Welcome

Welcome to Black List...!!! We Shared the Story we made... enjoy it...!!!

P.S:
Sorry... this story is displayed in Indonesian Language...

EPISODE 3 –TRAITOR Part I : “ESCAPE...!!!”- “Ajak kami sekalian dong…!!”

“Jadi…” kata Kiel. alasan dia bergabung dengan Reventon…”
“Iya…”kata Ren. “Untuk melindungi teman-teman yang paling dia hormati…”

“Reventon…” kata Kiel. “Kau satu-satunya yang tak akan ku maafkan! Memanfaatkan kelemahan orang lain, demi mendapatkan yang dia inginkan…”

“Kiel…” kata Ren.

“Simpan dulu kemarahanmu itu Kiel.” kata Ford. “Uwaaaaa…!!!” kata Kiel dan Ren.

“Menurut perkiraan ku… hari ini… Ren Lighthalzen dalam bahaya…” kata Ford. “Hari ini… Reventon masuk sekolah…? Mungkin dia mengincar Ren, oleh sebab itu… kita sebaiknya hati-hati…”

“Mengapa Reventon masih mengincarku...? sebenarnya dia tidak untung dan tidak rugi… dia mendapatkan Jack, dia kehilangan diriku.” Kata Ren.

“Mungkin benar kata-kata mu, tapi untuk berjaga-jaga, sebaiknya kau pulang cepat hari ini.” Kata Ford.

“Tenang saja…” kata Ren. “aku bisa menjaga diri sendiri… kalian tidak perlu khawatir.”

“Ren…” kata Kiel.

Tiba-tiba Reventon dan beberapa anggota Reventon masuk…
“Kau…!” kata Kiel. “Reventon…!!”

“Aku tidak ada urusan denganmu… aku ada urusan dengan Ren…” kata Reventon.

“Ren tidak perlu mendengarkan kata-kata mu…!!!” kata Kiel. “Tenang Kiel…” kata Ren. “Ini bisa kuhadapi sendiri…”

Mereka keluar kelas…

“Mau apa kau datang ke sini… Reventon…” kata Ren. “Tentu saja untuk menanyakan informasi tentang kelasmu..” kata Reventon. “Ada perkembangan…?”

“Sejak kapan aku mulai mengikuti perintah mu lagi…?” kata Ren.

“Oh…” kata Reventon. “Aku lupa… kau sudah keluar dari Shining Sanctuary… tapi… aku mengingatkanmu… Ren… Hati-hati sepulang sekolah…”


“Apa katamu…?!” kata Ren. “Sudah ya… Bye…” kata Reventon.

Kiel dan Ford ikut keluar kelas…

“Ren…!” kau tidak apa-apa?!”kata Ford. “Ford… Kiel…”kata Ren. “Nanti aku pulang cepat…”

“Biar kami ikut dengan kau, Ren…!” kata Ford. “Tidak usah… aku bisa mengurusi diriku sendiri. “Tapi…” kata Kiel. “Tenang… aku tak mau kalian terlibat dengan ku…” kata Ren.

Bel masuk sekolah sudah berbunyi…

Pelajaran pertama… Matematika…

“Ren, kau tidak apa-apa? Kau kelihatan gelisah.” kata Kiel. “Aku tidak apa-apa…” kata Ren. “Jack Iceberg…” kata Guru yg sedang mengajar. “Jack Iceberg…” kata Guru lagi.

“Hmm… dia tidak masuk sekolah lagi rupanya… sebenarnya sedang apa dia” kata guru matematika.

“Sudah dua orang jadi korban… bahkan keduanya adalah murid di kelas ku…”kata Kiel dalam hati.

“Lihat saja Reventon… tak akan kubiarkan satu orang lagi jadi korban…” kata Kiel. “Saat waktunya tiba… akan kuhajar kau…”

Pelajaran Kedua… Kesenian…

“Sebentar lagi istirahat sekolah…” kata Kiel. “Kau tidak apa-apa kalau keluar kelas, Ren?”

“Aku tidak keluar kelas pun, masih memungkinkan Reventon menemuiku.” Kata Ren.

“Nanti kau dikelas saja, kalau kau mau titip, aku belikan.” Kata Kiel. “Tidak usah… aku keluar saja… jika aku keluar, maka Reventon akan lebih kesulitan mencari ku…”

“Kiel Lowenhart…! Ren Lighthalzen..!” kata Guru kesenian. “Silahkan ngobrol di luar kelas…!!!” kata Guru kesenian.

Kiel dan Ren keluar kelas.

“Uuuh… ini gara-gara kau Kiel…” kata Ren. “Apa…?!” kata Kiel.

“Ahahaha..!” kata Reventon. “Kalian menunggu untuk di mangsa disini…?”

“R…Reventon…!”kata Ren dan Kiel. “Mengapa kau di sini Reventon…!” kata Kiel.

“Ahahaha… untuk melihat kau meratapi nasibmu…” kata Reventon. “Bukankah kau kehilangan teman-teman mu..?”

“Sialan…!” kata Kiel dan Ren.

Kiel dan Ren memukul ke arah Reventon, tetapi tidak diduga… seseorang menghentikan pukulan itu.

“Tak akan kubiarkan…”

“J…Jack..!!!!” kata Kiel. “Jack… Iceberg…” kata Ren. “Ahahaha…. Sekarang… aku menantangmu… bertarung sekarang…” kata Reventon.

“Bagaimana Kiel…?!!” kata Reventon. “Kau mau bertarung dengan sahabatmu sendiri…?!! Pasti tidak… betul?!!”

“Aku setuju…” kata Kiel. “Aku mau menyadarkan si bodoh ini…!” kata Kiel. “Ayo…! Jack…!” kata Kiel.

“…Ayo…” kata Jack.

“Ren, urus Reventon…” kata Kiel. “Aku akan bertarung…! Bersiaplah… Jack…!”

    “Kiel… dia melakukan pertempuran yang tidak dia inginkan…” kata Ren dalam hati. “Aku harus membantunya…”

“Ayo…!!! Reventon…!!!” kata Ren. “B…Beraninya kau…!!!” kata Reventon.

Kiel berlari ke arah Jack. Kiel langsung memukul ke arah Jack. Jack berpindah arah ke sebelah kanan Kiel.

“Jack..!!!” kata Kiel. “Kenapa kau pindah ke rencana Reventon…!” kata Kiel. “Kau… tidak… perlu tahu…!!!” kata Jack.

Jack mencoba memukul ke arah Kiel. Kiel menghindar dan menodongkan senjatanya ke arah Jack.

“Kalau kau tidak memberi tahu alasannya… aku tidak ragu-ragu menekan pelatuk ini…!!” kata Kiel. “Aku juga tidak akan segan-segan…” kata Jack.

Jack memukul Kiel tepat sasaran, Kiel menodong senjatanya lagi. “Kiel….” Kata Jack. “Huwoooo…!!!!” kata Kiel sambil mencoba menekan pelatuknya.

Sementara itu… Reventon dan Ren.

“Ren… kembalilah ke Shining Sanctuary…” kata Reventon. “Tidak… akan…!!!” kata Ren sambil memukul Reventon.

“Hm… Ahahahaha…!!!” kata Reventon. “Menarik… ayo bertempur…!!!” kata Reventon. “

“Uwoooo…!!!!!!” kata Ren. “KIEL!!!! REN!!!!” kata Guru kesenian sambil membuka pintu kelas. “Kenapa rebut sekali diluar…?!!!”

“Ini… R…Reventon dan J..Jack…!!” kata Ren dan Kiel. “Haaah??” kata Guru kesenian. “kalian bermimpi…?!!”

“Haaah…?” kata Kiel. “Di mana mereka berdua…?”
“Fufufu…. Kali ini… kubiarkan dulu…” kata Reventon. “Iya kan… Jack…?” kata Reventon. “Kiel…” kata Jack.

“KIEL…!!! REN…!!! Karena kalian ribut terus di luar kelas…!!!” kata Guru kesenian. “Kalian tidak boleh pulang setelah jam 5…!!!”

“Apa…?!!” kata Kiel.

Bel istirahat berbunyi…

“Gawat ini Ren…” kata Kiel. “Tenang saja Kiel… aku punya Rencana khusus…” kata Ren.

“Wah…! Apa itu Ren?!” kata Kiel. “Kabur…!” kata Ren. “Sedikit kasar… tapi patut dicoba…” kata Kiel.

“Yah… jam 5… kita pulang sekolah seharusnya jam 1 siang kan…?” kata Kiel. “Sebaiknya… kita kabur saat jam 1 siang…”

“Yah…. Tapi ada satu masalah yang aku khawatirkan…” kata Ren. “Apa itu…?” kata Kiel. “Lihat saja nanti…” kata Ren.

Beberapa jam kemudian…

“Aku bosaaaannn….!!!” Kata Kiel. “Jangan begitu Kiel… lebih baik kita pikirkan rencana B…” kata Ren. “Hmm… apakah rencana kita kurang bagus…?” kata Kiel.

“Tentu saja tidak… kau kira orang-orang di sekolah tidak dapat melihat kita..?” kata Ren. “Apalagi si Lucifer itu…” kata Ren.

“Lucifer…?” kata Kiel. “Ibu Lucy… guru kesenian kita…” kata Ren. “Hooo… ternyata kau tipe orang yang suka buat julukan untuk guru..” kata Kiel.

“Hehe…” kata Ren. “Ah…!” kata Kiel. “Lihat di luar, Ren…!!”

“Itu…. Reventon…!!! Dia menunggu di depan gerbang…!!” kata Ren. “Apakah dia tidak sekolah…?”

“Cih…!!! Tidak kusangka masalah ini bertambah…!” kata Ren. “Bagaimana ini…?”

Bel keluar sekolah berbunyi… Suara kepala sekolah terdengar dari speaker…

“Saatnya pulang sekolah…” kata Kepala sekolah. “Diperingatkan pada siswa untuk pulang langsung ke rumah, bagi murid kelas 2, yang hari ini ada kegiatan les… diwajibkan mengikuti les, bagi yang tidak tidak mengikuti les, sebaiknya minta izin kepada guru piket di samping gerbang sekolah.”

“Nah…. Ini masalah pertama…” kata Ren. “Jika les… gerbang ditutup dan harus minta izin jika tidak mengikuti les…”

“Fufufu….” Kata Kiel. “Aku punya rencana untuk ini…” kata Kiel.

“Apa itu…?!” kata Ren. “Satu…! Berpura-pura menjadi anak kelas 1… Kedua…! Berpura-pura menjadi anak SD…!! Ketiga…! Bilang saja kita ada keperluan di luar…” kata Kiel.

“Rencana kesatu itu tidak mungkin…” kata Ren. “Kenapa…?” kata Kiel. “Kau itu sudah dikenal oleh karyawan sekolah ini…” kata Ren.

“Apa…?” kata Kiel. “Hmm…begini.. Kiel…” kata Ren. “Berkat kejadianmu sebelum masuk sekolah… Kepala sekolah dengan bangga menceritakannya kepada karyawan-karyawan sekolah… Sehingga semua karyawan sudah tau…” kata Ren.

“Ho… rupanya aku terkenal juga…” kata Kiel dengan bangga. “Jangan senang dulu…!!!” kata Ren. “Ehem… kita mulai di rencana ke-2…”

“Haha… rencana kedua aku yakin akan berhasil…” kata Kiel. “Begini Kiel… sebaiknya rencana ini dibuang ke tempat sampah bagian organik dan cepat-cepat dibakar…” kata Ren.

“K….Kenapa…?!!” kata Kiel. “Rencana ini… memiliki kelemahan yang sangat fatal…” kata Ren. “Apa itu…?” kata Kiel. “SEKOLAH INI TIDAK MEMPUNYAI SD, BODOH…!!!” kata Ren.

“Atatata…. Oke oke… kalau rencana ketiga…?” kata Kiel. “Hmm… ini juga tidak bisa…” kata Ren. “Kenapa lagi…?” kata Kiel.

“Kita kembali ke rencana pertama… Semua karyawan sudah tau siapa kau, dan ibu Lucy itu orang yang besar mulut…” kata Ren.

“Jadi… tidak mungkin jika dia tidak menyebarkan cerita ini… apalagi, dia pasti menyuruh guru piket untuk melarang kita ke luar sekolah…” kata Ren.

“Jadi begitu… jadi… bagaimana kita bisa kabur dari sini…?” kata Kiel. “Begini… kita pulang sekolah jam 1… pulang les jam 3… dan kita dikurung di sini sampai jam 5… “ kata Ren.

“Kita harus mengambil Golden Spot nya…” kata Ren. “Jam 1 siang…” kata Kiel. “Benar... yang kita lakukan hanya satu…” kata Ren.

“Apa itu…?!” kata Kiel. “Ada satu kerabat kita… dia tidak pernah mengikuti les di sekolah, karena dia ada les di luar sekolah…” kata Ren.

“Siapa dia…?” kata Kiel. “Stravillion… Ford Stravillion…” kata Ren. “Apa…?! Dia…” kata Kiel.

“Tapi… sebenarnya ada masalah..!” kata Kiel. “Apa itu…?” kata Ren.

“Ford…. Di mana… dia…?” kata Kiel.

Ren melihat jam tangannya…. Waktu menunjukkan pukul 1:07…

“AAAA…..!!!!” teriak Ren. “Kita….!!! Harus segera…!!! Kabuuuuuurrr…….” Ren kabur meninggalkan Kiel.

“Ren…!!!” kata Kiel. “Tunggu aku…!” Kiel ikut lari mengejar Ren.

Mereka lari sangat cepat… saat mereka lari ke luar gedung mereka melihat Ford sedang berjalan…

“F….Ford….!!!” kata Kiel. “…?...” Ford menengok ke belakang. “Aku… minta… tolong…!!!” kata Kiel. “Apa itu…?” kata Ford. “Hosh…. Bawakan tas kami keluar…” kata Kiel.

“Hoo… masalah Reventon lagi kah…?” kata Ford. “Benar…” kata Ren. “Baiklah aku bawakan tas kalian keluar…” kata Ford.

Ford berjalan ke gerbang sambil membawa 3 tas… sampai di gerbang…

“Oh… Ford… seperti biasa, kau ingin pulang ya..?” kata Guru piket. “Hehe… iya… karena saya ada les di luar sekolah…” kata Ford.

“Hoo…Tapi… buat apa kau membawa 3 tas…?” kata Guru piket. “Ahaha… karena…saya membawa banyak buku ke sekolah…He…Hehehe…” kata Ford.

“Hmm… B…Baiklah… kau boleh pulang Ford. “T…terima kasih…!” kata Ford sambil berlari.

Ford berlari membawa 3 tas sekaligus, tetapi… ditengah-tengah jalan… dia melempar 2 tas itu kembali ke dalam pagar…

“F…Ford…!!!!” kata Kiel. “….Sialan dia… besok kalau ketemu lagi… kuhajar dia…”

“Tenang… Kiel…!” kata Ren. “Aku punya rencana lagi…!!”
“ Apa itu…?!” kata Kiel. “Begini Kiel… kujelaskan sambil berlari…!” kata Ren.

Mereka berdua mengambil tas mereka…. Mereka mulai berlari ke bagian belakang sekolah…

“Mengapa kita berlari ke halaman belakang sekolah..?” kata Kiel. “Begini… kita lempar tas kita keluar pagar belakang…” kata Ren. “Lalu kita ke pintu depan dengan alasan jajan… jadi… karena kita tidak memakai tas… guru piket membolehkan kita keluar…”

“Hoo… brilian juga…” kata Kiel. “Nah… kita sampai…!!!”
“Lempar tas kita…!!!” kata Ren. “Satu… Dua… Tiga…!!!” kata Kiel dan Ren.

Mereka melempar tas mereka melewati pagar… setelah itu… mereka berlari ke depan gerbang lagi…

“Oke….!!!” Kata Kiel. “Sepertinya rencana ini akan berhasil…!!!”
“Ahaha…!! Siapa dulu yang memikirkan rencananya…!” kata Ren.

Mereka sampai ke depan gerbang… Mereka mencoba keluar… tetapi di hadang oleh guru piket…

“Hei… mengapa kalian keluar…? Bukankah kalian di hukum oleh Lucifer..?” kata Guru piket.

“Ahaha… Ternyata… ibu juga suka menjuluki guru ya… ternyata anda punya hobi yang sama dengan Ren…He…hehehe…!” kata Kiel.

“Begini bu…” kata Ren. “Kami di suruh oleh Ibu Lucifer untuk mengikuti les…. Jadi… kami pergi jajan keluar… boleh kan, bu?” kata Ren.

“Baiklah… Kalian diizinkan untuk jajan di luar…” kata Guru Piket. “Terima kasih…!!!” kata Kiel sambil berlari ke luar.

Mereka berlari kencang sampai ke belakang sekolah… Pada saat yang sama… di belakang sekolah…

“Lho…? Ini kan tas nya Kiel dan Ren…” kata Ford. “Hmm… biar aku urus…”

Ford melempar tas milik Kiel dan Ren ke dalam sekolah… kejadian itu dilihat oleh Kiel dan Ren.

“Ford….” Kata Kiel. “AAAAAAA….!!!! Daritadi kau selalu mengganggu kami…!!! Sudah bosan hidup…?!!!”

“Aaaa….!!” Kata Ford. “Aku kan tidak tahu….!” Kata Ford. “Yang melakukan itu kepribadian lainku…!” kata Ford.

“Kepribadian… lain..?” kata Kiel. “Iya… aku mempunyai kepribadian ganda… hehehe…” kata Ford. “Sekolah ini makin aneh saja…” kata Kiel.

“Hoo… ini bagus untuk dicatat…” kata Ren. “Apanya yang bagus untuk dicatat…!!!” kata Kiel. “Bagaimana tentang tas kita di dalam…!!!” kata Kiel.

“Hahaha….! Butuh Bantuan…?!” kata Enzo. “Ah…! Enzo…!!” kata Kiel. “Fufufu… sudah kuduga ada suara berisik di sini… pasti Kiel dan Ren…” kata Vincent.

“Hmm… murid yang dibanggakan kepala sekolah di St. Michael, menjadi murid yang pertama kali kabur… Buruk…” kata Gill. “Ehehe….. aku jadi malu…” kata Kiel.

“Bodoh…!” kata Ren. “Bantu kami di sini..! Enzo, Vincent, Gill…!” kata Ren. “Baiklah… tapi ada syaratnya…” kata Enzo. “Kami harus ikut…!” kata Enzo.

“Enzo…” kata Kiel. “Ayo..! lempar tas kami dan tas kalian…!!!” kata Kiel. “Oke…!!!”

Mereka melempar tas dan cepat lari ke luar… setelah sampai ke luar… akhirnya mereka bertemu juga di belakang sekolah…

“Baiklah…!!” kata Enzo. “Kita pergi…!!! Ford…!!! Kau juga ikut…!!!”
“Huweee….! Aku juga ikut…?” kata Ford. “Baiklah…! Apa boleh buat…!!”

Mereka berjalan melewati jalan kecil di belakang sekolah…

“Ahahaha….!!! Sudah kuduga kalian kabur lewat belakang…!!”

“Kau…!!!! Reventon…!!!” kata Kiel.


“Heh…! Sudah kuduga…! Ini tak akan semudah yang aku pikirkan…”

0 comments: