanctuary yang lain pun menyerang ke arah Alciero. Tetapi Kiel menangkis serangan Crush.

“Aku tidak takut dengan tantangan mu…!” kata Kiel. “Ayo…! Maju…!”
“Dasar…! Banyak gaya…!!” kata Crush sambil memukul Kiel. Alciero menangkis serangan Crush.

“Hahaha…!! Menarik… Crush…!” kata Alciero. “Oke…! Maju…!!!” kata Crush.
Anggota Shining Sanctuary mengepung Alciero dan Kiel.

“Kepungan yang sangat teratur… masih sama seperti dulu…” kata Alciero. “Hajar…!!!” kata Crush.
Shining Sanctuary pun menyerang dengan serentak.

“Komando yang singkat dan jelas… Bagus, Crush…” kata Alciero. Alciero menendangi anggota Shining Sanctuary yang mengepungnya.

“Waw…” kata Kiel. “Tendangan yang hebat, Alciero… masih seperti dahulu, ya…” kata Crush. “Razor Alciero Rozell”

“Hahaha…. Julukan yang sudah lama tak kudengar…” kata Alciero. “Kiel…!”
“Oke…!” kata Kiel sambil memukul orang di belakangnya.

“Kau bisa urusi orang-orang itu kan Kiel? Aku tidak bisa menghajar mantan anggota Shining Sanctuary.” Kata Alciero.

“Kalau aku tumbang, jangan marah…!” kata Kiel. “Oke…! Oke…!” kata Alciero. “Sejak kapan aku menjadi sering memukul orang…” kata Kiel.

“Mau satu lawan satu..?” kata Alciero. “Satu lawan satu… pertandingan yang paling ku sukai…” kata Crush.

“Oke…!” kata Alciero. “Maju…!” Crush memukul Alciero, Alciero menangkisnya dan melontarkan tendangan, datangkis oleh Crush.

“Sudah lama aku tidak merasakan pertempuran yang mendidihkan darahku seperti ini…” kata Crush.
“Aku juga…” kata Alciero. “Huh… bukankah kau sudah menjadi pemeliharaan pemerintah..?!” kata Crush.

“Heh… mau kuceritakan sebuah cerita…?” kata Alciero. “Cerita tentang apa itu…?” kata Crush.

“Ada sebuah anjing jalanan yang cantik…” kata Alciero. “Ia hidup dengan mencari makanan di tempat sampah dan di jalanan.”

“Ternyata cerita anjing….” Kata Crush. “Pada suatu hari, turunlah hujan besar…” kata Arcielo. “Ia kedinginan dan bersembunyi di balik kertas kardus…”

“Tanpa dia inginkan… satu orang datang memegang anjing itu, dan membawa nya ke rumah...” kata Alciero.

“Lalu apa yang terjadi pada anjing itu?” kata Crush. “Anjing itu mendapatkan kehangatan, dengan menjadi peliharaan di rumah itu…” kata Alciero.

“Intinya… Anjing itu sama sekali tidak berencana untuk menjadi peliharaan… tetapi ia tidak bisa melawan takdir…” kata Alciero.

“Kau ingin menyamakan diri dengan anjing itu?” kata Crush. “Kurang lebih seperti itu… aku sama sekali tidak merencanakan bekerja untuk pemerintah.” Kata Alciero.

“Aku hanya mengikuti takdir-ku sebagai makhluk hidup, takdir yang tidak bisa dihindari…” kata Alciero.

“Karena takdirku seperti ini, aku tidak mau adikku menjadi sepertiku… aku berusaha memberikan mimpi yang direncanakan oleh Adikku…” kata Alciero.

“Tapi… adikmu sudah terlanjur terlibat jauh dengan Shining Sanctuary… dengan Reventon.” Kata Crush. “Oleh karena itu, aku ingin melawan Reventon.” Kata Alciero.

“Sebenarnya… aku tidak suka mengoceh…!” kata Crush. “Ayo..! bertarung….!”
“Heh… kau mau aku serius atau tidak?” kata Alciero. “Serius…!” kata Crush.

Di saat yang sama… Kiel….

“Gah…!!!” kata Kiel. “Andai ada Black List yang lain di sini…” kata Kiel. “Yo Kiel…!” kata Vincent. “Vincent…!” kata Anggota Shining Sanctuary.
“Sedang apa kau di sini…?” kata Vincent. “Kebetulan sekali…” kata Kiel. “Bantu aku menghajar mereka..!”

“Agak susah menghajar anggota Shining Sanctuary…” kata Vincent. “Kau sama saja seperti Alciero…” kata Kiel.

“Mati kamu….!” Kata anggota Shining Sanctuary yang masih kelas 1 sambil melempar batu ke arah Vincent. “Apa…? Anak kelas 1…? Berarti…”

Di saat yang lain Alciero dan Crush…

“Ugh…” kata Alciero. “Sudah lama… kau ternyata tambah kuat ya…”
“Kau belum serius kan…” kata Crush. “Alciero…”

“Heh… ketahuan juga…” kata Alciero. “Tenang saja… aku tidak akan babak belur karena Razor Kick mu itu…” kata Crush.

Crush mengeluarkan sarung tangan besi, dan memakainya di tangan.

“Ayo bertaruh…” kata Crush. “Sarung tangan ini dapat menahan Razor Kick mu itu atau tidak.”
“Oke…” kata Alciero. “Razor Kick…” kata Alciero sambil menendang Crush, Crush berhasil menahannya.

“Aku berhasil menahannya, Alciero…” kata Crush. “Huh…” kata Alciero. “Razor…! Razor..!” Alciero melakukan Razor Kick berkali-kali.

“Aku masih bisa menahannya….!!” Kata Crush. “Crusher Punch…!!” kata Crush sambil meninju Alciero dengan sarung tangannya.

“Ugh…!!!” kata Alciero. “Rasakan ini…!” kata Crush. “Crusher Punch…!!” Crush meninju Alciero lagi yang terjatuh.

“Razor…” kata Alciero sambil menendang Crush. Sayangnya, hanya menyerempet wajah Crush.
“Argh…!” kata Crush. “Debu ini…! Sialan..!”

Alciero melompat dan menendang Crush di atas udara. “Razor… EX…!!!” kata Alciero sambil menendang Crush.

“Tidak berubah hasilnya walau di tambah EX…!!!” kata Crush sambil mencoba menangkis tendangan Alciero.

“Hasil berubah…” kata Alciero. Sarung tangan besi Crush hancur. Tendangan Alciero tepat mengenai dada Crush sampai terpental.

“Fuh… aku menang…” kata Alciero. “Sebaiknya aku temui Crush…”

Saat yang sama… Kiel dan Vincent…

“Heh…” kata Kiel. “Akhirnya habis juga…” kata Vincent. “Tidak enak juga memukul bekas bawahan…”

Dari arah belakang, Crush terpental ke arah Kiel. “Bwagh…!” kata Kiel sambil terjatuh. “Lho? Ini Crush…!” kata Vincent.

“Tolong angkat dia, Vincent…” kata Kiel. “Oke-oke…” kata Vincent sambil mengangkat tubuh Crush.

“Yo…!” kata Alciero. “Alciero..! Kau menang?” kata Kiel. “Alciero..! Mengapa kau di sini?!” kata Vincent.

“Hehehe… aku kalah Alciero…” kata Crush. “Kau memang kuat seperti dulu… aku sangat bangga kepada mantan ketua ku…”

“Tentu saja dong… kalau tidak kuat… aku tidak akan menjadi pendiri Shining Sanctuary…” kata Alciero.

“Haha… Hei kau…” kata Crush. “Anak baru… Kiel, Aku bukannya membiarkan rencana Reventon berjalan dengan lancar… Tetapi… ia dibantu oleh N.N… kami tidak bisa melawannya…”

“Tetapi… kau tetap menjalankan kegiatan dengan nama Shining Sanctuary bukan?” kata Vincent.
“Iya…” kata Crush. “Apa…?!” kata Alciero. “Bukankah tidak boleh menggunakan nama Shining Sanctuary lagi…?!” kata Alciero.

“Aku… hanya tidak ingin Shining Sanctuary berhenti begitu saja… jadi aku diam-diam menjalankan kegiatan dengan nama Shining Sanctuary…” kata Crush.

“Kiel… aku tau tentang Black List dan cerita tentangmu…” kata Crush. “Aku tak bisa membantu… tetapi… aku ada suatu informasi…”

“Informasi?” kata Crush. “Heh… aku selalu mencari Info tentang Neo-Shining Sanctuary…” kata Crush.

“Hari ini…” kata Crush. “Ada persiapan persenjataan di sekolah nanti malam…”
“Persiapan persenjataan…?!” kata Kiel. “Iya… kegiatan itu dilakukan oleh Reventon dan yang lainnya… menurut informasi…” kata Crush.

“Kalau ingin mengetahui segala nya… ke sana lah… dan cari tau sendiri jawabannya…” kata Crush. “Jawaban untuk apa kau bertempur, sebenarnya dengan siapa, dan resikonya…”

“Aku sudah tahu kenapa aku bertempur… dengan siapa… dan resikonya…” kata Kiel.

“Aku tak bisa mundur lagi… aku harus menghancurkan rencana mereka… apapun itu…!! Mereka telah melibatkan orang yang tak bersalah…!” kata Kiel.

“Oke…!” kata Vincent. “Kita ke sana nanti malam…!”







“…”

“Aku harus menemukan rencana Reventon sebenarnya… dan akan menghancurkannya…!!!”